MAJALENGKA | DutaIndonesia.com – Setelah 3 hari, (16-18 Juni 2023) ber-Rakernas, maka diadakan rapat penutupan yang dihadiri langsung oleh Menteri Perdagangan, DR (HC) Zulkifli Hasan SE MM, didampingi Ketua Umum PP Pergunu, Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim MA dan Sekjen PP Pergunu, DR Aris Adi Laksana MM MP.
Pada kesempatan pertama, dibacakan hasil rekomendasi Pergunu, baik internal mau pun eksternal oleh Sekjen PP Pergunu Adi Laksana. Setelah itu pidato Kiai Asep, baru kemudian penutupan oleh Zuklifli Hasan.
Berikut adalah Pidato Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim MA, yang berisi pesan-pesan kepada anggota Pergunu dari seluruh Indonesia.
Jangan salahkan, bila selama ini guru masih banyak dipersalahkan. Karena meski telah merdeka selama 77 tahun, dan selama itu juga guru bekerja, belum mampu mengemban tugas dengan baik, sehubungan dengan terwujudnya Indonesia yang Adil dan Makmur.
Saya ingatkan lagi, tugas dan kewajiban guru antara lain;
Pertama, guru sebagai ujung tombak proses pembentukan iman, di mana dalam keimanan terdapat kepercayaan adanya hari akhirat, hari pembalasan, yaimul jaza. Di mana amal perbuatan kita akan dipertimbangkan baik buruknya, untuk mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.
Kedua, tanggung jawab pendidikan adalah menanamkan ketaqwaan kepada seluruh anak didiknya. Di mana ketaqwaan merupakan ekspresi konkrit, dari keimanan. Keimanan itu susah dibaca, karena abstrak. Tapi bisa dilihat dari karya nyata keseharian.
Ketiga, kita juga harus mendidiknya dengan akhlakul karimah, berbudi pekerti yang luhur, berbudi pekerti yang mulia. Anak didik kita jangan sampai malas, harus rajin dan berdisiplin, tidak boleh berkata tidak bisa.
Selanjutnya ke empat, adalah melakukan transfer muatan pendidikan yang batasan-batasannya sudah ditentukan, dan itu bukan masalah yang sulit. Ajarkan pelajaran sesuai kurikulum hingga tuntas, sehingga tuntas muatan (kurikulum) dan tuntas jangkauan (anak didik).
Kelima, adalah pembentukan kecerdasan. Kecerdasan anak didik bisa tercipta dari pengertian dan pemahaman. Sehingga ketika kita tuntas akademik, maka otomatis kecerdasan anak didik terbentuk.
Keenam, pendamping akademis adalah keterampilan. Sehingga akan mendukung terbentuknya kemajuan dan kesejahteraan. Dan untuk keterampilan, kita harus mencari yang efektif.
Saat ini di antaranya adalah ilmu akuntansi, hingga ilmu IT. Jadi ilmunya adalah akademis, sedang speakingnya adalah keterampilan.
Ketujuh, juga tak kalah pentingnya adalah pemeliharaan kesehatan, sehingga bisa efektif dalam bekerja, hingga terbentuk kesejahteraan.
Kedelapan, adalah seni. Meski kita telah berhasil menciptakan kesejahteraan hidup, namun manakala tidak memiliki hati yang halus, kasih sayang kepada sesama, kasih sayang kepada hewan, tumbuhan dan lingkungan, tidak mampu menebarkan kasih sayang kepada lingkungannya.
“Rugi dan rugi, kalau Allah tidak menanamkan rasa cinta kasih pada sesama manusia,” kata Kiai Asep.
Kesembilan, adalah kreativitas. Kreativitas bisa terbentuk dari penguasaan akademis dan penguasaan keterampilan. Ini merupakan bahan bakunya, dan mesin pengolahnya adalah kecerdasan, sehingga melahirkan kreativitas.
Selanjutnya kesepuluh, kreativitas harus dirasionalkan dalam kehidupan dengan akhlakul karimah. Sehingga anak didik akan menjadi sosok yang berkarakter. Pandai, cerdas, terampil, kraetif dan karakter yang terpenting adalah ber iman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah.
Anak didik pandai dan piawai dalam berkomunikasi, tidak ada kemalasan, tidak ada kata-kata tidak bisa, dan tidak pernah ada kata putus asa. Melainkan rajin, jujur, cerdas – pandai, sopan-santun, beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah.
Sehingga anak didik nantinya akan mampu menciptakan kemajuan, menegakkan keadilan dan kesejahteraan.
Inilah yang diamanatkan kepada kita, para guru, untuk mampu melahirkan SDM-SDM yang akan menegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa dan negara.
Namun hari ini belum terasa hasil itu, walau pun sudah dilaksanakan. Tetapi secara merata belum. Yang oleh karenannya segera berdiri Lembaga-lembaga Pendidikan yang dihandle oleh Pergunu, yang tujuannya ke arah tersebut.
Dalam melaksanakan proses belajar – mengajar yang baik, Ponpes Amanatul Ummah hanya mengandalkan 2 hal, yakni sistemnya yang baik, dan gurunya yang baik.
Kalau sistem anda bisa mengadopsi dari Ponpes Amanatul Ummah, namun kalau guru harus dapat guru yang penuh dengan tanggung jawab. Tanggungjawab terhadap kompetensinya, tanggung jawab terhadap kurikulum, memiliki keteladanan yang baik, karakter guru yang baik – terus melakukan pengintaian terhadap perkembangan ilmu. Untuk itu perlunya melakukan literasi terus menerus.
Dan semua itu, orientasi kita adalah untuk Indonesia yang Maju dan Makmur. Ingat, niatnya kita bekerja karena Allah, kita mengajar karena Allah, maka yang akan menggaji adalah Allah. Dan gaji dari Allah itu tak terhingga batasnya, jumlahnya pasti dan pasti lebih banyak, tak hanya dalam bentuk uang semata, namun bentuk-bentuk lain, karena Allah maha mengetahui apa yang kita butuhkan (dicukupkan kebutuhan lahir-bathin).
“Jika kita menolong Allah, maka kita akan ditolong oleh Allah,” kata Kiai Asep dalam pidatonya. (Moch Nuruddin)