Di usia yang sudah sepuh, Dr H Kadarisman Sastrodiwirdjo ternyata masih punya waktu untuk menulis buku. Tokoh kelahiran Pamekasan 14 Oktober 1944, yang juga mantan Wakil Bupati Pamekasan dua periode ini, September lalu menelurkan sebuah buku. Judulnya, “Konye’ Ghunung, Perspektif Budaya Dalam Pemerintahan”.
Oleh Masdawi Dahlan
DALAM kata pengantarnya, Kadarisman Sastrodiwirdjo yang akrab dipanggil dengan sapaan Dadang itu menuturkan bahwa arti ‘’Konye’ Ghunung ‘’ Persepektif Budaya Dalam Pemerintahan, menggambarkan temuan dirinya tentang hubungan antar pemerintahan dan budaya.
Dia melihat tugas pemerintahan tidak bisa dilepaskan dari perspektif budaya, khususnya di Madura sebagai entitas masyarakat yang memiliki budaya khas.
Dia mengakui, buku yang ditulisnya itu merupakan kumpulan tulisannya yang bersifat semi ilmiah populer, yang dihasilkan semenjak dia aktif menjadi pejabat di berbagai tingkatannya.
Pengalamannya menduduki banyak jabatan di antaranya Ketua Bappeda Pamekasan, Wali Kota Jember, lalu Sekretaris Daerah Banyuwangi, Peneliti di Bappeda Pemprov Jatim, hingga terpilih menjabat sebagai Wakil Bupati Pamekasan dua periode tahun 2003-2008 dan 2008-2013, membuat dia makin tebal pengalaman dalam bidang pemerintahan.
Buku itu berisikan dua bagian utama yakni bagian I berisi bahasan tentang Bahasa, Budaya dan Madura. Dalam bagian I ini Kadarisman menggambarkan secara detail tentang Budaya Madura dalam berbagai perspektifnya.
Baik kaitannya hubungan budaya Madura dengan pemerintahan, maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan syariat Islam sebagai agama yang dianut warga Madura.
Lalu bagian II berisi bahasan tentang masalah birokrasi dan pembangunan, baik secara teoritis maupun pengalaman praktisnya.