BOGOR| DutaIndonesia.com – Gudang amunisi daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya TNI AD, di Desa Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meledak dan terbakar Sabtu (30/3/2024) malam sekitar pukul 18.05 WIB. Warga yang tinggal di dekat gudang amunisi menyaksikan serpihan peluru beterbangan di atas kepala mereka. Pantauan Minggu pagi tadi, situasinya sudah terkendali. Sekitar pukul 07.32 WIB, para anggota TNI dan petugas pemadam kebakaran (damkar) terlihat masih berada di lokasi untuk menangani kebakaran tersebut.
“Sekitar jam 19.30 malam, kita lagi jaga di pos, jarak radius 300 meteran dari lokasi ledakan. Nah, itu pas di atas kepala persis (serpihan peluru terbang),” kata warga Ciangsana, Sopian Doyok (43), dikutip dari Kompas.com Minggu pagi.
“Saat itu kita ngejagain warga biar enggak masuk ke wilayah. Jadi memang kita stand by di sana. Nah, itu (serpihan peluru terbang) pas ledakan susulan, saat lagi kencang-kencangnya,” kata Sopian.
Sopian menuturkan, serpihan peluru itu hanya tinggal potongan saja alias sisa ledakan. Sopian dan warga lainnya memungut serpihan peluru tersebut. Penemuan serpihan peluru itu tak lama setelah ledakan susulan. Kejadian itu tak sampai melukai warga. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Sekitar satu jam lah setelah itu, enggak lama pas stand by di situ sama teman-teman pemerintah desa, itu pas lagi kencang-kencangnya, dar dor dar dor, pas lagi banyak ledakan. Pas di atas kepala, dan akhirnya diambil serpihannya itu di bawah,” ungkapnya.
Kini, serpihan peluru sudah diamankan oleh personel TNI AD. Pantauan di lokasi Minggu (31/3/2024) pukul 07.32 WIB, para anggota TNI dan petugas pemadam kebakaran (damkar) terlihat masih berada di lokasi. Sementara awak media yang tiba di lokasi tidak diperkenankan memasuki kawasan gudang amunisi yang berada di dalam kompleks Gudmurah.
Untuk memasuki kawasan gudang amunisi, seseorang harus melalui sebuah pos penjagaan dan pagar berwarna hijau. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh masuk ke dalam. Sementara awak media dibatasi aksesnya hanya di dekat sebuah plang putih bertuliskan aturan “Dilarang masuk tanpa izin, membawa senjata api/tajam, membawa kamera foto/HP, membawa korek api, merokok”.
Menurut informasi, area seluas 34 hektare berada di balik pagar hijau itu. Sebagian besar area adalah pepohonan rindang, di situlah lokasi gudang amunisi berada. Di bagian tengah kawasan itu terdapat 15 gudang amunisi setinggi sekitar enam meter. Masing-masing gudang memiliki tanggul pengaman yang tingginya sama dengan gudang-gudang itu.
Selain itu, masing-masing gudang juga berjarak sekitar 200 meter antara satu dengan yang lainnya. Dari 15 gudang itu, hanya gudang nomor enam yang memiliki amunisi kadaluwarsa yang hendak dimusnahkan. Di gudang nomor enam, terdapat sekitar 160.000 jenis amunisi maupun bahan peledak. Nahas, amunisi keburu meledak pada Sabtu petang. Sekitar pukul 07.30 WIB, satu unit Kompi Zeni Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) TNI AD tiba di lokasi. Namun, mereka mundur saat berada di dekat pagar hijau lantaran sekitar lima mobil damkar jenis High-Pressure Unit keluar dari sana. Mereka keluar dari kawasan Gudmurah TNI AD dan tidak terlihat lagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) menyatakan gudang peluru atau gudang amunisi yang terbakar adalah miliknya. Gudang peluru tersebut adalah milik Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) yang punya wilayah meliputi DKI Jakarta.
“Jadi memang kita konfirmasi telah terjadi kebakaran Gudang Munisi Daerah Kodam Jaya,” kata Kadispenad, Brigjen Kristomei Sianturi, kepada wartawan, Sabtu (30/3).
Lokasi persis Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) itu ada di Kampung Parung Pinang, RT 01/RW 11, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor. Saat itu, warga setempat langsug dievakuasi menjauh dari lokasi gudang peluru yang terbakar.
Dirangkum dari detikcom, berikut ini penjelasan TNI terkait kronologi kebakaran dan ledakan di Gudang Munisi. Pada pukul 18.05 WIB: Asap muncul dari gudang nomor 6. Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan mengatakan asap pertama kali ditemukan di gudang nomor 6. Kejadian terjadi pada 18.05 WIB.
“Jadi pada pukul 18.05 WIB ditemukan indikasi adanya asap di gudang nomor 6, dan ternyata itu diindikasi adanya ledakan,” ujar Hasan dalam konferensi pers di lokasi, Sabtu (30/3).
Hasan mengatakan usai diindikasi adanya asap, terjadi ledakan di gudang nomor 6 tersebut. Petugas piket langsung memberikan informasi ke warga sekitar. “Sehingga segera memberitahukan pada piket untuk memberitahukan pada masyarakat sekitar bahwa terjadi ledakan. Dan memang akhirnya terjadi ledakan di gudang nomor 6, Gudang Munisi Daerah Kodam Jaya ini,” katanya.
Gudang nomor 6 ini sendiri disebut berisi munisi-munisi yang sudah kadaluarsa. Munisi-munisi ini disebut hasil pengembalian dari berbagai satuan di wilayah Jakarta.
“Gudang nomor 6 itu berisi munisi-munisi yang sudah kadaluarsa, pengembalian dari berbagai satuan yang dilayani oleh kodam jaya di seluruh wilayah Jakarta ini,” tuturnya.
Gudmurah milik Kodam Jaya di Kabupaten Bogor yang terbakar dan meledak disebut dibangun sejak tahun 1982. Namun, Pangdam Jaya, Mayjen M Hasan, mengatakan gudang tersebut terus dilakukan pengecekan dan dinyatakan sesuai prosedur.
“Gudang ini tahun 1982. Tapi jangan hitung tuanya, tapi ini kan pembelian ada terus. Bahkan kemarin Kapaldam sudah mengecek pergudangan sudah sesuai dengan prosedur,” ujar Hasan.
Meski begitu Hasan mengaku tidak bisa memprediksi bila adanya gesekan bahan peledak yang terjadi. Hasan menduga kimia yang terkandung dalam bahan peledak yang kadaluarsa itu menjadi labil.
“Tapi kita tidak bisa memprediksi gesek-gesekan terjadi, tingkat kelabilan dari masing-masing, yang mungkin menyebabkan ledakan,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Mayjen TNI Mohamad Hasan. Dia membeberkan analisis awal ledakan di Gudang Munisi itu. Hasan mengatakan ledakan terjadi karena munisi berisi bahan peledak yang sudah kedaluwarsa.
“Kami menganalisa bahwa ini karena munisi yang sudah kedaluwarsa. Yang sudah dikembalikan,” kata Hasan.
Warga Terdampak Dievakuasi
Sejumlah warga terdampak ledakan Gudang Munisi milik Kodam Jaya dievakuasi. Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan mobil pick up hingga ambulans.
“Untuk warga semua kita bawa ke rumah bapak Kades. Kita manfaatkan kendaraan yang ada, dari mobil bak terbuka, ambulans, sampe mobil warga juga,” kata Ketua RT 01 RW 11 Kampung Parung Pinang, Ciangsana, Yadi.
Yadi menjelaskan proses evakuasi warga dilakukan secara bertahap. Dia mengatakan proses evakuasi warga dibantu oleh kepolisian, TNI hingga petugas ambulans.
“Kita juga dibantu anggota Polisi, TNI, petugas ambulans untuk evakuasi warga,” terang Yadi. (kcm/det)