SURABAYA| DutaIndonesia.com – Gerakan Wakaf Indonesia (GWI) untuk pertama kalinya menggelar Festival Wakaf Indonesia (FWI) 2023 pada Sabtu (12/08/23), bertempat di Convention Hall Grand City Surabaya. Acara ini memilih dua momen penting, yaitu tahun baru 1445 Hijriah dan momentum bulan kemerdekaan.
Ketua Umum Gerakan Wakaf Indonesia Susi Susiatin mengatakan, FWI diselenggarakan pada moment tahun baru Hijriah agar bisa menjadi spirit baru dan tahun kebangkitan dalam sejarah pengembangan wakaf ke depannya.
Acara yang menggandeng Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur ini dimeriahkan dengan beragam acara, mulai dari Focus Group Discussion (FGD), Business Matching, Sertifikasi Kompetensi Nazhir Wakaf, Seminar Wakaf Produktif UMKM, lomba-lomba, Pameran & Wakif Gathering.
“FWI ini terdiri dari beberapa acara yang terangkum menjadi satu rangkaian yang di harapkan bisa menjadi sebuah kesatuan baik untuk peningkatan literasi, Crowdfunding, Pengelolaan harta benda wakaf dan tentunya bagaimana pentingnya berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar dan lebih baik”, jelas Susi.
Susi menambahkan tujuan diselenggarakannya FWI adalah menggali pontensi dan mengembangkan pemberdayaan wakaf di Indonesia agar lebih memiliki nilai manfaat.
“Seperti kita tahu bahwa potensi wakaf di Indonesia sangatlah besar bahkan wakaf uang sendiri mengutip dari Badan Wakaf Indonesia mencapai 180 triliun rupiah, tapi kenyataannya sampai hari ini dana wakaf yang terkumpul masih jauh dari potensi yang ada. Dari kondisi tersebut tujuan kami menyelenggarakan FWI ini secara makro bertujuan pengembangan wakaf secara menyeluruh dan berkesinambungan sehingga bisa menyiapkan strategi untuk menjawab tantangan wakaf yang cukup besar di depan kita,” ungkap Susi.
Menurut Susi, secara mikro bisa mengajak semua stakeholder untuk mengkampanyekan wakaf produktif dengan masif baik bagi usia produktif juga kaum milenial, meningkatkan literasi wakaf bahwa wakaf ini tidak semata mata menyerahkan kepimilikannya kepada Allah SWT dan mendapat berkahNya.
“Tetapi lebih dari itu dengan pengelolaan wakaf yang optimal maka akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan tentu saja positive sidenya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menjadikan wakaf sebagai sebuah ekosistem baru yang kekuatannya sangat bermanfaat bagi semua yang terlibat,” ungkap Susi.
Lebih lanjut Susi berharap terlaksanakannya FWI yang pertama ini bisa menjadi milestone dan ada kemajuan untuk setiap proses pengembangan wakaf ke depannya. Acara business matching yang pertama dilakukan bisa membangun kepercayaan diri dan memotivasi para nazhir untuk optimis dalam pengelolaan harta benda wakaf.
Demikian juga dengan para pengusaha dan pelaku UMKM ada cara baru dalam mengembangkan usaha dengan membangun sinergi bersama Nazhir sehingga akan terbentuk ekosistem baru dalam pengembangan wakaf.
Semangat kebersamaan akan membuat kekuatan baru dalam penguatan ekonomi ke depannya. GWI juga berharap adanya support dari pemerintah untuk langkah dan ikhtiar kita semua dalam pengembangan wakaf khususnya acara FWI ke depannya.
“Kami ingin menjadikan event FWI 2023 ini sebagai event tahunan sehingga keberlanjutannya bisa memperkuat positioning wakaf sebagai penguat ekonomi syariah dan menjadikan wakaf sebagai Life Style. Selain itu, GWI dapat berkontribusi optimal dan terus mengembangkan inovasi dan potensi menjadi wadah bagi para pejuang dan penggiat wakaf yang kompeten dalam pemberdayaan wakaf secara amanah dan berkelanjutan. Jadikan wakaf sebagai lifestyle, wakaf bukan karena mampu tapi karena mau,” tandas Susi.
Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jawa Timur, Yusron Aminulloh, menyambut hangat Festival Wakaf Indonesia.
“Kami aktif hadir di Busines Matching Wakaf Produktif dalam rangkaian festival ini. Menarik, unik dan harus dilanjutkan. Ini genre baru dalam langkah gerakan wakaf. Salut pada GWI khususnya bu Susi,” katanya. (gas)