Pelajaran-pelajaran Penting dari Peristiwa Tanah Syaam

oleh
Imam Shamsi Ali

 

Oleh Imam Shamsi Ali*

 

JUJUR sebagian dari catatan ini terinspirasi oleh sebuah khutbah Jumat yang disampaikan oleh Sheikh Yasir Qadhi beberapa hari lalu. Saya merasa perlu menyampaikan catatan ini dengan sedikit contekan dari khutbah Syeikh Yasir karena peristiwa pembebasan Suriah dari cengkeraman tirani Al-Asaad dan genosida di bumi Palestina memiliki makna-makna yang sangat penting untuk kita renungi. Apalagi jika peristiwa ini ditarik ke ranah teologis (keimanan) dan keislaman kita.

Dalam beberapa haditsnya Rasulullah SAW menyampaikan beberapa keistimewaan dan keutamaan tanah “Syaam”, baik berkaitan dengan al-batholah (heroisme) iman, terkhusus lagi beberapa hal yang terkait dengan kejadian-kejadian akhir zaman. Tanah Syaam (Suriah, Jordan, Palestina) memilki kedudukan yang Istimewa dan khusus.

Tapi yang ingin saya sampaikan secara ringkas kali ini adalah tujuh pelajaran penting yang dapat diambil dari kekerasan-kekerasan yang terjadi di tanah Syaam. Saya yakin pelajaran-pelajaran ini sangat penting untuk kita semua, baik dalam interaksi antara penguasa dan rakyatnya ataupun interaksi di antara sesama rakyat.

Ada tujuh pelajaran penting yang ingin saya garis bawahi di catatan ini.

Satu, bahwa dunia ini memang tidak sempurna. Akan penuh dengan kekurangan, bahkan kekerasan, pengrusakan, pembunuhan dan pertumpahan darah. Bukankah hal ini memang menjadi kekhawatiran para malaikat ketika itu?

Allah berfirman: “Dan ingatkan ketika Tuhanmu berkata: sesungguhnya Aku menciptakan di atas bumi ini seorang khalifah. Mereka (malaikat) berkata: “Apakah Engkau menciptakan siapa yang akan melakukan pengrusakan dan pertumpahan darah di atasnya? Allah berkata: “sesungguhnya Aku lebih tahu apa-apa yang kalian tidak ketahui”.

Realita inilah yang kita saksikan mungkin pada skala kecil di Gaza dan apa yang terbuka dengan nyata di hadapan mata kita di Suriah. Sungguh dunia penuh dengan kekerasan, pengrusakan dan pertumpahan darah sebagai bukti dari kekhawatiran para malaikat itu.

Dua, bahwa keadilan mutlak tak akan selamanya didapatkan di dunia ini. Banyak kezholiman yang tidak mendapatkan balasan. Banyak yang terzholimi tidak mendapatkan hak dan keadilan yang selayaknya.

Karenanya sangat wajar jika orang-orang beriman meyakini secara penuh adanya hari kepastian, termasuk kepastian hukum dan keadilan. Kita meyakini Allah sebagai Penguasa Hari Penghisaban (maalik yaumuddin) akan menegakkan keadilan itu secara mutlak.

No More Posts Available.

No more pages to load.