HONGKONG|DutaIndonesia.com – Salah seorang pekerja migran Indonesia (PMI), Supartiah, sedang mengalami musibah beruntun saat hendak pulang ke Indonesia. PMI asal Kediri, Jawa Timur, ini gagal mudik sesuai jadwal penerbangan beberapa kali karena dinyatakan positif Covid-19 ketika berada di Bandara Internasional Hongkong. Supartiah pun harus menjalani karantina. Padahal saat tes antigen hasilnya selalu negatif.
Yang menyedihkan, visanya sudah habis masa berlakunya, sehingga dia kesulitan mencari tempat tinggal saat harus keluar dari karantina. Dia juga tidak lagi memiliki majikan.
“Selamat pagi bu. Ini saya sudah di karantina. Dari awal test antigen garis 1 terus bu tapi pas test PCR buat penerbangan selalu positif. Tanggal 6-4-2022 test antigen Garis 1 dan test PCR hasilnya tanggal 7 -4-2022 hasilnya positif. Jadi saya gagal terbang pulang los bu. Tanggal 8 karantina pemerintah di Hung Shui Kiu Yuen Long, tanggal 13 keluar dari karantina. Tanggal 15 swab di Victory Park negatif. Tapi tanggal 16-4-2022 saya tes PCR hasil positif penerbangan tanggal 17-4-2022 gagal lagi,” kata Supartiah kepada Hj. Fatimah Angelia, diaspora Indonesia di Hongkong yang menjadi petugas di pusat karantina Covid-19 di kota tersebut, melalui aplikasi WhatsApp.
Bukan hanya itu, tanggal 19-4-2022 dia test swab lagi di Victory hasilnya masih positif sehingga dia menjalani karantina.”Visa saya tanggal 19 kemaren expired sedangkan saya sudah tidak punya majikan. Jika nanti saya keluar dari sini saya harus tinggal di mana bu?Saya pengin pulang Indonesia,” katanya.
Fatimah Angelia yang juga Ketua PCI Muslimat NU Hongkong-Macau pun akhirnya membawa Supartiah ke KJRI.
“Akhirnya mbaknya berhasil ku antar naik taksi menuju KJRI. Semoga baik-baik saja sampai pulang kampung di Kediri 1 Mei 2022,” kata Hj. Fatimah Angelia, diaspora Indonesia yang sudah lama tinggal di Hongkong.
Namun Supartiah belum beruntung saat minta bantuan di KJRI. Karena itu Fatimah mencarikan alternatif lain agar perempuan itu bisa tinggal sementara di Hongkong sebelum pulang ke Tanah Air.
Akhirnya seorang pekerja sosial di Hongkong bernama Christie bersedia menampungnya.
“Christie ini orang baik. Dia kenal saya karena melihat di televisi aktivitas sosial saya selama di Hongkong. Dia pun mau menampung mbaknya, mengurus segala sesuatunya, sampai bisa terbang ke Indonesia,” katanya.
Sebenarnya Minggu 1 Mei 2022 atau sehari sebelum Lebaran kemarin, Supartiah sudah bisa berlebaran bersama keluarganya di Kediri. Tapi, menurut Hj Fatimah, Supartiah baru bisa pulang ke Indonesia tanggal 8 Mei 2022. (gas)