SURABAYA| DutaIndonesia.com – Rencana PT ThorCon Power Indonesia maupun PLN membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) disambut positif sejumlah kalangan. Salah satunya Natarianto Indrawan, PhD., Founder dan CEO FlexiH, sebuah perusahaan rintisan dalam mendukung pengembangan Hidrogen Hub (H2Hub) di Amerika Serikat (AS). PLTN yang dibangun PT ThorCon Power Indonesia lokasinya berada di Bangka Belitung. PLTN ini mulai dibangun tahun 2025, dan diperkirakan beroperasi komersial tahun 2030.
Selain ThorCon, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Nusantara Power (PLN NP) juga menyepakati kerja sama dengan Korean Hydro & Nuclear Power (KHNP) Co. Ltd dalam menjajaki prakajian kelayakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dengan teknologi small modular reactor.
Natarianto, pakar energi baru terbarukan asal Belitung yang sekarang tinggal di Oklahoma, Amerika Serikat ini, menilai, pengembangan nuklir ini akan menjadi tonggak sejarah perkembangan energi bagi Indonesia. Namun demikian, Natarianto menilai, nuklir yang dikembangkan oleh Thorcon di Bangka Belitung masih ada risikonya meskipun sudah sangat kecil dibandingkan type conventional.
“Proyek nuklir power plant perdana ini akan memotivasi banyak cendekia muda untuk menekuni profesi ini di masa mendatang. Tidak hanya nuklir fisi namun yang lebih utama adalah penguasaan pada nuklir fusi, yang saat ini dikembangkan pesat oleh Amerika Serikat dan China, di mana kedua negara itu saling berkompetisi. Nuklir fusi inilah nantinya akan menjadi energi primadona masa depan karena zero emisi dan dapat digunakan untuk menjelajahi antariksa,” katanya kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (10/1/2024) siang.
Nuklir fusi, kata dia, adalah energi yang dihasilkan oleh tumbukan atom hidrogen pada temperatur ekstrem (>40,000°C) sehingga kinetika atom hidrogen akan sangat tinggi dan hasil tumbukan atom tersebut menghasilkan energi bersifat endless (tanpa habis).
“Saat ini di dunia, leading riset nuklir fusi ini adalah Lawrence Livermore National Laboratory di California, Amerika Serikat. Saya berharap putra-putri terbaik Indonesia nanti ada yang bisa menjadi bagian sejarah teknologi ini,” kata pria yang merintis bisnis hidrogen dan mantan peneliti Departemen Energi di Amerika Serikat ini.
Indonesia sejak era Presiden Soeharto sudah memiliki rencana membangun PLTN tapi tidak bisa segera terwujud lantaran ada sejumlah kendala, khususnya terkait faktor keamanan. Sekarang apa yang dirintis ThorCon dan PLN serta stake holders lain, akan menjadi torehan sejarah bagi perkembangan energi di Indonesia. Di Amerika sendiri, pembangunan pembangkit listrik nuklir terbesar dalam sejarah pembangkit listrik baru selesai beberapa bulan lalu, tepatnya di negara bagian Georgia, yang dikembangkan oleh Westinghouse. Sedangkan untuk nuklir fusi, diperkirakan dapat mencapai tahap komersial sekitar satu dekade dari sekarang.
Menurut Natarianto, energi nuklir fusi ini adalah agenda paling atas di antara semua agenda pengembangan teknologi Departemen Energi Amerika Serikat. “Jadi setiap tahun Departemen Energi Amerika membuat 100 prioritas pengembangan teknologi yang diperkirakan memiliki pengaruh terbesar dalam peradaban manusia di masa depan, dan nuklir fusi berada di urutan teratas,” jelasnya.
Seperti diberitakan DutaIndonesia.com dan Global News sebelumnya, kehadiran PLTN yang dirintis ThorCon tersebut diharapkan dapat menambah produksi listrik hingga udara bersih. Permintaan energi listrik sendiri diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini akan menjadi masalah tersendiri, karena energi yang digunakan pembangkit listrik (seperti batubara) harganya terus naik.
Di samping itu, ke depannya pembangkit listrik “harus menghasilkan” udara bersih. Karenanya, sejumlah negara, belakangan ini semakin melirik nuklir sebagai bahan energi. Sementara, dalam hal perangkat kebijakannya, pemerintah bersama DPR-RI Komisi VII semakin intens untuk memantapkan program ini.
“Dari hari ke hari, berbagai persiapan sedang kami lakukan untuk memastikan bahwa jadwal kami tidak bergeser, yaitu pemotongan baja pertama pada akhir 2024, atau sekitar 12 bulan dari sekarang. Beberapa kegiatan antara lain, akan membuat proposal bersama DEN untuk ditujukan kepada Presiden di bawah payung MOU yang baru ditandatangani beberapa waktu yang lalu. Kemudian persiapan yang kami lakukan bersama Pemprov Babel dan Pemkab Bangka Tengah antara lain melakukan sosialisasi bersama,” kata Bob S. Effendi, Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (27/12/2023).
Bagaimana dengan tingkat keamanan dan keselamatan? Tentang ini Bob mengatakan, perihal keselamatan, saat ini sedang dilakukan proses persiapan perizinan yang disebut konsultasi 3S (safety,safeguard, security) dengan Bapeten. Proses ini sudah berjalan 7 bulan dan berakhir Maret 2024 di mana Bapeten akan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah setelah mengevaluasi persiapan yang dilakukan perusahaan tersebut.
Soal jaminan keselamatan, katanya, yang dapat menjamin keselamatan adalah Bapeten melalui proses perizinan dan inspeksi yang ketat. Bahkan tidak ada industri yang lebih ketat dibanding nuklir dan tentunya Bapeten akan mengajak regulator nuklir lainnya sebagai support. * gas/fan