Laporan dari Hongkong, Galang Dana untuk PMI Sakit: Keluarga di Trenggalek Butuh Bantuan untuk Menjenguk

oleh
PMI Hongkong sakit1
Sri Lestari saat masih di Trenggalek dan kondisinya sekarang di RS Hongkong. Foto kanan: Anak Sri Lestari yang yatim sejak dalam kandungan.

 

Keluarga dua PMI di Hongkong yang sedang terbaring di rumah sakit (RS) berharap agar Sri Lestari dan Sri Mulyani segera sembuh. Keluarga Sri Mulyani memberi kabar bila PMI asal Ponorogo itu kondisinya membaik.  Sementara keluarga Sri Lestari di Desa Baruharjo Kecamatan Durenan Kab. Trenggalek, Jawa Timur, berharap ada pihak yang mau membantu menjenguk PMI yang terkena penyakit kanker tersebut. Para PMI lain, khususnya ibu-ibu PCI Muslimat NU Hongkong-Macau, saat mengadakan acara peringatan HUT ke-79 RI di Victoria Park pun menggalang dana untuk Sri Lestari.

 

Oleh Gatot Susanto

 

ANA WIJAYA tampak bingung saat mendengar kabar kakaknya, Sri Lestari, minta dijenguk oleh keluarganya. Ana sedih lantaran tidak ada biaya untuk berangkat ke Hongkong guna menjenguk kakaknya itu.

Untuk itu dia berharap Pemerintah atau siapa pun bersedia membantunya membiayai keberangkatan anggota keluarga ke Hongkong guna melihat langsung kondisi Sri Lestari.

“Kemarin ada bantuan dari IST Hongkong berupa uang Rp 1 juta. Mohon maaf, kami dari keluarga kurang mampu, tidak bisa menjenguk, kami tak ada dana. Jadi kami hanya bisa mendoakan saja semoga Mbak Sri di sana cepat membaik dan bisa sehat kembali seperti sedia kala. Aamiin…,” kata Ana kepada DutaIndonesia.com, Rabu (28/8/2024).

Ana mengaku baru saja kontak langsung Sri Lestari untuk mengetahui kondisi terakhir di RS. Sang kakak yang terbaring lemah di RS bersedia bila kondisi sakitnya diberitakan di media.

Namun demikian, Ana tetap berharap agar keluarga bisa menjenguk Sri di Hongkong. Untuk itu Ana berharap Pemkab Trenggalek atau pihak desa bisa memfasilitasinya agar keluarga bisa melihat langsung PMI yang sudah lama bekerja di Hongkong tersebut. “Itu harapan keluarga,” katanya.

Sri Lestari bekerja di luar negeri sejak anaknya umur 7 bulan dan sekarang bocah itu sudah berusia 6 tahun. Selama bekerja di Hongkong, Sri belum pernah izin cuti untuk pulang ke tanah kelahirannya. Sri merupakan orang tua tunggal. Suaminya meninggal dunia sejak anaknya masih dalam kandungan. Jadi, bocah itu yatim.

“Mbak Sri Lestari punya 1 anak laki-laki sekarang sekolah TK. Kami sedih, apalagi keluarga masih berduka sebab baru saja mengurus bapak kulo (saya) meninggal. Baru kemarin 100 harinya,” katanya.

Ibu-ibu PCI Muslimat NU Hongkong-Macau, di sela-sela merayakan peringatan HUT ke-79 Proklamasi Kemerdekaan RI di Victoria Park, Hongkong, Minggu (25/8/2024), sempat pula menggalang dana untuk Sri Lestari. Uang bantuan terkumpul 1.420 dolar Hk atau Rp 2.800.000.

“Nanti kita genapkan jadi Rp 3 juta. Ibu-ibu heboh saat mengisi acara HUT RI. Kami senang banget. Sambil cari sumbangan untuk Mbak Lestari, terkumpul $1.420, jadi sekitar dua juta delapan ratusan ribu rupiah, entar diganepi tiga juta rupiah,” kata Ketua PCI Muslimat NU Hongkong-Macau, Hj Siti Fatimah Angelia kepada DutaIndonesia.com, Rabu (28/8/2024).

Dia juga berharap pihak-pihak lain mau membantu Sri Lestari sebab dia merupakan pejuang keluarga. Bantuan bisa disampaikan ke keluarga di Desa Baruharjo Kecamatan Durenan Kab. Trenggalek, Jawa Timur.

“Apalagi dia ditinggal suaminya. Anaknya sekarang yatim, sehingga sangat membutuhkan bantuan kita semua,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya Sri Lestari asal Trenggalek terkena penyakit kanker rahang. Setelah menjalani operası yang ke-5 selama 30 jam, dia masih sadar tapi tetap tidak bisa berkomunikasi. Bila berbicara dengan orang lain lewat pesan singkat yang dia tulis di What’sAPP (WA).

“Kalau komunikasi lewat ngetik di WA. Dia mengaku sebentar-sebentar sakitnya luar biasa. Seperti di-iris-iris. Dia nggak bisa ngomong. Kalau terlalu sakit dan gerak dikit langsung sesak napas dan mengalir keluar banyak lendir melalui selang yang terpasang. Bapaknya juga baru saja meninggal dunia,” kata Siti Fatimah.

Dia sudah menjalani perawatan di RS selama 5 bulan. Dia mengaku ingin sekali dijenguk oleh keluarganya dari Trenggalek. Namun, banyak kendala sehingga hingga sekarang belum terlaksana.

“Penginnya ada keluarga yang bisa datang menjenguk. Mohon bantuan menghadirkan keluarganya. Kemarin dia baru saja menjalani operası yang ke-6, belum tahu berapa jam? Katanya sister (perawat) nggak lama karena hanya mencabut perangkat medis dan lain-lain serta sedikit perbaikan. Satu badan sudah ditempel-tempel (dioperasi). Yang paling sakit bahu sebelah kiri atas katanya. Karena habis diambil kulitnya untuk nempel yang di rahang,” katanya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.