BANYUWANGI | DutaIndonesia.com – Sekolah di Jawa Timur (Jatim) memilih menunggu kebijakan resmi dari Pemerintah soal pembelajaran tatap muka (PTM). Karena itu mereka hingga saat ini masih menerapkan proses belajar mengajar secara daring. Salah satunya SMK Negeri 1 Banyuwangi.
Drs Kartamun, guru SMKN 1 Banyuwangi, mengatakan, sebenarnya bila ngotot PTM itu sama dengan bunuh diri. Apalagi bila tujuannya hanya untuk mengejar insentif. Kartamun sendiri belum tahu bila ada insentif semacam itu.
“Saya belum dengar tentang info yang seperti itu (insentif). Tapi yang jelas bila ngotot PTM di tengah PPKM, ya sama dengan bunuh diri menurut saya. Dan saya yakin kepala sekolah tidak akan sembrono karena penanggung jawab utama dan pertama di satuan pendidikan kalau terjadi apa apa, ya kepala sekolah,” kata Kartamun kepada DutaIndonesia.com Minggu 1 Agustus 2021.
Kartamun mengatakan, semua memang berharap segera dilakukan Pembelajaran Tatap Muka alias PTM. Namun bila dilakukan PTM memang harus benar-benar kondisi di lapangan mendukung untuk dilakukan belajar mengajar di kelas. “Harus klir dulu sehingga tidak ada penularan dan cluster baru dari PTM,” katanya.
Sampai saat ini, kata dia, SMKN 1 Banyuwangi masih memberlakukan pembelajaran daring. “Sekolah kami SMKN 1 BANYUWANGI tahun ajaran baru belum berani PTM semua klir daring. Untuk PTM tetap nunggu instruksi atau arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Kita percaya yang punya otoritas lebih paham model PTM atau daring, ya pemerintah. Tetap semangat sekalipun daring tetap berupaya melayani siswa dengan sebaik-baiknya dan tetap dengan penuh tanggung jawab. Dan semoga pandemi segera berakhir. Amiin,” katanya.
Seperti diberitakan DutaIndonesia.com sebelumnya, kelompok relawan pemerhati pandemi virus Corona, LaporCovid-19, menyebut 29 sekolah nekat menggelar pembelajaran tatap muka selama Juli 2021. Padahal, puluhan sekolah itu berlokasi di wilayah PPKM level 3 dan 4.
“Laporan keluhan pembukaan sekolah tatap muka mencapai titik tertinggi pada bulan Juli 2021, yakni sebanyak 29 laporan. Di bulan Juli ini bertepatan dengan PPKM yang diselenggarakan pemerintah,” kata Relawan LaporCovid-19 Diah Dwi Putri dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di Youtube, Minggu (1/8/2021). Baca berita selengkapnya dengan Klik di SINI.
Laporan adanya sekolah tatap muka saat PPKM juga didapatkan oleh Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), di antaranya di Bekasi, Jawa Barat dan Blitar, Jawa Timur. Koordinator P2G, Satriawan Salim mengungkap para guru terpaksa pergi ke sekolah demi mendapatkan insentif.
“Terbaru kami meminta laporan malam tadi dari P2G, di kota Bekasi ada beberapa SMK yang buka ya. Tapi SMK swasta. Kemudian di kabupaten Blitar guru-guru masih wajib masuk 25 persen. Jadi guru-guru 25 persen tetap masuk mengajar. Ini kan zonanya sudah merah semua. Mau bagaimana lagi, kalau nggak tunjangan mereka terpotong,” katanya. (gas)