Istri dan Anak Saifudin Direnggut Bus Maut saat Liburan di Kota Batu

oleh
Saifudin terbaring di rumah sakit. (Foto: detik.com)
Saifudin terbaring di rumah sakit. (Foto: detik.com)

 

SALAH seorang korban dalam kecelakaan bus maut di Kota Batu adalah Muh. Saifudin. Warga Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, ini bukan hanya menderita luka-luka, tapi juga kehilangan dua orang tercinta. Pria berusia 30 tahun itu kehilangan istri dan anaknya yang masih berusia 20 bulan, saat tragedi bus rem blong itu.

Libur di Kota Batu yang seharusnya menyenangkan pun berubah menjadi tragedi memilukan saat istrinya Anis dan anaknya Syafa, tewas dalam kecelakaan maut Bus Pariwisata Sakhindra Trans nopol DK 7949 GB tersebut. Bus ini diduga mengalami rem blong hingga menabrak 10 kendaraan roda dua dan 6 kendaraan roda empat pada Rabu (8/1/2025) malam.

Saat itu, Saifudin sedang menaiki sepeda motor sewaan bersama dengan istri dan buah hatinya. Mereka datang menumpang transportasi umum ke Kota Batu dalam rangka untuk berlibur.

Namun sama sekali tak pernah terbayangkan dalam benak Saifudin, liburan yang diidamkan itu berujung insiden maut hingga merenggut nyawa dua sosok yang paling dicintainya.

Pada Rabu (8/1) sekitar pukul 19.15 WIB bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar SMK TI Global Badung Bali melaju tak terkendali. Mulai dari Jalan Sultan Agung menuju Jalan Imam Bonjol hingga Jalan Patimura Kota Batu. Sopir tak bisa berbuat banyak sebab rem kendaraan itu tak berfungsi.

Maka bus yang diduga mengalami rem blong itu menabrak sepeda motor dan mobil yang ada di depannya. Saifudin bersama dengan istri dan anaknya tanpa sadar turut menjadi korban dalam tragedi tersebut saat sepeda motor yang dikendarainya diseruduk dari belakang. Mereka terpental.

Dalam kondisi luka-luka, Saifudin dibawa ke RS Bhayangkara Hasta Brata untuk mendapatkan perawatan. Dia hanya bisa terbaring di tempat tidur dengan luka pada bagian muka, tangan hingga kaki.

Setelah dirawat selama beberapa jam dia mulai sedikit tenang. Namun, tiba-tiba tangisan dan teriakan Saifudin memecahkan ketenangan di rumah sakit. Air mata Saifudin tumpah usai dia mendapatkan kabar bahwa nyawa istri dan anak tercintanya tidak terselamatkan dalam tragedi tersebut. Dia hanya bisa melihat layar handphone dan menangis sejadi-jadinya.

Keluarga dan kerabat yang membesuknya mencoba untuk menenangkannya. Perlahan, tangisan dan teriakan Saifudin berangsur mereda. Dia hanya bisa terdiam sembari menahan tangis.

Dalam kecelakaan maut tersebut, total ada 14 korban. Dengan rincian, empat orang tewas dan 10 orang lainnya menderita luka berat, sedang hingga ringan. Dua di antara empat orang yang tewas itu adalah anak dan istri Saifudin.

“Untuk korban meninggal itu ibu dan anak berusia 20 bulan asal Jember. Sedangkan dua lainnya itu pengendara sepeda motor dari Kota Batu,” kata Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranara, Kamis (9/1/2025).

Andi membenarkan, pasangan suami istri dan anaknya itu merupakan wisatawan asal Jember yang jalan-jalan ke Kota Batu.

“Wisatawan asal Jember datang ke Kota Batu pakai transportasi umum, di sini dia sewa motor buat nglencer (berlibur). Saya turut berduka cita. Mereka adalah pasutri muda yang baru punya anak,” kata Andi dikutip dari detik.com. (det)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.