MALANG | DutaIndonesia.com – Anak sekecil ini sudah harus berkelahi dengan waktu. Dia sudah harus berperan menjadi orang tua. Sungguh kasihan. Apalagi hidupnya serba kekurangan.
“Mohon para dermawan, pejabat atau orang kaya, mari bantu anak ini,” kata Muh. Isom, warga Malang, Sabtu 21 Agustus 2021.
Ya anak itu adalah Muhammad Ilham (10). Bocah ini tak bisa bebas bermain seperti anak-anak seusianya. Sebab, dia harus merawat ayahnya, Siswoyo (49), yang terbaring lemah tak berdaya di atas tempat tidur beserta adiknya, Muhammad Rizky, yang masih berusia empat tahun.
Siswoyo, mengalami lumpuh dan lemah tak berdaya, sejak tiga pekan terakhir. Ia dirawat oleh Ilham dengan kondisi rumah berantakan dan apa adanya. Sejak delapan bulan lalu, Ilham hanya hidup bertiga dengan ayah dan adiknya di sebuah rumah di kawasan RT 04 RW 07, Kelurahan Tlogomas, Kota Malang, dekat dengan Terminal Arjosari.
Sekitar delapan bulan lalu atau pertengahan Desember 2020 keluarga Siswoyo mengalami insiden kecelakaan mobil di kawasan Pujon, Kabupaten Malang. Dalam insiden tersebut istri Siswoyo yang bernama Sri Mulyati meninggal dunia bersama sopir mobil tersebut. Sementara, Siswoyo dan kedua anaknya selamat.
Pasca insiden tersebut Siswoyo kemudian hidup bersama dua anaknya yang masih berusia 11 dan 4 tahun.
Kemudian, Siswoyo sempat merasakan sakit di dada sebelah kanan. Lalu sekitar bulan Januari 2021, pria yang sehari-hari berjualan layang-layang itu merasakan bagian tubuhnya yang semula hanya dirasa akibat terkilir itu perlahan tidak dapat digerakkan.
“Sekitar tiga minggu yang lalu kondisi kesehatan pak Siswoyo menurun dan sekarang hanya di tempat tidur saja dirawat sama anaknya dibantu warga,” terang Ketua RT 04, RW 07, Kelurahan Tlogomas, Sampurna Adi Wijaya, Jumat (20/8/2021).
Setelah itu, Ilham yang merawat ayah dan adiknya. Namun, sesekali kedua anaknya sering pergi bermain. Sehingga, Siswoyo sering pula harus menahan lapar. Dia memahami anak-anaknya. Ia bertekad akan bertahan hidup untuk anak-anaknya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Siswoyo dan kedua anaknya dibantu secara swadaya oleh masyarakat. Pasalnya sejak tiga pekan terakhir, Siswoyo memang tidak bisa bekerja lagi. Warga setempat juga membuat semacam posko donasi kecil-kecilan untuk membantu kebutuhan dari Siswoyo dan kedua anaknya.
“Alhamdulillah warga sudah punya kesadaran untuk membantu. Setiap pagi ada tim relawan RT yang datang membantu untuk kebutuhan makannya. Juga ada yang membantu donasi kepada pak Siswoyo dan anaknya,” katanya.
Sebagai langkah berikutnya, pihak RT juga sudah berkomunikasi dengan puskesmas setempat untuk penanganan kesehatan Siswoyo. Sebab, Siswoyo mengeluhkan pada pundak sebelah kanannya seperti ada benjolan. Untuk itu, akan dilakukan rontgen terlebih dahulu untuk mengetahui sakit apa yang dialami Siswoyo.
“Nanti akan menjalani pemeriksaan rontgen dulu. Baru setelah itu akan dilakukan perawatan sesuai sakit yang diderita. Untuk dua anaknya nanti akan dititipkan ke panti asuhan selama ayahnya menjalani perawatan,” katanya.
Sementara itu, Ilham menambahkan, sejak ibunya meninggal dunia dan sang ayah lumpuh, dirinya harus merawat ayah dan adiknya seorang dirinya. Sehingga, ia harus putus sekolah dan adiknya tidak bisa sekolah TK, karena tak memiliki biaya.
“Kalau sekolah, saya sekarang kelas IV SD, terus saya putus sekolah karena tidak punya biaya. Akhirnya, saya jualan mainan dan nasi kuning buat merawat bapak dan adik,” katanya.
Ilham mengatakan, nasi kuning yang dijualnya itu bukan miliknya. Ia hanya membantu milik seorang warga yang tak jauh dari kediamannya.
“Biasanya setelah jualan, uangnya saya berikan ke bapak. Ya, kadang untuk beli makan atau kebutuhan sehari-hari. Kalau nggak, ya buat beli popok,” ujar bocah yang bercita-cita sebagai polisi ini.
Selain harus berjualan makanan, ia juga harus menjaga ayahnya dengan menggunakan kursi roda. Misalnya, ketika ingin pergi ke kamar mandi atau beraktivitas lainnya.
“Saya ingat pesan ibu, Jogoen Bapak sama adikmu yo le,” tandas dia.
Sebagai informasi, saat ini, Siswoyo sudah dibawa ke RSSA untuk mendapatkan perawatan.(nda/ndc)