Laporan dari Hongkong: Berobat ke Masjid Chai Wan karena Karma Masa Lalu

oleh
Hj Siti Fatimah Angelia dan ibu-ibu Muslimat Hongkong-Macao foto bersama Imam Masjid Chai Wan.
Hj Siti Fatimah Angelia dan ibu-ibu Muslimat Hongkong-Macao foto bersama Imam Masjid Chai Wan.

 

HONGKONG| DutaIndonesia.com – Lembaga penelitian Amerika Serikat, Pew Research Center, mengungkap data negara-negara di Asia Timur memiliki warga dengan tingkat tertinggi di dunia yang berpindah agama. Hongkong dan Korea Selatan menduduki peringkat teratas.

Lebih dari 10.000 orang ditanya tentang keyakinan mereka, dan banyak yang mengatakan bahwa mereka sekarang memiliki identitas agama berbeda dengan agama yang mereka anut saat dibesarkan oleh orang tuanya. Sebanyak 53% responden di Hongkong dan Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah mengubah agama mereka, termasuk benar-benar meninggalkan agama. Di Taiwan, 42% orang telah berpindah agama dan di Jepang sebanyak 32%.

Hj Siti Fatimah Angelia, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCI MNU) Hongkong-Macao saat dikonfirmasi DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (3/7/2024) siang, memberi gambaran suasana di Masjid Chai Wan yang menjadi salah satu pusat kegiatan muslim di kota bekas koloni Inggris itu. Banyak warga lokal Hongkong mendatangi masjid ini meski mereka bukan muslim.

“Kemarin tanggal 1 Juli saat peringatan Establishment Day (hari peringatan kembalinya Hongkong ke Tiongkok pada tahun 1997, Red.), saya ke Masjid Chai Wan ada satu mobil rombongan keluarga, satu laki-laki dengan istri dan pembantu serta mertuanya. Sang suami ini merasa kena karma masa lalu, bahkan sampai mau bunuh diri juga, kemudian diberi saran agar ke masjid tempat ibadah orang Islam,” katanya.

Menurut Hj Siti Fatimah, orang nonmuslim itu meminta diobati oleh pengurus Masjid Chai Wan sebab pembantunya bilang penyakit yang dideritanya itu juga banyak dialami orang Islam, termasuk muslim dari Indonesia yang kemasukan atau kerasukan jin, dengan cara diberi doa-doa sesuai ajaran Islam bersama-sama jamaah lain.

Mungkin yang dimaksud adalah rukyah yang menjadi salah satu pengobatan spiritual ala Islam. Masjid Chai Wan sendiri merupakan masjid kelima di Hongkong yang dibuka pada tanggal 4 Agustus 1963. Masjid ini juga sebagai tempat salat jenazah yang akan dikuburkan di tempat pemakaman yang ada di dekatnya.

“Minta didoain bersama-sama di masjid agar bisa sembuh dari karma masa lalu seperti saran pembantunya. Tapi saya sampaikan bahwa karma masa lalu itu kepercayaan saja, saya sarankan agar bicara sama imam besar masjid kami, lalu mereka menemui Imam Besar Masjid Chai Wan, mereka saya ajak menemui Imam Usman,” ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, kepada mereka Imam Usman memberi nasihat agar orang itu belajar agama Islam dulu. Sebab bila tidak belajar Islam akan percuma, mengingat Tuhan umat Islam yang menguasai semesta alam ini adalah Allah SWT, yang berbeda dengan tuhan sesuai keyakinan orang yang bersangkutan.

“Keyakinan akan kekuasaan dan kebesaran Allah itu yang membuat kamu bila berdoa akan terkabul, akan disembuhkan dari penyakit oleh Allah SWT. Karena itu harus masuk Islam atau mengerti Islam dulu. Kalau kamu tidak masuk Islam, bagaimana kami mendoakan kamu. Kalau bukan muslim, kan doanya lain,” katanya menirukan nasihat Imam Usman kepada orang Hongkong yang sakit tersebut.

Selanjutnya, kata arek Suroboyo yang sudah lama menetap di Hongkong ini, Imam Usman memberikan buku-buku soal Islam.”Diberi banyak buku Islam. Orang itu berjanji akan menghubungi Imam Usman lagi dalam waktu dekat. Memang dia ke masjid untuk berobat agar sembuh saja, tapi cara ini juga dakwah sehingga banyak nonmuslim menjadi mualaf di Hongkong,” katanya.

Sementara Ali Ikhsanul Qauli, mahasiswa S2 di Kumoh National Institute of Technology, Korea Selatan, mengaku tidak banyak tahu soal perkembangan mualaf di Korea Selatan. Dia yang aktif di Masjid Al-Huda, Kota Gumi–masjid yang didirikan oleh para TKI/PMI di Korea Selatan ini menjadi satu-satunya masjid di kota tersebut.
“Untuk fenomena banyak orang Korsel pindah agama, saya tidak banyak mengikuti perkembangannya. Tapi untuk orang Korea mualaf, ada beberapa yang saya temui, mereka pindah agama karena alasan menikah atau punya pasangan muslim,” katanya kepada DutaIndonesia.com dan Global News.

Pengelola Masjid Al Huda Kota Gumi adalah KUMI (Komunitas Umat Muslim Indonesia). Selain jamaah dari Indonesia, banyak juga jamaah pekerja asing. Semisal dari Malaysia, Mesir, India, Bangladesh, Uzbekistan, dan Kazakhstan, datang ke masjid ini untuk beribadah. Saat Ramadhan malah mereka turut meramaikan acara berbuka puasa bersama. Bahkan beberapa komunitas muslim semisal muslim Kazakhstan dan Uzbekistan, juga turut menyumbang makanan untuk berbuka pada hari-hari tertentu.

“Beberapa kali saya memperhatikan ada muslim Korea yang datang ke masjid ini. Yang membuat saya tercengang adalah beberapa di antara mereka ada yang fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka pernah bekerja dan tinggal cukup lama di Indonesia,” katanya.

Bukan hanya pindah keyakinan jadi muslim. Tapi juga ada yang pindah ke agama lain. Misalnya Joon yang dibesarkan di keluarga Kristen di Korea Selatan. Namun seperti banyak orang di negara asalnya, keyakinannya sekarang sangat berbeda dengan yang ia anut sedari masih kecil. Dia sekarang mengidentifikasi dirinya sebagai agnostik. Tak beragama. Meragukan adanya tuhan.

“Saya tidak tahu apa yang ada di luar sana. Tuhan mungkin ada, atau mungkin juga bukan Tuhan – sesuatu yang supranatural,” katanya melalui telepon dari Seoul dikutip dari BBC News.

Orang tua Joon masih merupakan penganut Kristen yang taat. Joon mengatakan bahwa kedua orang tuanya akan merasakan “kesedihan yang mendalam” jika mengetahui bahwa dirinya tidak lagi menjadi penganut agama. Ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya, jadi ia meminta untuk menggunakan nama samaran. (gas)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Stok MinyaKita di salah satu toko di Pamekasan menipis. Harga sudah lebih dulu naik menjadi Rp 17 ribu/kg. (Foto: Masdawi Dahlan)

Harga MinyaKita Segera Naik: Stok Menipis di Pasar, Harga Sudah Naik Lebih Dulu

PAMEKASAN| DutaIndonesia.com – Harga minyak goreng merek “MinyaKita” di sejumlah daerah lebih dulu naik sebelum Pemerintah menetapkan harga baru minyak goreng ini. Harga eceren tertinggi (HET) MinyaKita segera naik dari Rp 14.000 menjadi Rp 15.700 per liter. Namun, selain kenaikan harga, ternyata MinyaKita sekarang juga sulit didapatkan di pasaran alias langka.

Pantauan Global News di sejumlah toko di Pamekasan, Rabu (3/7/2024), para pedagang yang biasa menjualnya mengaku kehabisan stok. Misalnya di Pasar Kolpajung Pamekasan banyak pemilik toko yang biasanya menjual MinyaKita sekarang stoknya habis. Hanya segelintir toko saja yang masih tersisa stoknya.

Sejumlah pemilik toko yang dihubungi Global News mengaku stoknya habis sejak dua hari hingga tiga hari belakangan ini. Hanya ada satu toko di kompleks Pasar Kolpajung yang masih memiliki stok minyak goreng ini karena pemilik toko melakukan kulakan dalam jumlah besar sebelumnya. Pedagang itu mengaku sebelumnya menjual MinyaKita dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram. Kini dia mengaku MinyaKita dijual dengan harga Rp 17 ribu per kilogram.

“Kami sudah kulakan dua bulan lalu sehingga hari ini masih ada stoknya. Kami menjual dengan harga Rp 17 ribu perkilonya, “ kata seorang pemilik toko di Pasar Kolpajung yang keberatan menyebut namanya kepada Global News.

Namun Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pamekasan, Basri Yuliyanto, mengatakan sebaliknya. Kondisi pasar MinyaKita masih normal menjelang kenaikan HET. Harga MinyaKita, kata dia, masih dalam kisaran Rp 15 ribu perkilogram.

Dia mengungkapkan sejak pertama dikeluarkan memang HET MinyaKita Rp 14 ribu, tapi sejak ada kenaikan CPO bahan baku minyak, harganya pun naik menjadi Rp 15 ribu. Kenaikan itu dinilai normal terjadi di tahun 2022. MinyaKita diproduksi sejak 2021 akhir ketika terjadi gonjang ganjing minyak goreng.

“Sekarang di pasar rata-rata Rp 15 ribu hingga Rp 15.500. Meskipun seribu di atas HET memang normal karena ada relaksasi harga minyak dari BAPANAS (Badan Pangan Nasional) sehingga kenaikan seribu rupiah dianggap tidak ada masalah, meskipun HET awal Rp 14 ribu, ” ungkapnya.

Dia menambahkan MinyaKita tidak dijual di toko modern. Yang dijual di toko modern adalah minyak premium. MinyaKita dijual di pasar tradisional. Karena memang harga yang ditetapkan pemerintah itu untuk menekan harga minyak yang sempat melonjak tinggi. Kalau minyak goreng premium rata-rata harganya Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu tergantung mereknya.

“Namun pemantauan kami di pasar masyarakat sekarang lebih banyak membeli kemasan minyak premium dibandingkan dengan MinyaKita, karena selisih harganya tidak terlalu jauh, kecuali dulu sampai ada yang Rp 25 ribu perkilogram. Sekarang rata-rata Rp 18 hingga Rp 19 ribu perkilo,” pungkasnya.

Kabid Perdagangan Disperindag Koperasi dan UM Kab. Madiun, Hendah Dwi Wijayanti, kepada Global News, juga menyebut senada. Pantauan kondisi pasar wilayah Kabupaten Madiun, MinyaKita normal. “Pantauan kami di pasar aman. Tidak ada kelangkaan. “HET minyak goreng akan naik dari Rp 14 ribu ke Rp 16 ribu. Tapi belum ditetapkan sampai sekarang,” katanya.

Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) membeber rencana harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng bersubsidi atau MinyaKita bakal naik sebesar Rp 1.700. Bila sudah resmi, berarti harga minyak per liternya akan menjadi Rp 15.700.

“Kami lagi menunggu Permendag. Tapi untuk sementara saya minta Dirjen untuk relaksasi harga menjadi Rp 15.700,” kata Zulhas kepada wartawan usai hadiri peresmian masjid di kantor Direktorat Metrologi, Bandung, pada Jumat (28/6/2024).

Sebelumnya, harga minyak goreng per liter Rp 14.000. Harga tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 49 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat. Rencana kenaikan harga minyak goreng pemerintah itu sudah diembuskan Zulhas sejak Mei 2024. Dia menyebut harganya akan berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 15.500 per liter.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mendukung rencana pemerintah itu. Namun IKAPPI meminta pemerintah bisa menjamin stok minyak goreng tersebut aman. “Saat ini belum ditetapkan saja HET MinyaKita naik, harganya di pasar sudah naik. Kami mendukung dan mendorong agar upaya-upaya dari pemerintah untuk mengatur MinyaKita selain harganya, tapi diperhatikan juga aspek distribusinya,” ujar Sekjen DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan dikutip dari Kompas.com.

Reynaldi bilang, berdasarkan laporan yang diterimanya, banyak pedagang di pasar mengalami kesulitan mendapatkan MinyaKita. Dia mengaku sedikit khawatir, jika HET MinyaKita naik, pedagang semakin sulit mendapatkan stok MinyaKita.

“Harga Rp 14.000 per liter saja barangnya sulit kami dapati lalu bagaimana jika harganya naik? Kami khawatir stoknya tidak ada di pasar dan tolong ini diperhatikan oleh pemerintah,” kata Reynaldi. (mas/her)

No More Posts Available.

No more pages to load.