JAKARTA| DutaIndonesia.com – Akhirnya IPB University buka suara terkait viralnya pernyataan salah satu dosennya yang bernama Meilanie Buitenzorgy. Dosen Meilanie Buitenzorgy viral setelah menganalisa pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dosen IPB itu menyebut, pendidikan Gibran tidak bisa disetarakan dengan tingkat SMP apalagi SMA
Analisis Meilanie tersebut berdasarkan argumen pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Singapura dan UTS Insearch Australia yang dianggap tidak setara dengan SMA di Indonesia.
Meilanie sendiri diketahui lulusan S1 IPB University dan meraih gelar PhD dari University Sydney Australia. Berbekal pengetahuannya sebagai akademisi dan pengalamannya menggeluti dunia pendidikan, dia pun mempertanyakan keabsahan penyeteraan ijazah luar negeri yang dimiliki Gibran. Dengan ijazah itu Gibran melaju di dunia politik dan mendaftar dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden.
Tulisan Meilanie itu memantik kontroversi lantaran ia menyampaikan analisis berani: kualifikasi pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka disebutnya setara dengan lulusan sekolah dasar (SD).
Pernyataan itu didasarkan pada kajiannya terhadap riwayat pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School, Singapura, serta UTS Insearch, Australia.
Menurut Meilanie, kedua institusi tersebut tidak dapat disetarakan dengan jenjang SMA di Indonesia.
Sebagai akademisi yang menamatkan S1 di IPB University dan meraih gelar doktor dari University of Sydney, Meilanie merasa perlu mempertanyakan keabsahan proses penyetaraan ijazah luar negeri yang dimiliki Gibran.
Apalagi, ijazah tersebut menjadi dasar legalitas sang wakil presiden dalam menapaki panggung politik nasional.
Pernyataan lantang itu pun dengan cepat menyulut perdebatan publik, membuat nama Meilanie sekaligus IPB University ramai diperbincangkan.
Menanggapi hal itu Direktur Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB University, Alfian Helmi mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pendapat pribadi.
“Opini yang disampaikan oleh Saudari Meilanie Buitenzorgy sepenuhnya merupakan pendapat pribadi,” kata Alfian Helmi dalam keterangannya dikutip TribunnewsBogor.com, Minggu (28/9/2025).
Namun, sebagai institusi tempat yang bersangkutan bekerja, IPB University akan menempuh langkah persuasif. (WK)
