Stok Mencukupi, Kebutuhan Hewan Kurban Naik 6%

oleh
Hewan kurban Idul Adha di Gedangan
Salah satu lokasi penjualan hewan kurban milik Ahmad Junaedi, owner dari Dejong Farm, di kawasan Gedangan Sidoarjo.

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Jumlah hewan kurban yang dipotong saat Idul Adha 2023 naik hingga 6 persen dibanding tahun lalu. Ketersediaan hewan ternak di Jawa Timur (Jatim) surplus alias sangat mencukupi untuk kebutuhan kurban.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, stok hewan kurban sangat mencukupi. Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kelangkaan sapi, kambing, domba maupun kerbau untuk kebutuhan Idul Adha 2023.

Saya sudah berkunjung ke berbagai sentra ternak khususnya sapi dan dipastikan stok hewan kurban kita sangat cukup, kata Khofifah di sela-sela kunjungan ke Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, Minggu 25 Juni 2023. 

Sebelumnya Khofifah juga meninjau RPH Pegirian Surabaya dan RPH di daerah lain. Khofifah minta RPH menerapkan animal welfare pada hewan kurban. Yakni dilarang membanting hewan kurban sebelum disembelih, menggunakan pisau tajam untuk menyembelih hewan, dan mengawasi kesehatan hewan.

Khofifah menambahkan, masyarakat juga harus memastikan syarat sah hewan kurban secara agama. Termasuk sehat yang ditunjukkan bukti surat keterangan veteriner yang memastikan ternak bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD). Jadi kondisi hewan kurbannya harus dalam keadaan sehat sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat luas, kata dia.

Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani, mengatakan, jumlah hewan kurban pada Idul Adha 2023 diproyeksikan naik 5,5-6 persen atau sebanyak 303.936 ekor hewan dipotong. Terdiri dari 56.686 ekor sapi, 211.946 ekor kambing, 35.291 ekor domba dan 13 ekor kerbau.

Kalau bisa naik sampai sepuluh persen pun tidak ada masalah karena stok hewan kurban kita surplus, cukup aman, kata Indyah seperti dikutip Senin (26/6/2023).

Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Timur, pada Idul Adha 2022 lalu total hewan kurban yang dipotong sebanyak 286.330 ekor terdiri dari sapi 53.151 ekor, kambing 200.807 ekor, domba 32.360 ekor, kerbau 12 ekor.. 

Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan di sejumlah daerah Jatim memasifkan pemeriksaan penjual hewan kurban. Para penjual hewan kurban saat ini banyak bertebaran di pinggir-pinggir jalan atau di lahan-lahan kosong milik warga. 

Pemkot Surabaya misalnya semakin intens melakukan pemeriksaan hewan yang diperjualbelikan menjelang Idul Adha 1444 Hijriyah. Dari target sekitar 5.000 ekor yang akan diperiksa, pemeriksaan oleh Pemkot Surabaya baru menjangkau 2.000 ekor.

“Sudah sekitar 30 persen, hampir 2.000 ekor. Nantinya, sampai H-1 kita lakukan pengecekan, karena tanggal 28 Juni sudah ada yang melakukan pemotongan,” kata Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya, drh Sunarno Aristono di Surabaya, kemarin.

Pemeriksaan hewan kurban di Kota Pahlawan dilakukan sejak 19 Juni hingga Selasa 27 Juni 2023. Petugas memeriksa kelengkapan dokumen dan kesehatan hewan.

“Kita periksa Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal, kemudian lokasi penjualan apakah sudah perizinan dengan kecamatan setempat. Kalau kita (DKPP Surabaya) tentang hewannya,” kata Aristono.

Aristono mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan DKPP Surabaya ini meliputi mata, mulut, perut hingga kulit hewan kurban. Ini untuk memastikan hewan telah memenuhi syarat kurban atau belum.

Pemeriksaan ini juga untuk memastikan hewan bebas dari sejumlah penyakit. Di antaranya, tidak terkena Penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy skin disease (LSD), dan Peste des petits ruminants (PPR).

“Misalnya mulut tidak boleh ada luka, hidungnya tidak boleh ada lebam, matanya harus bersinar, kaki dan tubuh semua tidak boleh ada luka maupun benjolan karena khawatirnya ada penyakit LSD. Kotoran juga harus normal, tidak diare dan nafsu makan baik. Pemeriksaan berlangsung hingga H-1 Hari Raya Idul Adha atau tanggal 27 Juni 2023. Pihaknya pun mengimbau masyarakat yang akan membeli hewan kurban untuk mengetahui ciri-ciri hewan sehat. Di antaranya nafsu makan baik, mata bersinar, skrotum dua lengkap serta tidak berliur berlebihan. “Kemudian bisa berdiri tegak, kotoran harus padat, kaki dan tubuh tidak ada luka-luka dan benjolan,” jelasnya.

Selain ciri fisik dan bukti administrasi, hewan kurban yang telah memenuhi standar kesehatan di Kota Surabaya juga dilengkapi penanda berupa ear tag dengan barcode. Melalui ear tag, calon pembeli bisa mengetahui identitas kepemilikan hingga dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah diterima hewan tersebut.

Hewan kurban yang telah memenuhi standar kesehatan bisa dicek lewat ear tag barcode. “Kalau sapi sudah divaksin (PMK), ada ear tag barcode,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Antiek Sugiharti saat dikonfirmasi terpisah kemarin. “Masyarakat kalau membeli bisa melihat selain SKKH dari dokter hewan serta ada penanda di telinga sapi, ada barcodenya,” tambahnya.  (nas/sy)

No More Posts Available.

No more pages to load.