MOJOKERTO| DutaIndonesia.com – Lembaga Pendidikan di bawah naungan Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto dan Siwalankerto Surabaya menggelar wisuda untuk siswa Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah serta SMA Unggulan dan SMP Unggulan Berbasis Pesantren, dilanjutkan wisuda siswa Madrasah Bertaraf Internasional atau MBI pada Sabtu hingga Minggu (10-11/7/2023).
Acara wisuda yang diwarnai wajah-wajah para wisudawan wisudawati yang cerah ceria itu berlangsung megah meriah.
Hadir pula ribuan keluarga walisantri yang memadati lokasi acara wisuda. Saking banyaknya keluarga walisantri yang ingin mengikuti acara wisuda, kawasan Kembangbelor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto yang merupakan tempat Ponpes Amanatul Ummah, macet total. Terlihat semua lahan milik warga maupun milik pihak desa tersebut yang semula kosong dipenuhi kendaraan milik walisantri yang parkir.

Begitu pula penginapan di sekitar Ponpes Amanatul Ummah, penuh selama tiga hari dibooking walisantri yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air.
Hadir dalam kesempatan itu pendiri dan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MAg, Bu Nyai Hj Alif Fadhilah, Ning Zahro, Koordinator SMP dan SMA BP Haji Muhammad Ilyas Lc., MA, para wakil koordinator, dan para guru.
Saat digelar wisuda SMA Unggulan dan SMP Unggulan Berbasis Pesantren, Koordinator dua lembaga pendidikan itu, Haji Muhammad Ilyas L c M A, atau lebih akrab disapa Gus Ilyas, menyampaikan petuah kepada siswa yang diwisuda hari itu.
“Harapan kami kepada anak-anak, kalian harus tetap menjaga hafalan Al Quran-nya, dijaga Qurannya ya. Terus dideres, atau dibaca berulang-ulang terus setiap hari, karena pekerjaan penghafal Al Quran itu ya menjaga hafalan sampai 30 juz. Itu cita-cita penghafal Al Quran,” kata Gus Ilyas.

Gus Ilyas berharap selepas dari Ponpes Amanatul Ummah, walisantri bisa melanjutkan program tahfidul Quran di rumah. Dijaga hafalan Al Quran putra putri panjenengan agar tidak lupa. Harus terus dideres.
“Kami sangat bangga pada anak-anak SMP BP tahun ini yang mencatat sejarah, pada wisuda tahfid kemarin mereka ini yang diwisuda terbanyak. Ada 158 anak, yang 30 juzz 9 anak. Ada yang 15 juzz. Ini terbanyak sejak berdirinya SMP BP,” katanya.

Selanjutnya, kata Gus Ilyas, menjadi tugas walisantri untuk terus mengingatkan putra putrinya agar terus menerus menghafal Al Quran.
“Tugas panjenengan untuk tetap menyuruh agar putra putri hafalannya tidak dilupakan. Sampai di jenjang berikutnya, di mana-mana saja, terus jaga hafalan Al Quran. Pak Yai menyarankan anak-anak melanjutkan ke SMA BP sebab di SMA ini ada hafalan Al Quran-nya. Misalnya mau ke pesantren yang ada tahfidnya, tapi saya rasa tidak ada yang berhasil dua-duanya seperti di SMA BP. Karena dalam tahun ini saja, kita bisa mengantarkan siswa yang hafal 30 juz tembus ke ITB, bukan fakultas yang kaleng-kaleng lagi, tapi Fakultas Teknik Pertambangan dan Teknik Perminyakan ITB, itu satu-satunya 30 juz, putri kami ada yang 15 juz masuk Fakultas Kedokteran melalui jalur prestasi karena tahfid,” katanya.
Gus Ilyas juga mengingatkan agar para siswa tidak melupakan jasa para guru, sebab adanya mereka seperti sekarang ini tak lepas dari jasa para guru tersebut.
“Jangan lupakan jasa para gurumu di SMP BP ini. Kalian lulus dengan rasa bahagia, dengan senyum, tidak lupa jasa guru dan romo kiai yang selalu mendoakan kalian. Khususnya anak-anak kelas 12,” katanya.
Sebelum perpisahan ini, Gus Ilyas berharap bisa mengantarkan anak-anak ke jenjang berikutnya. Jangan sampai bingung mencari universitas.
“Ihtiar kami terus agar mereka bisa masuk kampus yang mereka kehendaki, meski memang ada beberapa anak yang belum mendapatkan kampus yang mereka kehendaki. Tapi hampir semuanya sudah banyak yang diterima di perguruan tinggi yang diinginkan.”
Gus Ilyas juga wanti-wanti jangan sampai anak-anak lupa sholat fardu. Setelah lulus jangan sampai lupa sholat berjamaah sebab saat di pesantren mereka selalu diobraki, diingatkan agar sholat wajib tepat waktu. Karena itu, nanti walisantri agar mengingatkan putra putrinya agar tak meninggalkan sholat fardu.
“Dan karena kalian juga tahfid, jangan sampai tidak memegang Al Quran atau deres Al Quran, setiap hari. Bila menyepelekan kita hukum saat di pesantren. Tapi nanti walisantri harus mengawasi agar dijaga Al Qurannya,” katanya.
Dalam mencari ilmu, kata Gus Ilyas, ada dua tahap. Kesukseskan kalian 10 tahun ke depan sangat ditentukan dua hal itu. Pertama lingkungan atau teman kalian. Dan kedua buku bacaan kalian.
“Dua hal itu bila bisa diselaraskan, pasti kalian akan sukses. Penting mencari teman yang baik, memilih dan memilah pergaulan, khususnya di kota sebab sebagian besar kampus tempat kuliah kalian nanti ada di kota.”
“Ilmu komponen sangat penting. Nempeli ilmu karena sering membaca buku. Entah Al Quran, kitab, buku pelajaran, dan lain-lain. Keberkahan ilmu bila memuliakan ilmu, termasuk guru gurunya. Siapa yang pernah mengajari kalian hingga sampai posisi ini. Manfaat ilmu bila mendapat ridho dari Pak Kiai dan Bu Nyai. Jangan lupakan jasa beliau saat mendidik di pesantren ini,” katanya. (gas)