Ayo… Bersatu
Terkait dengan persatuan, Mbah Darmo sangat konsen kalau bicara persatuan. “Waktu Lao Shi sakit menjelang kepergiannya, saya nekat pergi ke kediamannya di Surabaya meskipun sebelumnya banyak yang melarangnya. Saya menghormati Lao Shi. Karena beliau sakit, saya harus menjenguknya. Karena penyakit saya yang bertumpuk atas izin Allah sembuh karena Ling Tien Kung. Ling Tien Kung itu yang menciptakan Lao Shi. Apa pesan Lao Shi waktu? Mbah Darmo jaga persatuan Ling Tien Kung ya. Saya terharu waktu itu. Hati saya mengatakan, saya harus terus menjaga eksistensi Ling Tien Kung. Caranya dengan menjaga ajaran Ling Tien Kung yang murni seperti yang diajarkan Lao Shi,” kata Mbah Darmo dengan suara parau.
Selama dirinya masih ada, kata Mbah Darmo, Insya Allah Malang Selatan tidak akan goyah. Tidak goyah untuk menjaga kemurnian Ling Tien Kung.
Hal senada juga ditambahkan oleh Mbah Tukiyo seraya mengatakan, Malang Selatan tetap patuh kepada Ole-Ole Surabaya.
Sementara Suhadi mengatakan bahwasannya Kota Batu tetap ikut ajaran Lao Shi yang asli tak ada yang lain. Kalau ada yang ingin masuk ke Batu dengan gerakan lain, pasti akan ditolak, karena Ling Tien Kung yang benar itu, yakni yang diajarkan Lao Shi. Suhadi juga menyinggung soal kualitas instruktur harus diperhatikan. Jangan sampai seorang instruktur itu hanya mengejar seragam orange, tetapi teknik tidak menguasahi secara utuh dan benar. “Saya mengusulkan, kalau memang tak lulus tes, ya jangan diluluskan,” katanya.
Sementara, Abu Sofyan berharap agar AD/ART Ling Tien Kung secepatnya diselesaikan. Soal ini langsung dijawan oleh Edy Prawoto bahwasannya Ling Tien Kung sudah memiliki “Peraturan Ling Tien Kung” yang perannya sama saja dengan AD/ART.
Chusnul juga menyoroti soal batas wilayah. Artinya, tanpa adanya batas wilayah dalam pendirian koordinator akan menjadi sumber konflik setiap saat. Ini harus menjadi perhatian kita semua, karena tidak sedikit, pendirian koordinator baru ( di suatu tempat yang ada koordinator sebelumnya, selanjutnya lahir koordinator baru) terjadi konflik. Sementar Ibu Atiek menanyakan soal anggota yang belum berpredikat instruktur, tetapi sudah membuka sasana. Ibu Dewi memaparkan kesiapan wilayahnya untuk segera diresmikan (Koordinator Malang 4), karena semua persyaratan sudah terpenuhi dan sudah dikirim ke Pusat.
Untuk semuanya ini, kata Edy Prawoto menjadi masukan penting bagi Pusat. “Terima kasih atas semua masukannya. Kita akan terus berbenah. Semua pertanyaan-pertanyaan akan menjadi catatan penting bagi MPET2. Soal terjadinya konflik pada pendirian koordinator baru, karena hal itu dibungkus dengan kepentingan. Kalau ikhlas tidak akan begitu. Soal struktur organisasi, Lao Shi menginginkan struktur Ling Tien Kung tidak harus seperti yang ada di pemerintahan. Kita punya pola tersendiri. Juga demikian, sekarang tak sedikit anggota yang hanya mengejar seragam. Seperti toska, tetapi manfaatnya hanya ada pada dirinya. Ini tak benar. Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada semuanya. Semoga pertemuan ini bermanfaat bagi kita ke depannya,” kata Edy. (Erfandi Putra)