Para Pembaca Al Qur’an, Dekat Dengan Allah

oleh

 

SURABAYA | DutaIndonesia.com – Membaca Al Qur’an tergolong ibadah utama. Sehingga bagi mereka yang suka dan selalu sibuk membaca Al Qur’an, memiliki kedekatan dengan Allah, sebagaimana para alim ulama.

Bahkan Rasulullah SAW bersabda, ”Ahlul Qur`an adalah keluarga Allah dan orang khusus-Nya.” (Ibnu Majah). Maknanya, bahwa penghafal Al Qur`an yang sekaligus menjadi pengamalnya, mereka adalah para wali Allah yang merupakan orang-orang yang khusus bagi Allah.

Dijelaskan oleh Prof DR KH Asep Saefuddin Chalim MA, pada para santrinya di Pengajian Kitab Kuning Subuh hari, Senin, 25-11-2024, di Ponpes Amanatul Ummah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, bahwa banyak sekali keutamaan membaca ayat Al-Qur’an, baik keutamaan membaca ayat Al-Qur’an secara umum maupun secara khusus.

Rasulullah bersabda yang artinya, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi). Kemudian, orang mukmin yang selalu membaca Al-Qur’an digambarkan dalam hadits Abu Dawud, seperti buah yang wangi dan manis. Kemudian orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Qur’an digambarkan seperti buah yang rasanya manis namun tidak wangi.

Selanjutnya orang fasik yang suka membaca Al-Qur’an digambarkan seperti buah yang aromanya wangi namun rasanya pahit. Terakhir, orang fasik yang tidak suka membaca Al-Qur’an, digambarkan seperti buah yang tidak beraroma dan rasanya juga pahit.

Al-Qur’an sendiri mengungkapkan, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” (QS. Al-A‘raf [7]: 204).

“Adanya perintah menyimak bacaan Al-Qur’an berarti adanya perintah membaca Al-Qur’an. Jika mendengar saja sudah mengundang rahmat, apalagi membacanya,” kata Kiai Asep.

Keutamaan Baca Al Qur’an

Keutamaan membaca Al Qur’an yang cukup familiar adalah hadits riwayat Abdullah Ibnu Mas‘ud yang menyatakan, setiap huruf yang dibaca akan diberi balasan satu kebaikan. Setiap kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh, sebagaimana berikut ini:

Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).

Menurut ‘Ali ibn Abi Thalib, keutamaan yang dungkap hadits di atas diperuntukkan kepada orang yang membacanya di luar shalat walaupun tidak dalam keadaan suci.
Sementara keutamaan orang yang membaca ayat Al-Qur’an dalam shalat, dan dilakukan saat berdiri, maka balasannya adalah 100 kebaikan. Kemudian jika dibaca pada saat duduk shalat, balasannya adalah 50 kebaikan.

Adapun dibaca di luar shalat dan dalam keadaan suci, balasannya adalah 25 kebaikan. Sungguh Allah Mahakuasa melipatkan balasan atas kebaikan hamba-Nya.

Dalam hadits yang lain, keutamaan membaca Al-Qur’an disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an seratus ayat dalam satu malam, maka akan dicatat untuknya ketaatan satu malam itu.” (HR. Ahmad). Dalam riwayat lain, disebutkan, “Siapa yang membaca 100 ayat dalam satu malam, maka tidak tercatat sebagai orang yang lalai.”

“Ketika seorang hamba mengkhatamkan Al-Qur’an, maka di penghujung khatamnya, sebanyak 60 ribu malaikat akan memohonkan ampun untuknya” kata Kiai Asep mengutip hadist HR. ad-Dailami.

Beri Syafaat

Tak hanya itu, Al-Qur’an juga akan memberikan syafaat pada hari Kiamat bagi siapa saja yang membacanya.

Dari riwayat Abu Sa‘id dari Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah berfirman, “Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur’an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur’an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya,” (HR. Al-Baihaqi).

Atas dasar ini, para ulama menyebutkan bahwa membaca Al-Qur’an lebih utama daripada dzikir dengan kalimat-kalimat umum yang tidak terpaku pada waktu dan tempat.

Keutamaan lainnya, di antaranya dapat melembutkan dan menerangi hati, memfasihkan lisan, memudahkan urusan, dan terkabulnya berbagai permintaan.

Tak hanya itu, bila dihadiahkan kepada orang yang meninggal, akan sampai. Dan bacaan Al-Qur’an juga akan mendatangkan kebaikan tersendiri untuknya.

Adab Membaca

Perlu diingatkan bahwa membaca Al-Qur’an hendaknya dilakukan dengan tartil dan memenuhi adab-adabnya. Seperti dalam keadaan berwudhu, di tempat yang suci, menghadap kiblat, menghadirkan hati, disertai kekhusyukan, kerendahan hati, penghayatan, dan pengagungan terhadap Dzat pemilik kalam, seakan-seakan sedang bertutur sapa dengan-Nya atau sedang dinasihati-Nya.

Bahkan sebagian besar ulama sepakat, satu surat yang aku baca dengan tartil lebih disukai daripada membaca seluruh Al-Qur’an tanpa tartil. “Banyak sekali orang yang membaca Al-Qur’an, namun Al-Qur’an sendiri melaknatnya. Ini karena mereka membaca Al Qur’an dengan seenaknya” pungkas Kiai Asep. (Moch. Nuruddin)

No More Posts Available.

No more pages to load.