Pada 1 Agustus 2021 mendatang dr Farid Anwar MKes, Direktur RSUD dr Slamet Martodirjo (Smart) Pamekasan, memasuki masa purna tugas. Dia memimpin sejak 15 Januari 2014. Apa saja yang ditemukan saat memulai memimpin rumah sakit ini? Apa juga yang sudah dilakukannya? Dan bagaimana harapannya kepada penggantinya nanti? Berikut wawancara wartawan Global News dan DutaIndonesia.com, Masdawi Dahlan, dengan dr Farid Anwar MKes.
SEBELUM bertugas di RSUD Smart Pamekasan, dr Farid mulai 2008-2013 memimpin RS Moch. Noer atau Rumah Sakit Paru milik Pemprov Jatim di Jalan Bonorogo Pamekasan. Sebelum itu dia juga memimpin Puskesmas Tlanakan selama lima tahun sejak diangkat menjadi PNS mulai tahun 1988-1993. Dan yang cukup lama dia memimpin Puskesmas Pakong tahun 1993-2008 selama 15 tahun.
Dalam pandangannya memimpin instansi pemerintah atau perusahaan termasuk rumah sakit yang perlu ditekankan adalah penguasaan atas permasalahan yang dihadapi, peluang penyelesaiannya dan kekuatannya yang dimiliki lembaga tersebut. Untuk mengetahui itu semua, kata dia, membutuhkan komunikasi yang baik antara elemen yang ada di dalamnya.
“Saya masuk di RSUD Smart ini lalu melihat kondisinya. Jadi melihat di situ apa yang kita bisa perbuat, untuk perbaikan rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat,” katanya.
Filosofinya, lanjutnya, mengelola rumah sakit itu sama dengan permainan sepak bola. Diperlukan kekompakan anggota tim dengan memanfatkan secara maksimal semua potensi yang dimiliki dengan pembagian tugas yang jelas dan terencana. Ya bisa mencontoh dalam pertandingan sepak bola. Meski punya pemain hebat belum tentu menang kalau kerja timnya tidak bagus.
“Kalau di rumah sakit, yang harus diketahui peran semua elemen, seperti dokter, perawat, tenaga penunjang seperti bagian sarana prasarana dan logistik. Harus diketahui juga mana yang punya visi untuk memenangkan persaingan. Semua elemen harus diketahui karakternya sehingga mudah memetakan kekuatannya,” urainya.
Keluhan dari masyarakat baik langsung maupun tidak langsung melalui kotak saran, SMS Center, kita evaluasi, kita kaji untuk melakukan perbaikan. Komunikasi penting dengan seluruh civitas hospitalia RS Smart termasuk juga komunikasi dengan masyarakat.
Tentang program terobosan yang dilakukan selama memimpin RSUD Smart, pertama, Farid mengatakan, sebelum membuat terobosan sudah tahu standar rumah sakit, termasuk izin operasional rumah sakit. Kedua, yang sudah dia lakukan menjadikan rumah sakit ini terakreditasi, dan yang ketiga sudah menjadi rumah sakit pendidikan.
“Jadi kita izin operasional tipe B, rumah sakit pendidikan, dan terakreditasi paripurna,” ungkapnya.