SURABAYA| DutaIndonesia.com – ”Janganlah kalian menjadi orang yang sengit (judes), keras hati, mudah tersinggung, suka melecehkan, suka mencela, suka menghina, suka menggunjing dan suka berdebat.”
Hal itu dikatakan Kiai Asep (Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim MA), Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, saat memberikan pengajian subuh pada para santrinya di Pondok Siwalan Kerto, Woncolo, Surabaya Senin (2/6/2024).
Apalagi, sambung Kiai Asep, bila hal tersebut seringkali dilakukan pada orang tua atau saudara sendiri. “Sungguh itu jauh dari akhlak seorang muslim,” tegas Kiai Asep.
Bila hal tercela itu dibiasakan, maka akan bermunculan rasa benci di dalam hati. “Sungguh kalian jangan sampai membenci sesama saudara, apalagi pada orang tua. Sungguh celaka, sungguh merugi kalian,” lanjut Kiai Asep.
Hal yang sama, juga berlaku kepada teman, tetangga dan masyarakat di sekitar dimana kita tinggal.
Untuk itu, etika dan tutur kata, harus baik. Jadi pikirkanlah sebelum diucapkan. Berkatalah dengan penuh kasih sayang, sehingga muncul pilihan kata yang baik dan menyejukkan.
“Ingat, seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain,” tutur Kiai Asep mensitir hadis yang bersumber dari HR. Bukhari dan Muslim.
Saling Mengingatkan
Dijelaskan oleh Kiai Asep, dalam persahabatan perselisihan karena berbeda pendapat dan ijtihad itu adalah hal yang biasa. Namun tidak serta merta jalinan ukhuwah dan silaturahim menjadi terputus.
Harus saling mengingatkan, jangan cari menangnya sendiri. Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw bersabda:
“Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam.” (HR. Muslim).
Perselisihan dan pertengkaran diantara kaum muslim, adalah akibat tidak menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk. Selama ini, kita merasa diri sudah beriman, paling shaleh, dan merasa sudah menjalankan sunnah-Nya. Seorang muslim ia tidak menyadari dirinya telah merendahkan martabatnya terhadap sesama muslim, selalu berprasangka tidak baik dan menggunjing keburukannya.
Untuk itu, Kiai Asep justru meminta para santrinya agar berakhlakul karimah dalam bergaul. Menurutnya ada 4 akhlak utama untuk saudara sesama muslim, antara lain,
1. Menutup Aib Saudaranya
Janganlah kamu menceritakan aib saudaramu kepada saudaramu yang lain. Apalagi, hal itu akan memperuncing / membesarkan masalah. Tutuplah aib saudaramu, maka aib-mu pun nanti akan di tutup oleh Allah.
2. Memenuhi hak muslim lainnya
Hak dan kewajiban seorang muslim kepada saudaranya, adalah membantu saudaranya yang kesusahan, bukan malah mendoakan sesuatu yang buruk menimpanya. Sifat hasud dan dengki itu tidak pantas disandang oleh seorang muslim. Apalagi berniat dan sampai menumpahkan darah saudaranya.
3. Mendamaikan perselisihan
Perselisihan yang terjadi dalam pergaulan, persahabatan dan pergerakan tidak boleh dibiarkan terus berlangsung. Apabila terjadi perselisihan, maka harus ada pihak yang mau menengahi atau mendamaikan secara adil, sehingga kedua belah pihak yang berselisih dan bertikai dapat kembali berdampingan.
4. Memaafkan saudaranya
Memaafkan kesalahan saudaranya adalah salah satu dari akhlak yang utama. Bahkan dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah, Aku akan mengingatmu jika Aku sedang murka (pada hari Akhir). (Moch. Nuruddin)