SURABAYA | DutaIndonesia.com – Tahukah kalian, ada orang yang ber-ilmu, namun tak mendapatkan buah dari ilmunya? Akibatnya, orang yang berilmu (orang alim) tersebut hidupnya susah bahkan menderita.
Mereka adalah orang berilmu, namun salah jalan (salah niat), dan juga mereka yang tak mau mengamalkan ilmunya.
Hal ini ditegaskan oleh Prof Dr KH Asep Saefuddin Chalim MA, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, saat pengajian kitab kuning, Senin, subuh 16/12/2024.
Sebaliknya, kata Kiai Asep, banyak orang kurang berilmu, namun hidupnya tenang, senang dan berbahagia. Mereka adalah orang yang mengamalkan ilmu yang ada padanya (walau sedikit) dengan baik. Sehingga mendapatkan buahnya ilmu.
TUJUAN MENCARI ILMU
Dijelaskan oleh Kiai Asep, tujuan orang mencari ilmu itu, sejatinya bukanlah hanya untuk menguasai ilmu itu sendiri, namun ilmu dipelajari untuk diaplikasikan dalam pengamalan.
Seluruh ilmu syar’i yang ada, syariat memerintahkan untuk mempelajarinya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk tujuan yang lainnya.
Sedang tujuan adanya syariat adalah agar manusia beribadah kepada Allah, dan tidak mungkin seseorang bisa mengamalkan syariat tanpa memiliki ilmunya. Inilah tujuan pengutusan seluruh para nabi.
Allah berfirman dalam surah Al Baqarah : 44 yang artinya ; “Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sedangkan kamu melupakan kewajiban dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Diingatkan oleh Kiai Asep, bahwa niat mencari ilmu nya Allah, harus untuk meningkatkan ketakwaan dan ibadah kepada Allah. Bukan karena untuk mengejar dunia, mengejar pekerjaan, mengejar kekayaan, mengejar kedudukan, dan seterusnya.
ROHNYA ILMU
”Kalau niatnya karena itu, maka kalian akan keliru jalan. Dan akhirnya tak akan mendapatkan buahnya ilmu. Yakni kemuliaan di mata Allah dan manusia.” Ingat Kiai Asep.
“Namun kalau niatnya untuk mencari keridhoan Allah, dan setelah dapat diamalkan sebagai implementasi ibadah kepada Allah, maka kamu akan mendapatkan buahnya ilmu. Yakni ganjaran yang besar, kemuliaan yang tinggi. Dan insyaAllah, dunia (kedudukan, kekayaan, kekuasaan, dlsb) akan mengikuti,” kata Kiai Asep.
Hal tersebut karena ruhnya ilmu itu ada pada pengamalan. Tanpa mengamalkan ilmu, maka ilmu itu tidak ada gunanya, tak bermanfaat bagi pemilik ilmu. Akhirnya tak mendapatkan buahnya ilmu.
Artinya, bahwa ilmu adalah sekedar wasilah, bukan merupakan tujuan. Ilmu adalah wasilah untuk beramal. Setiap hal yang menunjukkan keutamaan ilmu adalah ilmu yang digunakan untuk beramal.
Dan sudah dimaklumi, bahwasannya ilmu yang paling utama adalah ilmu tentang Allah. Oleh karena itu belum akan merasakan keutamaan pemilik ilmu tersebut sampai dia membenarkan konsekuensi dari ilmu tersebut yaitu beriman kepada Allah.
Agar dalam selama proses mencari ilmu itu agar bisa mudah dan lancar, Kiai Asep berpesan agar hal-hal sebagai berikut diperhatikan;
1. Niat karena Allah SWT (Lillahi ta’ala). Disaat kita hendak untuk menuntut sebuah ilmu, niat utama kita harus karena Allah.
2. Selalu berdoa pada saat menuntut ilmu, seperti Nabi Muhammad yang sering kali berdoa dalam menuntut ilmu.
3. Bersungguh – sungguh dalam menuntut ilmu.
4. Menjauhi maksiat dan makanan haram.
5. Kurangi tidurmu, perbanyak sholat malam, dzikir dan ibadah.
6. Janganlah sombong. (Moch. Nuruddin)