Oleh Utteng Al-Kajangi!
GAJAH mati meninggalkan gading…Harimau mati meninggalkan taring…Manusia mati meninggalkan karya…
Nafas terus menghembus mengiringi detik-detik akhir dari kehidupan ini. Hidup sementara yang terus terkikis oleh perjalanan masa. Detik-detik berlalu tanpa pamit, setia menuntun langkah manusia ke pintu akhir kehidupan..
Di sisi lain dunia yang kita kejar dengan segala impian semakin berlari jauh. Meninggalkan manusia dalam impian yang tiada ujung. Impian yang tak terasa mengkhianat menjadi angan-angan bak fatamorgana.
Sementara langkah-langkah lunglai manusia yang tertelan usia itu semakin mendekat. Mendekati realita yang tak terhindarkan. Kematian…unavoidable reality (realita yang tak terhindarkan) dalam kehidupan. Manusia hanya tersadarkan di saat memasuki alam kuburnya.
“Alhaakum at-takaatsur hatta zurtum al-maqabir”.
Di kiri kanan perjalanan itu syetan-syetan pun berdansa. Bergembira ria menyambut kemenangan. Menculik alam kesadaran manusia. Yang terlalai dalam lamunan panjang. Terhanyut oleh derasnya hawa nafsu yang kejam.
Liang kubur di penghujung sana samar-samar menampakkan diri. Tapi nyata dan pasti. Sementara manusia seolah tidak melihatnya. Ternyata memang dibutakan oleh buaian kenikmatan sementara.
Bahkan Iblis bersama prajurit melompat kegirangan. Melihat perilaku Bani Adam yang terbuai. Seolah ragam dosa-dosa yang dipertontonkan hal biasa. Dusta, fitnah, gibah, buruk sangkah dan seribu macam dosa seolah lumrah dalam hidup.
Lebih tragis lagi seringkali semua itu dibalut oleh penampakan “religiositàs” seolah agama jadi semak-semak persembunyian dari jiwa-jiwa kotor nan jahat.
Saudaraku,
Mari kita sadar dengan realita itu. Hanya waktu dan sejarah yang akan berbicara. Tentang apa dan bagaimana realita diri ini.
Buka mata, berkaca sejenak, tanya batin, istafti qalbak (minta nasehat pada hati kecilmu). Bahwa kejujuran itu adalah jati diri manusia. Kebohongan dan pengkhianatan adalah rekayasa syetan.
Karenanya ‘turn your negatif energy’ (alihan energi negatifmu) menjadi mesin kebaikan. Teruslah berbuat baik…berkarya…menyebar manfaat kepada sesama.
Dengan amal, karya, dan kebaikan manusia meninggalkan kesementaraan ini… yang dengannya manusia akan mengenal dan mengenangnya.
Semoga karya-karya kecil kita menjadikan manusia mengenali dan mengenang kita. Dan yang terpenting dari semua itu, dikenal oleh Dia Yang Maha mengetahui rahasia alam semesta.
“Gajah mati meninggalkan gading…harimau mati meninggalkan taring…manusia mati meninggalkan karya…
وما توفيقي الا بالله ان اريد الا الاصلاح (*)