SURABAYA | DutaIndonesia.com- Sesungguhnya Allah menciptakan 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan.
Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Bahkan dengannya pula binatang liar, seperti singa, macan, serigala dan lain sebagainya, saling mengasihi anak dan keluarganya.
Sedangkan 99 rahmat lainnya, oleh Allah akan dicurahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat / di akhirat nanti. (Shahih Bukhari no. 6104 dan Shahih Muslim no. 2725).
Hal itu dijelaskan oleh Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim MA (Kiai Asep), pada para santrinya saat pengajian Senin subuh di Ponpes Amanatul Ummah Siwalan Kerto, Wonocolo, Surabaya, Senin (2/8/2024).
”Kalian bisa bayangkan, satu rahmat Allah yang menyertai alam dan segala makhluknya di dunia, sudah sedemikian besar. Kalian sudah bisa merasakannya, betapa besar kasih sayang orang tua, keluarga, teman. Coba bayangkan rahmat yang 99 itu nanti apa nggak lebih besar lagi… maha besar. Kita harus bisa merasakannya. Dan itu bisa kita rasakan, bila kita bertaqwa pada Allah hingga menjadi ahli surga,” jelas Kiai Asep pada para santrinya.
Dijelaskan pula oleh Kiai Asep, manakala para santri nanti dalam mengejar cita-cita dan harapan apa pun gagal, maka gagal itu bagian dari keberhasilan. Dalam arti, kalian kerja keras, oleh Allah digagalkan, karena Allah sayang pada kalian. Maka berikutnya akan diberikan ‘sesuatu’ yang lebih sesuai dan lebih baik.
”Contohnya saya, Pak Yai sendiri, dulu lulus SMA ingin kuliah di kedokteran, karena suatu hal gagal. Lalu ingin kuliah ke luar negeri, juga karena suatu hal gagal lagi. Tapi kemudian Allah memberikan saya ganti, diterima di PTN S1 jurusan Bahasa Inggris, dapat bea siswa lagi. Dan sekarang, melalui Ponpes Amanatul Ummah, Pak Yai justru lulusannya yang berhasil jadi dokter, insinyur, professional, ulama, pengusaha, jumlahnya sudah ratusan…, bahkan ribuan. Ini karena kasih sayang Allah pada Pak Yai. Faham ya nak!”.
“Jadi ketika kita berdo’a, ikhtiar keras, hasilnya gagal. Itu karena kita ada hijab, ada dosa yang menghalangi. Maka istigfar-lah yang banyak… mohon ampun pada Allah. Maka dengan kasih sayangnya Allah akan memberi ganti yang lebih sesuai dan lebih baik bagi kita.”
Rahman – Rahim
Dijelaskan pula oleh Kiai Asep, bahwa kasih sayang Allah yang selalu memeluk manusia itu ada dua. Yakni Rahman dan Rahim.
Rahman adalah bentuk kasih sayang yang diberikan kepada semua manusia. Baik muslim, non muslim (agama lain), juga para atheis (tak percaya agama).
Itulah sebabnya, banyak orang orang yang diberi Allah kekayaan dunia cukup banyak, kebahagiaan dunia, kenyamanan dunia dan lain sebagainya. Padahal mereka menyekutukan Allah. Namun karena sifat Allah yang Maha Rahman, mereka tetap diberikan kasih sayang, namun hanya di dunia saja.
Sementara untuk Rahim, adalah bentuk kasih sayang Allah yang diberikan kepada manusia muslim saja. Dimana semakin tinggi tingkat ketaqwaannya, maka rahim Allah semakin besar didapat.
Artinya, orang muslim, selain mendapatkan rochmat, juga mendapatkan rochim di dunia ini. Namun manakala manusia itu pindah alam di Alam Barzah dan Alam Akherat, maka hanya kaum muslim yang mendapatkan rachim yang cukup membantu melalui yaumul hizab.
Artinya, rochman itu hanya berlaku di dunia. Sedang rochim itu berlaku di dunia mau pun di akherat.
Dan manakala kaum muslim tersebut setelah dihizab, menjadi ahli surga, maka selain mendapatkan rochimnya Allah, juga mendapatkan 99 Rahmat.
“Sungguh besar kasih sayang Allah pada kaum muslim, terutama yang bertaqwa kepada Allah,” tegas Kiai Asep mengakhiri pengajiannya.(Moch. Nuruddin)