Antara Konjen Arifi Saiman, Michael Bloomberg, dan Boris Johnson

oleh

NEW YORK | DutaIndonesia.com – Konjen Republik Indnesia di New York Arifi Saiman mengunggah video menarik di akun facebooknya berjudul “Pulang Kantor: Mahattan-Scarsdale, NY. (01-06-2021), Sabtu 3 Juli 2021 pagi. Kontan saja video yang menceritakan keseharian Arifi Saiman saat pulang (dan mungkin saat berangkat ke kantor) ini dibanjiri komentar dari banyak pihak, khususnya para diaspora Indonsia di Amerika Serikat. Selain Pak Konjen, ada tiga orang tokoh lain yang suka naik angkutan umum: Dahlan Iskan, Michael Bloomberg, dan Boris Johnson.

Dalam video itu, Arifi Saiman tampak berjalan dari kantornya menuju 68 Subway Station New York. Tentu dia tidak sendiri. Ada, mungkin, stafnya mengambil gambar features kisah perjalanan pulang kantor ini. Tampak stasiun subway yang bersih jali. terlihat beberapa calon penumpang menunggu. Tentu saja Pak Konjen yang bermasker juga menunggu setelah membeli tiket.

Tak lama kemudian, kereta pun datang. Lalu para penumpang memasuki kereta. Tak ada antrean. Tak ada pemandangan berjubel. Pak Konjeng juga menunjukkan Metrocard untuk naik subway ini. Kereta yang membawa Pak Konjen lalu bergerak menuju Grand Centar station. sesampai di Grand Station new York, Saiman Arifi membeli tiket kereta Metro North menuju Scarsdale Station New York yang lokasinya tak jauh dari kediaman Pak Konjen Arifi Saiman.

Kontan saja video ini langsung dibanjiri komentar bernama memuji Arifi Saiman sebagai pejabat yang memberi ketaladanan akan gaya hidup sederhana. Gaya hidup sehat dengan berjalan kaki saat pulang kerja. Naik kereta dan bukan memakai kendaraan pribadi juga sangat bagus sebab mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya sehingga tidak menjadi bagian dari kemacetan.

“Favorite saya nih Pak KonJen. Naik turun subway , Olahraga, walaupun harus bawa koper buat show. Hebat Pak KonJen, sehat selalu Pak,” kata desainer Vanny Tousignant.

Arifi saiman membalas” “Asyik juga naik subway lalu pindah naik metro north Bu Vanny. Ini kerjaan keseharian saya saat di Paris bu.”

Imam Shamsi Ali juga memuji Arifi Saiman. Bahkan Presiden Nusantara faoundation ini menyamakan Pak Konjeng dengan pengusaha miliarder dan mantan walikota tiga periode di New York City. Ia merupakan orang terkaya ke-16 dunia dengan harta kekayaan mencapai USD54,9 miliar (Rp797 triliun). Ya dialah Michel Bloomberg yang memang penggemar berat transportasi umum semacam subway ini.

“Wah baru kali ini ada Konjen kita yang niru Michel Bloomberg. PP kerja-rumah naik train…thank you Pak Konjen,” kata Imam Shamsi Ali.

Arifi menjawab: “Ass. pak Imam Shamsi Ali. Semoga pak Imam selalu dalam kondisi sehat walafiat. Amin,” katanya.
“Sami-sami Pak Konjen. Sehat, sukses dan berkah selalu,” jawab Imam Shamsi.

Semua memuji cara Arifi Saiman pulang pergi kantor sebagai cara yang sehat. Dan murah. Saat menjawab komentar Yoni Utomo, Arifi Saiman mengatakan, “Iya pak Yoni, cara bisa olah raga ya pulang kantor naik kendaraan umum. Harga kaki lima tapi manfaat kesehatan bintang lima.” Ya, jalan iki memang cara sehat dengan harga kaki lima, tapi manfaat sehatnya melebihi bintang lima yang mahal.

Sebelumnya, pejabat yang dulu sering naik angkutan umum adalah Dahlan Iskan saat menjabat Menteri BUMN. Dahlan Iskan dulu suka blusukan naik KRL Jabodetabek. Tapi, di luar negeri juga ada pemimpin nyentrik seperti itu. Siapa saja?

“Contoh yang di luar negeri itu Presiden Iran Ahmadinejad itu, seminggu sekali atau sebulan sekali naik bus, hidupnya sederhana. Kalau presidennya saja mau, nggak hanya lip service dan ada contoh, orang juga hormat. Selain itu juga ada Walikota New York Michael Bloomberg,” jelas pengamat transportasi dan tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna ketika, dikutip dari detikcom, Sabtu 3 Juli 2021.

Pemimpin yang menggunakan kendaraan umum sering mendapat sorotan dan apresiasi. Berikut data beberapa pemimpin di luar negeri yang suka naik transportasi umum seperti dikutip dari detik.com:

  1. Michael Bloomberg, Walikota New York

Siapa tak kenal Bloomberg, pendiri dan pemilik mayoritas saham media finansial Bloomberg LP ini memang sudah kaya sebelum menjadi Walikota New York. Bahkan Bloomberg tak pernah mengambil gajinya selama menjadi walikota dan menerima remunerasi hanya US$ 1 per tahun. Alih-alih menempati rumah dinas Walikota New York, Bloomberg memilih tetap tinggal di rumah pribadinya.

Bloomberg pendukung berat transportasi umum dan menanggapi keluhan warga New York tentang kereta yang padat dengan ‘get real’ alias hadapi kenyataan, sambil terus mengimbau agar meniru apa yang dilakukannya. Nah, Bloomberg mengatakan sendiri bahwa dirinya adalah ‘walikota kecil yang pulang-pergi dengan subway’ dari rumahnya di kawasan Manhattan menuju kantornya ke Balai Kota.

Pada Januari 2002, Bloomberg dilaporkan naik kereta tiap hari kecuali satu hari pada 3 minggu pertamanya terpilih. Bahkan Bloomberg sering bercanda tentang dirinya yang tertahan di kereta selama setengah jam. Saat terpilih pada kedua kalinya, pada 2007 apakah Bloomberg masih naik kereta?

New York Times (NYT) pada tahun 2007 dalam artikel berjudul ‘Mayor Takes the Subway — by Way of S.U.V.’ sampai menyelidiki sendiri, benar apa tidak sih, Bloomberg suka naik subway atau cuma untuk pencitraan? Dari penelusuran NYT selama berhari-hari, Bloomberg paling tidak 2 kali seminggu naik naik subway. Namun tidak murni naik subway. Lho?

Ternyata, setiap pagi selalu ada 2 mobil Sport Utility Vehicle (SUV) Chevrolet Suburbans yang selalu siap di depan rumahnya. Bloomberg ternyata naik salah satu dari SUV itu, diapit polisi berseragam dan ajudan. SUV itu berjalan sekitar 20 blok dari rumah Bloomberg, melewati 3 stasiun terdekat dari rumahnya. Pada stasiun keempat mobil SUV itu berhenti dan Bloomberg turun naik KA Ekspres.

Menurut tes yang dilakukan NYT, perjalanan dengan SUV ini bisa memotong sepertiga waktu Bloomberg ke Balai Kota dibanding bila dilakukan dengan normal, naik dari stasiun terdekat, menunggu kereta lokal dan transfer ke kereta cepat. Artinya, Bloomberg tak mengalami apa yang dirasakan warga kebanyakan yang menunggu dan pindah-pindah kereta.

Menanggapi hal ini, juru bicara Bloomberg, Stu Loeser, mengatakan Bloomberg dulu suka berjalan kaki dari rumah ke subway terdekat hingga ia terpilih menjadi walikota. “Dia berhenti di berbagai stasiun, tergantung mau ke mana dan dari mana dia,” kata Loeser.

Mengenai SUV, Loeser mengatakan kendaraan itu adalah milik Polisi New York (NYPD) yang sudah menjadi protap keamanan. Tapi kenapa sampai 2 SUV, Loeser enggan menanggapinya.

Oh ya, pada November 2009, terjadi penusukan terhadap penumpang di kereta subway New York. Namun Bloomberg bergeming dan mengatakan subway aman. “Saya memiliki empati untuk semua orang yang berada dalam bahaya,” kata Bloomberg yang bersama tersangka yang terborgol di dalam kereta.

“Kebenaran dari masalah ini adalah bahwa kereta bawah tanah kami sangat, sangat aman,” tegasnya.

  1. Boris Johnson, Walikota London

Boris Johnson adalah jurnalis Inggris yang terpilih menjadi Walikota London pada tahun 2008. Lihat betapa Johnson sangat berpihak pada transportasi publik. Saat baru terpilih saja, Johnson membuat gebrakan untuk melarang konsumsi minuman beralkohol dalam jaringan transportasi, termasuk subway, bus, trem dan stasiun antarkota yang efektif pada 1 Juni 2008.

Saat hari terakhir minuman beralkohol itu diizinkan, ribuan orang serentak mabuk-mabukan dalam jaringan kereta bawah tanah. Hasilnya, beberapa staf dan polisi diserang yang berakibat 6 stasiun ditutup karena masalah itu. Beberapa kereta hancur dan harus ditarik untuk diperbaiki. Polisi pun menangkap 17 tersangka karena insiden ini.

Johnson dikenal sebagai pesepeda, bahkan dia sering memakai sepedanya ke tempat kerja. Gara-gara sering bersepeda itu, Johnson beberapa kali menjadi korban maling sepeda sampai-sampai dia berkhayal ingin membuat jebakan dan mengirim NAVY Seal untuk menangkap pencuri sepeda itu.

Salah satu rencana strategis Johnson untuk London di bidang transportasi adalah ‘mendorong agar lebih banyak orang berjalan kaki dan bersepeda’, baik itu di tengah hingga ke pinggiran kota. Pemerintahan Johnson bahkan menghabiskan 10 juta pounds untuk membangun jalur sepeda di London. Untuk apa itu semua? Ternyata Johnson memperkenalkan sharing bicycle system alias berbagi sepeda pada 2010. Bahkan, investasi Pemkot London untuk jalur sepeda plus pengadaan sepedanya ini meningkat menjadi 55 juta pounds dari tahun sebelumnya yang 36 juta pounds.

Jadi, pemerintah menyediakan sepeda yang bisa digunakan warga London secara gratis. Pemerintah pun menggandeng sponsor agar warga bisa memakai gratis sepeda itu. Saat awal peluncuran, sponsornya adalah Barclays, salah satu bank di Inggris.

Transportasi Kota London mengatakan, ada 4.700 sepeda yang ditempatkan pada 315 pangkalan sejak pukul 06.00 pagi. Jumlah sepeda ini ditargetkan sampai 6 ribu sepeda yang ditempatkan pada 400 pangkalan.

Saat peluncuran sistem berbagi sepeda ini di London Eye pada 2010, Johnson mengungkapkan ambisinya yang bisa mentargetkan 1 dari 5 perjalanan di London adalah dengan sepeda, seperti yang terjadi pada tahun 1904. Saat ini, hanya 2 persen perjalanan London ditempuh dengan sepeda.

“Saya pikir ini adalah hari yang indah untuk bersepeda dan hari yang indah untuk London. Akan menjadi cara yang indah untuk membuat orang keluar dari mobilnya dan menghirup udara segar,” jelasnya.

Dia menyarankan pesepeda untuk menjaga diri mereka sendiri, selalu di depan antrean bila ada di traffic light dan tak menerobos jalur truk dan trem yang bisa berisiko fatal dan bahkan kematian.

Tak lupa, Johnson berpesan pada warganya agar merawat sepeda-sepeda ini. “Ini barang publik. Saya ingin setiap orang merasa memiliki sepeda ini, ini bagian dari percobaan komunis,” candanya. “Kalau Anda melihat seseorang merusak sepeda ini, itu adalah serangan terhadap insfrastruktur transportasi London,” tuturnya. (det/hud)