KABUL | DutaIndonesia.com – Afghanistan mengalami kekacauan saat negara-negara Barat memperingatkan warganya agar segera meninggalkan bandara internasional Kabul, Kamis 26 Agustus 2021. Negara Barat yang selama ini sangat berkepentingan dengan Afghanistan, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, hingga Australia, menyebut ada ancaman teror di tengah evakuasi ribuan warga yang tengah berlangsung.
Namun itu hanya pernyataan negara Barat saja, sebab tak dijelaskan secara rinci apa ancaman tersebut. Menteri Pertahanan Australia Andrew Hastie kemudian memberi penjelasan bahwa ancaman itu adalah bom bunuh diri. Meski demikian, warga asing maupun warga setempat banyak yang panik atas pernyataan itu.
“Situasi telah memburuk sekarang,” kata Hastie kepada radio 6PR di Australia seperti dikutip dari AFP.
“AS, Australia, dan negara-negara lain telah memberi tahu orang-orang yang datang ke bandara untuk pergi karena risiko seorang pembom bunuh diri sangat tinggi sehingga situasi ancaman meningkat,” katanya lagi.
Setidaknya sudah 90.000 warga asing dan Afghanistan pergi meninggalkan negeri itu melalui udara semenjak Taliban berkuasa. Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu. Meski telah berjanji akan lebih moderat, tapi Taliban masih menunjukkan wajah yang menakutkan bagi warga asing, khususnya bagi orang-orang Barat.
Salah satunya sikap tegas Taliban. Barat sempat mengajukan perpanjangan evakuasi ke Taliban, yang berakhir 31 Agustus. Namun Taliban menolak hal tersebut. Ini pula yang membuat kondisi dikhawatirkan semakin kacau.
Sebagian media menyebut ancaman teror ini terkait kemunculan kelompok ISIS-Khorasan (ISIS-K). Tidak diketahui apakah kelompok ini juga bertanggung jawab pada baku tembak antara kelompok asing dengan tentara Barat di bandara awal pekan ini.
Mengutip CNBCIndonesia.com, ISIS-K merupakan cabang dari ISIS yang pertama kali dideklarasikan di Irak-Suriah pada 2014. Kelompok ini berakar di timur laut Afghanistan, khususnya provinsi Kunar, Nagarhar dan Nuristan.
Pemantau PBB menyebut setidaknya ada 500 hingga ribuan pejuang aktif. Khorasan sendiri adalah nama historis wilayah yang sekarang disebut Pakistan, Iran, Afghanistan dan Asia Tengah.
Dalam laporan yang sama, kelompok ini menargetkan sekte yang dianggap sesat, termasuk syiah, Dengan Taliban, kelompok ini menyebut penguasa Afghanistan itu murtad dan sempat terlibat pertempuran di 2019. Hal ini juga dibenarkan Presiden AS Joe Biden. Ia sempat menyebut ISIS-K sebagai musuh Taliban, pada Minggu lalu.
“Tetapi setiap hari kami memiliki pasukan di lapangan, pasukan ini dan warga sipil tak berdosa di bandara menghadapi risiko serangan dari ISIS-K,” katanya. (wis/cnbci)