Perebutan wilayah di kawasan Laut China Selatan sudah sangat lama terjadi. Pasalnya, kawasan itu dikenal memiliki kekayaan alam yang sangat besar. Termasuk di sekitar Kepulauan Natuna, yang masuk wilayah Indonesia. Bersengketa dengan China, Indonesia bisa belajar dari 4 negara yang terjebak utang negeri Tirai Bambu.
JAKARTA|DutaIndonesia.com-Perebutan wilayah di kawasan Laut China Selatan sudah sangat lama terjadi. Pasalnya, kawasan itu dikenal memiliki kekayaan alam yang sangat besar. Termasuk di sekitar Kepulauan Natuna, yang masuk wilayah Indonesia. Bersengketa dengan China, Indonesia bisa belajar dari 4 negara yang terjebak utang negeri Tirai Bambu.
Namun, karena kawasan ini masih menjadi sengketa, selalu saja ada yang menyoal bila Indonesia melakukan aktivitas ke wilayah Kepulauan Natuna. Apalagi bila aktivitas itu menemukan kekayaan alam riil yang sangat besar, seperti yang baru saja dilakukan SKK Migas yang merupakan regulator hulu migas di Indonesia. SKK Migas melaporkan telah melakukan pengeboran eksplorasi yang menemukan adanya cadangan migas baru alias harta karun energi di wilayah Laut China Selatan.
Kontan saja, pada 1 Desember 2021 lalu, Pemerintah China melakukan protes soal pengeboran minyak dan gas (migas) di area Laut China Selatan itu. China meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di wilayah yang diklaim masuk ke teritorial China tersebut.
Yang menarik, temuan itu tepatnya berada di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang terletak di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.
Dalam keterangan SKK Migas, Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, temuan cadangan ini diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2. Hal itu dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS Premier Oil Tuna B.V.
“Tahun 2014 lalu, Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1. Kedua sumur ini menemukan potensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021,” kata Benny dalam keterangannya seperti dikutip dari website resmi SKK Migas, Sabtu (3/12/2021).