Ingin Mimpi yang Benar, Janganlah Suka Berbohong

oleh

 

SURABAYA | DutaIndonesia.com – Setiap manusia pasti pernah mengalami mimpi. Ada mimpi baik dan menyenangkan, ada mimpi buruk yang menakutkan atau menyedihkan, ada pula mimpi yang muncul dari alam bawah sadar (pikiran).

Prof DR KH Asep Saefuddin Chalim MA (Kiai Asep), menjelaskan pada para santrinya, Rabu, 11-12-2024, di Ponpes Amanatul Ummah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, bahwa mimpi itu termasuk perkara gaib. Sehingga sebagian ulama melarang mentakwilkan (mengartikan) mimpi. Terima saja (pasrah) mimpi sebagai anugerah Allah selama tidur. Apa yang akan terjadi di hari esok, serahkan pada Allah.

Namun ada beberapa ulama yang ‘merasa’ mampu menafsirkan mimpi. Seperti halnya Nabi Yusuf, manakala menafsirkan mimpi teman se-penjaraan-nya dan juga manafsirkan mimpi raja yang sedang berkuasa.

Namun secara garis besar, Kiai Asep berdasarkan kitab kuning, mengklasifikasikan mimpi menjadi 3 kelompok.

Pertama, mimpi yang membawa berita gembira, adalah mimpi yang datangnya dari Allah. Kedua, mimpi yang membawa berita buruk, menakutkan dan menyedihkan, adalah datangnya dari setan.

Dan kelompok ketiga adalah mimpi yang muncul dari angan-angan sendiri, yang banyak orang menyebutkan kembangnya tidur. Angan-angan itu muncul akibat orang tersebut memikirkan sesuatu yang mendalam, sehingga terekam di alam bawah sadar (pikiran bawah sadar) kemudian muncul dalam mimpi.

Dari Abu Hurairah R.A., Nabi Muhammad SAW berkata: “Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari)

Dijelaskan oleh Kiai Asep, sudah tugasnya setan untuk menggoda manusia. Bahkan di dalam tidur pun, setan masih bisa menggoda manusia sehingga sering terjadi mimpi buruk.

“Namun, mimpi buruk tak perlu diceritakan apalagi ditafsirkan”.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Apabila setan mempermainkan salah seorang dari kalian di dalam tidurnya, maka janganlah dia menceritakannya kepada orang lain.” (HR Muslim)

“Ketika kalian bermimpi buruk, lalu terbangun, maka segeralah meludah ke kiri (boleh ludahnya pada selembar tisu yang sudah disiapkan). Lalu membacalah surat Al Falaq dan surat An Nas. Setelah itu, ambil air wudhu, dan sholat sunnah lah kalian minimal dua roka’at. Semoga Allah menjaga iman kalian hingga tak terganggu oleh setan,” kata Kiai Asep.

MIMPI BENAR

Ditegaskan oleh Kiai Asep, bahwa mimpi yang benar itu, adalah satu dari 46 masa kenabian Muhammad. Angka tersebut didapatkan dari, sebelum diangkat sebagai Nabi, Muhammad pernah bermimpi yang baik selama enam bulan.

Mimpi-mimpi itu datang seperti waktu fajar yang jelas dan terang. Selanjutnya Beliau melihat malaikat dalam keadaan terjaga. Jika masa wahyu ketika tidur, yaitu enam bulan, diperbandingkan dengan masa kenabiannya, yaitu dua puluh tiga tahun, maka enam bulan adalah setengah bagian dari dua puluh tiga bagian (1/2×23), maka itu berarti menjadi satu bagian dari empat puluh enam bagian (1/46).

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila zaman telah mendekati (hari Kiamat), hampir-hampir mimpinya seorang mukmin tidak bohong, maka orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur pembicaraannya. Dan mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.”

“Jadi kalau kalian ingin mendapatkan mimpi yang benar, terang benderang, tanpa harus ditafsirkan, maka janganlah kamu suka berbohong. Kalian harus jujur, maka mimpi-mimpimu juga akan jujur (benar) kepadamu,” jelas Kiai Asep.

Ibnul Qayyim raḥimahullāh berkata, “Barangsiapa ingin mimpinya benar, hendaknya ia menjaga kejujuran dan makan yang halal serta memelihara amar makruf dan nahi mungkar. Juga hendaknya tidur dalam keadaan suci yang sempurna dengan menghadap ke arah kiblat, zikir kepada Allah hingga kedua matanya tertidur, maka sesudah itu mimpinya hampir dipastikan tidak akan meleset sama sekali.” (Moch Nuruddin)

No More Posts Available.

No more pages to load.