3 Tahun D’Professor, Band yang Beranggotakan 50 Guru Besar

oleh

 

SURABAYA| DutaIndonesia.com– Puluhan Guru Besar berkumpul di ballroom Hotel Wyndham, Minggu (3/11/2024) malam. Bukan hendak berorasi ilmiah, melainkan bermusik dan berdendang bersama untuk memeringati ulang tahun ke-3 Band D’Professor, grup band yang beranggotakan para guru besar dari berbagai ilmu di Universitas Airlangga.

Band yang dibentuk bertepatan Hari Dokter Nasional, 24 Oktober tiga tahun silam itu membuka penampilannya dengan lagu Pamer Putu, karya Prof Dr drg M.Rubianto MS Subsp RPID (K). Lagu yang dibawakan bersama-sama tersebut diciptakan karena setiap kali para guru besar itu bertemu, yang dikisahkan adalah perihal cucu-cucunya.

Selain membawakan lagu karya sendiri, grup band yang kini beranggotakan 50 profesor itu juga membawakan lagu-lagu oldiest dan lagu-lagu yang saat ini sedang digemari. Usai menyanyi bersama, Prof Dr dr Puruhito SpBTKV (K) yang merupakan Pembina D’Professor tampil solo membawakan lagu jadul Love Letter in the Sand. Sementara Prof dr Abdus Sjukur SpB (KBD) memilih membawakan Mulanya Biasa Saja, lagu yang diciptakan sekaligus dipopulerkan oleh Pance Pondaag.

Puruhito mengungkap, dibentuknya Band D’Professor adalah sebagai wadah para guru besar Unair yang suka bermain musik dan bernyanyi, sekaligus sebagai ajang silaturahim. Mereka bisa kumpul-kumpuI bergembira bersama teman-teman, sahabat, masyarakat Civitas Akademika Unair agar bisa tetap sehat, guyub, dan rukun.

“Tapi yang paling sulit itu ngatur orang tua, kalau ngatur mahasiswa gampang. Kalau ngatur profesor itu sulit, profesor ngatur profesor ya repot,” ungkap pakar bedah toraks kardiovaskular Unair ini sembari tertawa.

D’Professor yang di awal berdirinya beranggotakan 9 orang itu sejak masih mahasiswa sudah kerap bermain musik. Namun karena semakin tua kemampuan suaranya berkurang, koordinasi juga agak sulit.

“Kebanyakan memang sudah pensiun, tapi ada yang menjabat lagi. Seperti Prof Paul punya jabatan, jadi nggak gampang nyuruh-nyuruh orang,” tambah Puruhito.

Selain Prof Dr Dr Med Paul Tahalele dr SpB, SpBTKV (K) yang menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Widya Mandala, terdapat juga Prof Dr Kuntaman dr MS, SpMK(K) yang menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma.
Seiring semakin banyak anggotanya, secara khusus mereka menyewa studio di kawasan Dukuh Kupang untuk berlatih bersama. Namun karena kesibukan masing-masing, dari 50 anggota tidak semua bisa berlatih sesuai jadwal dua minggu sekali.

D’Professor tergolong sebagai band unik, pada Maret tahun lalu mereka memegang rekor sebagai band yang terbanyak anggotanya dan seluruhnya, sebanyak 41 orang terdiri guru besar. Universitas Indonesia juga memiliki, tapi anggotanya terdiri 10 profesor.

Kemudian pada 30 November lalu mereka diundang Institut Ilmu Kesehatan Kediri untuk berceramah sekaligus main musik hingga meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI().

“Jadi masing-masing profesor memberikan ceramah sekaligus main musik. MURI-nya karena ceramahnya terbanyak, 40 judul, sambil bermusik,” ungkap Puruhito yang pernah menjabat Rektor Unair periode 2001-2006.

Bernyanyi atau bermusik disebut-sebut juga membuat seseorang jadi lebih sehat.

“Banyak orang bilang, kalau orang menyanyi itu jiwanya terlepas, nggak stres. Karena itu dianjurkan orang yang semakin tua itu menyanyilah, di kamar mandi juga boleh. Yang penting itu koordinasi antara pendengaran, otak dan mulut. Itu yang menjadi tujuan kami. Meski tadi itu ada yang nyanyinya fals, tidak masalah. Yang penting ada koordinasi,” ujarnya sambil menunjuk kepala, telinga dan mulut.

Semakin malam suasana makin meriah, beberapa tampil menyanyi secara duet , seperti Prof drh I Komang Wiarsa Sardjana DEA dengan Prof Dr dr M Yulianto Listiawan SpDEV Subsp OBK yang melantunkan My Way. Prof Dr drg Theresia Indah Budhy MKes membawakan karya Anji, Menunggu Kamu, sementara Prof dr Sjamsu Budiono SpM Subsp KBR (K) memanaskan suasana lewat lagu Judul-judulan.

Dan makin heboh ketika Prof Dr dr Muhtarum Yusuf SpTHT Subsp Onk (K) mengajak berjug ijag ijug lewat Kereta Malam, lagu dangdut yang dipopulerkan Elvy Sukaesih serta saat Prof Dr Ir Dra Retna Apsari MSi IPM berduet dengan Prof Dr Ir Endang Masithah MP mengajak para tamu melantunkan Jogja Istimewa yang lagi popular.

“Saya banyak hafal kalau lagu-lagu dangdut, tapi pemusiknya yang kurang hafal,” ujar Muhtarum mengomentari. (ret)

No More Posts Available.

No more pages to load.