Interfaith dan Islamophobia (2)

oleh
Imam Shamsi Ali (Foto: CNNIndonesia)

Oleh Imam Shamsi Ali*

SESUNGGUHNYA interfaith atau interaksi antar pemeluk agama di dalam hidup Rasulullah SAW sendiri bukan sesuatu yang asing. Kita diingatkan kembali oleh sejarah isteri pertama beliau, Khadijah R.A, yang ternyata dari kalangan keluarga Kristiani di Makkah. Belakangan ketika Muhammad SAW menerima wahyu pertama justru sepupu Khadijah-lah (Waraqah bin Naufal) yang memberikan dukungan moral, bahkan berjanji kelak jika diberikan umur panjang akan menjadi pengikut Rasulullah SAW.

Yang pasti interfaith atau interaksi Rasulullah SAW dan pengikut agama lain bukan dengan seminar atau konferensi maupun ceramah. Tapi dalam bentuk relasi kehidupan nyata antara Rasulullah SAW dan umat beragama lain.

Sebagian catatan sejarah itu saya sampaikan di bawah ini:

Pertama, ketika Rasulullah SAW dan pengikutnya mengalami tantangan berat dari pembesar Makkah, bahkan siksaan yang tidak dapat diekspresikan dengan kata-kata. Di saat seperti itu Rasulullah SAW memerintahkan sebagian pengikutnya untuk melakukan hijrah ke sebuah negeri yang penduduknya beragama Nasrani. Negeri itu adalah Habasyah atau lebih dikenal dengan Ethiopia saat ini.

Raja negeri itu adalah seorang Nasrani yang sangat taat. Sangat beragama, santun dan bijak. Raja Najasyi namanya. Beliau saat itu menerima pengikut Muhammad SAW dan melindunginya, bahkan ingin mendengarkan penjelasan tentang agama/keyakinan pendatang itu. Pimpinan pengungsi ketika itu, sepupu Rasulullah SAW, Ja’far bin Abi Talib, membacakan ayat-ayat tentang kehidupan Isa dan Ibunya Maryam AS.

Baca Berita Terkait: Interfaith dan Islamophobia (1)

Mendengarkan ayat-ayat itu menjadikan sang raja meneteskan airmata. Nuraninya tersinari oleh kebenaran ayat-ayat Al-Quran. Apalagi berkaitan erat dengan hatinya sebagai Kristen yang taat. Sebagian ulama bahkan mengatakan bahwa secara batin beliau sesungguhnya menerima Islam setelah mendengarkan ayat-ayat itu.

Hal itu semakin dikuatkan ketika sang raja bahkan menolak mentah-mentah permintaan pembesar Makkah untuk mengekstradisi kembali mereka ke kampung asal (Makkah). Beliau seolah mengatakan mereka (pengikut Muhammad) adalah saudara-saudaraku yang harus dilindungi.

Itulah catatan pertama dalam sejarah Islam yang tercatat sebagai interaksi publik antara Komunitas Muslim dan Komunitas Kristen secara terbuka.

No More Posts Available.

No more pages to load.