Grup Musik Legendaris “Nasida Ria” Kembali Memukau Publik Jerman: Bukti Musik Islami Disukai Publik Barat

oleh
PENAMPILAN Nasida Ria di Bali Bistro Mainz, Jerman, Jumat malam, 24 Juni 2022. (Foto: KJRI Frankfurt)

Perdamaian perdamaian/Perdamaian perdamaian/Perdamaian perdamaian/Perdamaian perdamaian/ Banyak yang cinta damai/Tapi perang makin ramai/Banyak yang cinta damai/Tapi perang makin ramai/Bingung bingung ku memikirnya…

Oleh Gatot Susanto

LAGU hits “Perdamaian” yang dibawakan grup musik kasida modern “Nasida Ria” itu mengalun merdu di panggung Friedrichplatz, Kota Kassel, Jerman, sebagai pembuka Festival Documenta Fifteen, Sabtu (18/6/2022) lalu. Pengunjung yang memadati lokasi acara yang digelar oleh Documenta Fifteen–sebuah event seni-budaya yang sangat bergensi di Jerman digelar 5 tahun sekali sejak 1955–, pun terpukau dengan syair lagu yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris tersebut. Lagu “Perdamaian” menemukan ruh-nya saat dinyanyikan di tengah dunia yang gelisah akan kecamuk Perang Ukraina Vs Rusia.

Sukses tampil di Festival Documenta Fifteen, ibu-ibu bergamis personel Nasida Ria kemudian diundang oleh Konjen RI Frankfurt, Acep Soemantri, tampil di restoran Bali Bistro Mainz, negara bagian Rheinland-Pfalz, Jerman, pada Jumat malam, 24 Juni 2022. Lagi-lagi pengunjung dibuat kagum oleh penampilan mereka.

Manajemen Nasida Ria, Zuhad Mahdi, kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (13/7/2022), mengatakan, saat lagu “Perdamaian” ditampilkan oleh para personel grup musik yang didirikan pada tahun 1975 oleh H. Mudrikah Zain– seorang guru qiraah di Kota Semarang, Jawa Tengah–, pengunjung antusias mengikutinya sebab mereka bisa menikmati syairnya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris pada layar besar yang ada di samping panggung acara Opening Week Music Program Documenta Fifteen tersebut. “Pengunjung antusias. Mereka ingin kami tampil lagi,” kata Zuhad Mahdi.

Bak gayung bersambut, Konjen RI Frankfurt, Acep Soemantri, pun kemudian menggagas rencana agar Nasida Ria dapat tampil di kota lainnya di Jerman setelah memenuhi undangan Ruang Rupa di panggung Documenta Fifteen. Ruang Rupa adalah kurator seni-budaya Documenta Fifteen di Indonesia.

Dalam penampilannya kali ini, grup kasidah itu membawakan beberapa lagu andalannya yang sempat trending di media sosial. Lagu-lagu yang sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia.

Tingginya animo para penonton menyaksikan penampilan Nasida Ria di Mainz tercermin dari riuhnya sambutan saat grup tersebut membawakan lagu “Perdamaian“, “Bom Nuklir“, “Kota Santri“, hingga “Dunia Dalam Berita“. Lagu-lagu itu dinilai masih sangat relevan dengan kondisi sosial maupun perkembangan situasi global saat ini.

“Saat show di Kassel, kami pasang screen di kanan kiri panggung, kita translate syairnya ke dalam Bahasa Inggris, agar pesan dalam lagu itu tersampaikan ke penonton. Mereka antusias, ikut bergoyang, dan minta kami show lagi,” ujarnya.

Zuhad Mahdi mengatakan, Nasida Ria tampil di Jerman memang untuk mengisi acara Documenta Fifteen saja. Namun kemudian, Konjen Acep Soemantri mengundang mereka sekaligus mengajak tampil di kota-kota lain di negeri para Pemikir dan Penyair –sejumlah filsuf, penyair, musisi, dan ilmuwan terkenal berasal dari Jerman, seperti Albert Einstein, Hans Fischer, Wilhelm Conrad Röntgen, Johann Wolfgang von Goethe, Friedrich Nietzsche, Johann Sebastian Bach, Ludwig van Beethoven, Johannes Brahms, Franz Schubert, dan lain-lain–tersebut.

“Kami dapat undangan dari Documenta Fifteen melalui Ruang Rupa. Sudah lama Ruang Rupa bekerja sama dengan Nasida Ria. Karena itu, saat Ruang Rupa menjadi kurator seni asal Indonesia yang akan tampil di Documenta, Ruang Rupa pun mengajak Nasida Ria. Namun kemudian kami diundang Pak Konjen. Dengan mendadak, persiapan singkat, kami show di Mainz, lalu juga diajak tampil di kota lain. Tapi kebetulan visa kami habis, sehingga kami tidak bisa melanjutkan ke kota-kota lain, tapi planningnya memang di Kassel saja,” katanya.

Nasida Ria hanya 10 hari di Jerman. Selanjutnya Zuhad Mahdi berharap bisa tampil di kota-kota lain di negeri Panzer itu. Namun bukan pertama kali ini saja Nasida Ria show di Jerman. Pada Juli 1996, Nasida Ria pernah tampil di Jerman untuk menghadiri Festival Heimatklange yang diadakan di Berlin, Mülheim, dan Düsseldorf. Mereka juga pernah tampil di Berlin, Jerman, tepatnya di Haus der Kulturen der Welt. Nasida Ria diundang untuk bermain di Die Garten des Islam, sebuah pameran budaya Islam. Dengan demikian penampilan Nasida Ria di Jerman merupakan kali ketiga.

Sebelumnya Nasida Ria sudah melakukan show di beberapa negara. Misalnya Nasida Ria pernah menghadiri konser di Malaysia untuk merayakan Tahun Baru Islam.
Sukses penampilan Nasida Ria di Kassel, Meinz, Berlin, dan kota-kota lain di Jerman, membuktikan musik Islami semacam kasida atau gambus bisa diterima oleh publik Barat. Bahasa musik memang universal.

“Publik di Barat mengapresiasi dan menikmati musik-musik dari negara lain. Bahkan juga menikmati musik-musik yang otentik dari Afrika yang juga tampil di Documenta,” katanya.

Saat ini lagu-lagu Nasida Ria semakin popular saja. Media sosial, khususnya Youtube, banyak menampilkan ulang lagu-lagu grup musik yang awalnya banyak menyajikan lagu-lagu berbahasa Arab ini. Misalnya lagu Nabi Muhammad Mataharinya Dunia, Rumahku Surgaku, Anakku, Kota Santri, Di Mana-mana Dosa, Tahun 2020, Jasa Ibu, Rahasia Cantik, Surga di Telapak Kaki Ibu, dan masih banyak lagi.

“Kami masih menampilkan lagu-lagu lama yang pernah hits dan hingga sekarang masih disukai masyarakat. Kami mengaransemennya ulang,” katanya.

Menurut wikipedia, Nasida Ria kini memiliki 12 personel yaitu Hj. Rien Djamain, Hj. Afuwah, Hj. Hamidah, Hj. Nadhiroh, Hj. Nurhayati, Hj. Nurjanah, Hj. Thowiyah, Sofiyatun, Uswatun Khasanah, Titik Mukaromah, Nazla Zain & Alfiatul Khoiriyah. Selain itu Nasida Ria juga memiliki grup untuk juniornya bernama Qasidah EzzurA.
Sampai bulan Juli 2011, Nasida Ria telah mengeluarkan 35 album, termasuk dua yang berbahasa Arab. Ini termasuk 350 lagu. Sementara album/singlenya antara lain Ayo Berzakat (single 2020), Selamat Lebaran (2020/single), Kebaikan Tanpa Sekat (2020), dan Selamat Jalan (2021/single).

Indonesia-Frankfurt Festival

Sementara itu, bertepatan dengan Peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman pada tahun 2022, diharapkan kedatangan Nasida Ria khususnya dapat mempererat people to-people contact antar dua negara. Apalagi setelah penampilan mereka mendapat sambutan yang hangat dari warga lokal dengan sejumlah lagu terbaik yang dibawakannya.

Penampilan Nasida Ria disambut semarak dengan sorak sorai para pengunjung yang antusias menunggu aksi panggung mereka sejak ramai diperbincangkan oleh warganet minggu lalu.

Sejalan dengan itu, KJRI Frankfurt pun akan menyelenggarakan Indonesia Festival Frankfurt (IFF) 2022 dalam rangka promosi Indonesia yang mencakup pergelaran seni dan budaya, seminar, workshop, business dan tourism forum.

IFF 2022 merupakan festival Indonesia pertama di Frankfurt seiring momentum Indonesia sebagai Ketua G20 dan Jerman sebagai Ketua G7 di tahun 2022 yang mengemban tanggung jawab besar dalam memperkuat kerja sama internasional.

Melansir Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Indonesia merupakan mitra erat dan terpercaya bagi Jerman dan Eropa. IFF 2022 diharapkan dapat memajukan hubungan kerja sama khususnya melalui promosi budaya, perdagangan, investasi, pariwisata dan pendidikan. Puncak acara IFF akan diselenggarakan pada tanggal 16 – 18 September 2022 di Titus Forum Frankfurt.

Maka, pada forum itu, lagu-lagu Nasida Ria pun diharapkan mengalun lagi. Memberi pesan perdamaian. Persahabatan yang indah. Bukan perang yang bikin gundah:


Wahai kau anak manusia/

Ingin aman dan sentosa/

Wahai kau anak manusia/

Ingin aman dan sentosa/

Tapi kau buat senjata/

Biaya berjuta-juta/

Tapi kau buat senjata/

Biaya berjuta-juta/

Banyak gedung kau dirikan/

Kemudian kau hancurkan/

Banyak gedung kau dirikan/

Kemudian kau hancurkan/

Bingung bingung ku memikirnya… (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.