SURABAYA|DutaIndonesia.com-Sasana merupakan ujung tombak Ling Tien Kung. Mengapa? Karena, di sasana tempat kita berlatih Ling Tien Kung. Di sasana pulalah, tempat anggota dan instruktur bernaung. Sementara, koordinator tugasnya mengkoordinir sasana yang ada di bawahnya (kepanjangan tangan dari Pusat).
Bertolak pada kenyataan inilah, peran sasana harus dioptimalkan untuk mendukung kemajuan Ling Tien Kung pada masa-masa mendatang.
Hal itu dikatakan Brigjen Pol (Pur) Drs Edy Prawoto, SH, MHum, Ketua Umum EMPET2 (organisasi yang menaungi Ling Tien Kung) di Restoran HokBen A. Yani, Jumat (17/12/2021), dihadapan 4 sasana dan satu koordinator. Secara lengkap sasana yang hadir, yaitu Sasana Ling Tien Kung Ole-Ole Pusat, Sasana LotteMart Sidoarjo, Sasana Transmart Sidoarjo, Sasana Kemilau Thor Surabaya dan Koordinator Lamongan I.
Edy mengatakan, agar sasana menjadi maju harus dirawat. Artinya peran ketua sasana di sini penting untuk membawa sasananya maju. Sasana harus dikelola dengan baik.
“Saya melihat ada sejumlah sasana yang tutup, karena salah kelola. Ketuanya disibukkan dengan hal-hal yang kurang penting, sehingga sasananya terbengkalai. Kalau sudah menjadi ketua sasana ya harus diurus,” katanya.
Dia juga mengingatkan kepada sasana-sasana yang ada. Agar jangan terlalu fokus pada gerakan menengah, tetapi gerakan dasar kurang diperhatikan. Ling Tien Kung itu basic-nya tingkat dasar.
“Di sini bukan berarti tingkat menengah tidak penting. Penting juga, tetapi yang utama di Ling Tien Kung itu, yakni ajaran tingkat dasar yang diciptakan Lao Shi,” katanya.
Pada kesempatan itu, Tarodji Ketua Sasan Thor Surabaya memberikan masukan, agar Pusat memberikan ketegasan pada perkembangan akhir-akhir ini di tubuh Ling Tien Kung.
Tarutama yang terkait dengan ajaran murni Ling Tien Kung. H. Widodo dari Sasana Lotte Mart memberikan masukan pentingnya gerakan yang benar agar menyeluruh. Artinya, jangan sampai sebuah sasana ada kesalahan dalam teknik gerak dan itu tanpa tegoran atau perbaikan.
Ary Yunanto dari TransMart mengusulkan adanya kedisiplinan dalam berlatih. Firdaus Ketua Koordinator Lamongan I mengusulkan pentingnya Pusat memperhatikan daerah. Sementara Ibu Gunawan dari Ole-Ole mengingatkan agar MPET2 banyak-banyak turun ke bawah untuk melihat perkembangan sasana di daerah.
“Terima kasih masukannya semuanya. Masukan-masukan ini akan kami bahas di MPET2,” kata Edy seraya menambahkan bahwasannya seragam yang kali ini dipakai merupakan seragam Sasana Khusus Ubhara.
Sinergi
Sebelum tatap muka tersebut digelar, diadakan acara Friendly Training (latihan persahabatan di Kampus Universitas Bhayangkara Surabaya (Ubhara). Setelah melakanakan latihan tingkat dasar yang dikuti sekitar 215 anggota Ling Tien Kung itu, diadakan demo tingkat menengah. Ini merupakan sinergi anatara Ling Tien Kung dengan Kampus. “Hingga saat ini sinergi itu terjadi di Ubhara dan ITS,” kata Edy yang juga Rektor Ubhara itu.
Dia mengucapkan terima kasih atas hadirnya 4 sasana dan satu koordinator di Ubhara untuk melakukan tali silaturrahim dengan melakukan Latihan persahabatan.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih. Semoga kita semua tetap bisa menjadi keaslihan Ling Tien Kung. Ini warisan dari Lao Shi yang harus kita lestarikan,” pungkas Edy.
(Erfandi Putra)