LAMPUNG|DutaIndonesia.com – Presiden Jokowi membuka Muktamar ke-34 NU yang digelar di Pondok Pesantren Darussa’adah, Celikah, Gn. Sugih, Seputih Jaya, Lampung Tengah, Rabu 22 Desember 2021.
Menjelang acara pembukaan, para kader NU menunjukkan dukungannya kepada calon ketua umum PBNU. Saat ini calon kuat ketum PBNU masih mengerucut pada dua nama yakni KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Syaquf (Gus Yahya).
Dukungan untuk Katib Am PBNU semakin kiat ketika sebanyak 447 PWNU dan PCNU menghadiri silaturahmi dengan calon ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelang muktamar NU ke 34 di Lampung, Selasa (21/12/2021) malam. Pertemuan yang digelar di Graha Wangsa ini sekaligus untuk membacakan ikrar dukungan kepada Gus Yahya.
Ada tiga poin ikrar yang dibacakan dalam kesempatan tersebut. Pertama, mendukung penyelenggaraan Muktamar NU ke 34 di Lampung berjalan secara damai sejuk dan bermartabat. Kedua, mendukung penyelenggaraan muktamar sesuai dengan protokol kesehatan.
“Ketiga, mendukung KH Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026,” demikian ikrar yang dibacakan peserta.
Sebelum berikrar, PWNU juga sempat menyampaikan jumlah PCNU yang memberikan dukungan kepada Gus Yahya.
PWNU Bengkulu misalnya, dari 10 cabang 100 persen bulat memberikan dukungan kepada Gus Yahya. Kemudian Kalimantam Selatan, 13 cabang juga mendukung Gus Yahya.
Sementara itu, Gus Yahya dalam sambutannya menyampaikan kesiapannya untuk menghidupkan lagi masa kejayaan NU seperti era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
“Kita merindukan kejayaan Gus Dur. Tapi Gus Dur sudah tiada, dan tidak ada serorangan pun yang bisa menggantikannya. Maka saya ingin mengajak untuk menjadi satu barisan untuk berupaya secara bersama-sama menghidupkan Gus Dur,” ungkap Gus Yahya.
Gus Yahya mengajak kesempatam muktamar sebagai ajang untuk membangun kesepakatan bahwa mulai sekarang kita akan bekerja bersama dalam satu barusan satunl angkah satu tujian yaitu masa depan yang lebih baik bagii NU, bagi Indonesia, bagi Islam, dan bagi peradaban dunia, denga cara menghidupkan Gus Dur. (gas)