PASURUAN|DutaIndonesia.com – Kentang Pasuruan sangat potensial.Potensi pengembangan kentang di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur sekarang meliputi luas tanam 5.356 hektare, panen 5.672 hektare dan produksi 151.566 ton.
Melihat potensi itu Bupati Pasuruan HM. Irsyad Yusuf mengusulkan perluasan marketing dengan mendesain branding kentang yang diberi nama Kentang Tombro.
Maklum kentang lokal itu berasal dari produksi petani di Desa Tosari – Bromo, sehingga disingkat Tombro.
Sementara itu, potensi pengembangan kentang organik di Jawa Timur meliputi luas tanam sebesar 11.014 hektare, luas panen 12.980 hektare dan produksi sebesar 257.249 ton dengan daerah sentra pengembangan di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Magetan, Blitar, Lumajang, dan Kota Batu.
Melihat itu, gayung pun bersambut. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong adanya peningkatan branding dan marketing kentang organik asal Jatim, terutama di Kabupaten Pasuruan.
Upaya itu setidaknya dapat menjadi salah satu usaha menaikkan nilai jual yang sudah ada.
“Potensi holtikultura di Pasuruan ini sangat besar. Tapi tantangannya adalah memperkenalkan ke wilayah di luar sana. Jadi memang harus ada branding dan edukasi bagaimana proses marketing berlangsung untuk meningkatkan nilai jual yang ada,” ujar Wagub Emil saat menghadiri Panen Raya Kentang Organik di Desa Pusung Malang, Lereng Gunung Bromo, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (11/11/2021).
Emil mengatakan, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mempromosikan kentang lokal dengan nama yang berbeda seperti yang direkomendasikan oleh Bupati Pasuruan H.M. Irsyad Yusuf.
“Jadi Gus Irsyad tadi sudah lapor kalau beliau ini mengajukan pemberian nama untuk kentang Pasuruan ini, yakni Kentang Tombro atau Kentang Tosari-Bromo. Ini unik dan bisa dijadikan branding baru agar orang-orang tertarik dengan kentang di sini,” terangnya.