Regenerasi Petani Menuju Petani Makmur: Edy PANABA: Selain Bolo Tani, Perlu Digelar Lagi Jambore Petani Muda

oleh
Kopdar Kampung Naga Banyuwangi
Edy Purwoko saat Kopdar bersama anggota PANABA.

Salah satu kunci keberhasilan swasembada dan ketahanan pangan yang sekarang digalakkan oleh Presiden Prabowo Subianto adalah peningkatan regenerasi petani. Saat ini sudah mulai banyak petani milenial di Tanah Air. Selanjutnya perlu ditingkatkan lagi baik kuantitas maupun kualitas petaninya. Salah satu pelaku yang giat meng-“endorse” regenerasi petani adalah Edy Purwoko. Berikut kisah sukses mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) peraih penghargaan Svarna Bhumi Award, hasil kerjasama PT Pupuk Indonesia dan Benih Baik ini.

Oleh Gatot Susanto

PEMUDA asal Desa Bulurejo, Kec. Purwoharjo, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur ini, menjadi ikon petani milenial. Bukan sekadar petani seperti gambaran zaman dulu yang “ndeso”, Edy Purwoko tak lelah memberi inspirasi banyak pemuda di Indonesia, khususnya di wilayah Bumi Blambangan, bahwa petani bisa keren meski setiap hari harus bergelut dengan sawah dan ladang. Tak hanya membawa cangkul, tapi bisa bermobil dan mengurus bisnis secara daring.

Ya, Edy merupakan pemuda entrepreneur di bidang pertanian. Pria ini bersama sang istri,Lusiani Bina Rahayu, aktif mengedukasi petani milenial, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Di media sosial, pasangan petani ini beken dipanggil Edy Lusi.

Keberhasilan Edy Lusi bersama PANABA (Petani Naga Banyuwangi) seiring dengan moncernya nama buah naga di Banyuwangi. Yang dulunya lahan garapan petani cuma belasan hektare sekarang sudah ribuan hektare buah naga dikembangkan di Banyuwangi.Edy Purwoko berhasil menciptakan inovasi budi daya buah naga sehingga dapat meningkatkan produktivitas hingga 200 persen dan omzet Rp50 juta per bulan. Sukses ini membuahkan penghargaan Svarna Bhumi Award dari PT Pupuk Indonesia dan Benih Baik untuk Edy Purwoko.

Edy dan Lusi juga aktif pula mengikuti kegiatan bertema pertanian untuk kalangan muda yang digelar sejumlah BUMN. Termasuk dulu aktif menghadiri kegiatan Jambore Petani Muda yang digelar Petrokimia Gresik.

Namun sayang, kata Edy, sekarang kegiatan yang bagus itu sudah tidak ada lagi. Karena itu Edy berharap agar kegiatan Jambore Petani Muda atau sejenisnya, bisa dilanjutkan untuk menjaga regenerasi petani baik secara kuantitas maupun kualitas petani mudanya.

“Saran saya edukasi ke petani harus diadakan secara kontinyu, seperti Jambore Petani Muda yang diadakan Petrokimia Gresik waktu dulu. Kemudian bisa menggandeng petani-petani yang sudah berpengalaman untuk membagikan ilmu dan pengalamannya. Dan pemerintah–termasuk BUMN– harus memfasilitasinya. Kami ada bantuan, dari pihak Petrokimia Gresik selalu memberikan kontribusi ketika kita mengadakan acara kopdar (Kopi Darat atau bertemu sesama anggota komunitas petani muda, Red.),” kata Edy Purwoko kepada Global News dan DutaIndonesia.com, Rabu (5/2/2025).

Kopdar anggota komunitas yang dikomandani Edy Purwoko sejatinya sama dengan Jambore Petani Muda dalam skala kecil. Khususnya untuk anggota petani muda buah naga dalam wadah PANABA (Petani Naga Banyuwangi). Edy menjadi Ketua PANABA sejak 2017. Selain kopdar rutin, pernah pula anggota PANABA berdialog dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada tahun 2022.

“Setiap 6 bulan sekali kita mengadakan kopdar. Selain untuk manjalin silaturahmi secara langsung, juga saling bertukar informasi baru. Inilah perlunya kita adakan wadah komunitas tersebut. Saya sebagai ketua akan memandu sekalian memberikan pengalaman secara nyata soal pertanian sehingga keberhasilan dalam bidang pertanian ini tidak lagi berupa wacana semu atau teori tapi bisa meraihnya secara nyata. Ini yang membuat para anak muda suka menjadi petani muda,” kata petani milenial yang juga mendapat penghargaan Electrifying Heroes Silver Apreciation dalam ajang Wirausaha Tangguh 2021 ini.

Setiap acara Kopdar, kata dia, dihadiri sekitar 200 – 250 petani muda. Mereka aktif bertukar informasi, baik berupa permasalahan maupun keberhasilan, soal dunia pertanian yang digelutinya. “Kalau PANABA fokus pada bertani buah naga,” ujar pria kelahiran 1 Agustus 1979 ini.

Kopdar komunitas ini perlu diberi wadah secara luas, baik regional seperti Jawa Timur atau nasional. Karena itu, Edy menyarankan agar Jambore Petani Muda bisa digelar lagi seperti dulu sebab manfaatnya sangat banyak bagi petani.

“Kayaknya sekarang sudah gak ada, padahal program itu bagus. Yaitu mengundang para petani muda dari seluruh Indonesia dengan berbagai pengalaman di bidangnya masing- masing. Kita bisa bertemu petani muda yang mewakili daerahnya masing-masing, walaupun berbeda komuditas yang kita geluti tapi semangat bertani para pemuda bisa dijadikan bahan pengalaman ketika kembali ke daerahnya masing-masing,” katanya.

Edy menegaskan, bahwa regenerasi petani sangat penting guna menghadapi era yang lebih maju dalam dunia pertanian. Apalagi Indonesia mencanangkan percepatan swasembada dan ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan sehingga sangat membutuhkan keberlanjutan dunia pertanian. Termasuk regenerasi petani. Untuk itu peran Pemerintah termasuk BUMN sangat vital dalam memfasilitasi proses regenerasi petani tersebut.

“Sebagian besar petani sekarang sudah berusia lanjut. Maka, dengan adanya petani milenial setidaknya profesi petani bukan lagi dipandang sebelah mata tapi malah bisa dijadikan profesi yang menjanjikan. Di sini saya sebagai penggerak petani milenial akan terus mengedukasi dan memberikan arahan bahwa profesi petani sebenarnya sangat menjanjikan jika digeluti dengan penuh keseriusan,” katanya.

Selain Jambore Petani Muda, bagaimana dengan program Bolo Tani yang juga diadakan oleh Petrokimia Gresik? Edy maupun anggota PANABA mengaku belum bergabung menjadi anggota. Namun dia berharap bisa menjadi bagian yang aktif dalam program tersebut bila diberi kesempatan.

“Belum (jadi anggota Petani Makmur/Bolo Tani, Red.). Mungkin kalau diberi kesempatan kami akan berusaha menjadi mitra yang baik,” katanya lagi.
Bolo Tani merupakan program Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, untuk mendukung regenerasi petani. Program Bolo Tani memberikan reward biaya pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat untuk anak petani yang tergabung dalam program Makmur. Sebanyak 52 reward biaya pendidikan Bolo Tani tahun 2024 lalu secara simbolis diserahkan di Gresik, Jawa Timur, Rabu (26/6/2024).

Selain reward biaya pendidikan Bolo Tani, Petrokimia Gresik juga memberangkatkan 52 mahasiswa yang terpilih menjadi Taruna Makmur untuk memberikan pendampingan petani dalam budidaya pertanian program Makmur. Sebelum terjun ke lapangan, puluhan mahasiswa tersebut mendapatkan pembekalan di Sekolah Makmur. Petrokimia Gresik dalam pembekalan tersebut bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.

“Petrokimia Gresik konsisten melakukan regenerasi petani melalui Taruna Makmur. Saat ini sudah memasuki batch lima. Dan sekarang program regenerasi ini kita optimalkan dengan hadirnya Bolo Tani untuk mengenalkan sektor pertanian pada pelajar level SMA. Ini merupakan wujud kontribusi Petrokimia Gresik untuk masa depan pertanian yang berkelanjutan,” kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo.

Selain dari BPPSDMP, banyak kalangan berharap petani milenial berprestasi seperti Edy Purwoko bisa dilibatkan untuk memberikan pengalamannya dalam acara Taruna Makmur ini.

Kampung Naga Petrokimia

Kini petani buah naga di daerah Banyuwangi sudah hidup makmur sejahtera berkah budidaya tanaman bernama latin Hylocereus polyrhizus tersebut. Para pemuda yang biasanya suka mencari kerja menjadi buruh pabrik atau penjaga toko ke kota, kini lebih betah di desa untuk bertani. Toh, hasil bertani lebih besar ketimbang gaji jadi penjaga toko atau buruh pabrik.

Ya, mereka meniru jejak Edy dan anggota PANABA lain. Dan kelak mereka menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia sebagai penjaga ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Mereka bisa menjadi solusi di sektor pertanian yang hingga kini masih memiliki tantangan besar dalam proses regenerasi petani.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Desember 2023 menunjukkan tren usia petani semakin menua.Pada Februari 2023, sekitar 58 persen tenaga kerja pertanian berumur 45 tahun ke atas. Tren penuaan usia para petani tersebut berlanjut hingga akhir 2023.

Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 menemukan terjadinya peningkatan proporsi pengelola Usaha Pertanian Perorangan (UTP) berumur di atas 55 tahun dan penurunan proporsi petani berumur di bawah 44 tahun dibandingkan survei pertanian pada 2013.

Secara rinci, penambahan proporsi pengelola UTP untuk kelompok umur 55-64 tahun adalah 3,19 persen atau bertambah dari 2013 yang berjumlah 20.01 persen menjadi 23.20 persen. Penambahan proporsi juga terjadi pada kelompok umur di atas 65 tahun yang meningkat dari 12,75 persen menjadi 16,15 persen.

Penurunan proporsi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun dari yang sebelumnya mencapai 26,34 persen turun menjadi 22,08 persen. Begitu juga dengan pengelola UTP rentang usai 25-34 tahun yang turun menjadi 10,34. Lalu kelompok umur 15-25 tahun yang hanya 1,24 persen dan kelompok umur 45-54 tahun yang turun menjadi 27.09 persen.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 kala itu menyebutkan bahwa produktivitas masih menjadi tantangan di sektor pertanian. Walaupun menjadi motor perekonomian Indonesia, namun produktivitas sektor pertanian jauh lebih rendah dibandingkan sektor industri pengolahan.

“Produktivitas sektor pertanian kira-kira hanya seperenam dari produktivitas sektor pengolahan,” tuturnya.

Karena itu, gairah petani muda sekarang harus didukung oleh Pemerintah dan BUMN-nya. Seperti keberhasilan pemuda di Kampung Naga, yang juga berkat pendampingan dari PT Petrokimia Gresik, perusahaan pupuk di bawah naungan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Bahkan, dari pendampingan itu lahir nama Kampung Naga Petrokimia di Dusun Tambakrejo Desa Bulurejo.

Namun demikian Edy ingin Kampung Naga bisa lebih maju lagi. Dia juga akan melanjutkan acara Kopdar rutin di bulan April 2025. Materinya soal peningkatan kualitas bertani buah naga.

“Istilah kami yang jelas soal pencerahan tentang buah naga, karena banyak penemuan baru yang harus diinformasikan agar hasil panen lebih maksimal lagi,” kata Edy yang memelopori.inovasi menanam buah naga dengan panen tanpa bergantung pada musim.

Selain kopdar, ada juga kegiatan sosial. Misalnya setiap bulan ada program Berburu Dhuafa. “Kalau per bulan kegiatan sosial Berburu Dhuafa selalu kita sempatkan. Ya, berburu mencari dhuafa di sepanjang jalan untuk kita santuni, selain itu juga dhuafa yang sudah kita amati secara tersembunyi untuk mendapatkan bantuan juga. Dana untuk program ini dari anggota. Selain itu di bulan Ramadhan berbagi takjil dan bukber (berbuka puasa bersama, Red.) dengan anak- anak yatim piatu. Ini selalu menjadi agenda Ramadhan kami,” ujarnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.