Malam Ini Jazz Gunung di Bromo, Musisi hingga Penonton Wajib PCR dan Vaksin serta Dicek Via PeduliLindungi

oleh


 PROBOLINGGO | DutaIndonesia.com – Jazz Gunung 2021 digelar di  Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, Kab. Probolinggo, Sabtu (25/9/2021) malam ini. Konser musik jazz ini menjadi yang pertama digelar  di masa pandemi Covid-19.

Karena itu konser ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan super ketat. Baik kepada para penonton yang hadir, artis pengisi acara, event organizer, dan seluruh petugas lainnya.

Sejumlah protokol utama yang harus dilalui adalah mereka wajib telah divaksin dan menjalani screening berupa swab PCR test.

Pada tahap pertama, para penonton akan melakukan scanning barcode ‘Peduli Lindungi’, untuk memastikan penonton telah melakukan vaksin.

 Selanjutnya, penonton akan diarahkan melakukan pengecekan suhu tubuh dan menggunakan hansdsinitizer sebelum melakukan registrasi ulang di meja panitia. Sebelum memasuki Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, para penonton juga wajib melakukan swab antigen yang telah disediakan oleh panitia.

“Ibu gubernur akan mendukung adanya kegiatan ‘Jazz Gunung 2021’ dengan syarat sudah mengantongi izin pelaksanaan dari instansi terkait. Semoga pertunjukan ini akan berseiring dengan upaya untuk membangkitkan kembali ekonomi di Jatim disertai dengan pengendalian Covid-19 yang ketat. Intinya, jangan jumawa (sombong) meskipun Covid-19 sudah melandai,” tegas Plh. Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.

 Dalam kesempatan itu, Plh Sekda Heru meninjau simulasi protokol kesehatan berdasarkan CHSE Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) dan 3W (Wajib tes Antigen, Wajib menggunakan masker serta Wajib menjaga jarak dan kebersihan).

Mas Ngawi

Lebih lanjut Penggagas Jazz Gunung 2021 Sigit Pramono menjelaskan, dalam pelaksanaan konser ‘Jazz Gunung 2021’ akan disiapkan Satgas (Satuan Tugas) yang akan menjadi pengawas selama berjalannya konser. Dimana pengawas yang diberi nama ‘Mas Ngawi’ merupakan singkatan dari ‘Maskeran (menggunakan masker), Ngadoh (jaga jarak) dan Wijik (cuci tangan).

“Nantinya akan membantu mensupervisi protokol kesehatan. 1 ‘Mas Ngawi’ akan memantau setiap 25 orang penonton. Jadi para penonton akan dipastikan akan taat prokes selama acara. Utamanya penggunaan masker dan menjaga jarak. Jadi benar-benar kita akan jadikan percontohan karena ini memang baru pertama kali di Indonesia,” jelas Sigit.

Selain disiapkan petugas ‘Mas Ngawi’, Sigit juga meminta dukungan pemerintah untuk menjaga jika sampai terjadi kerumunan. Khususnya saat pejabat datang dengan iringan protokoler. “Kita mohon bantuan Satpol PP untuk ikut mengondisikan agar kerumunan tidak sampai terjadi,” ujar Sigit.

Sigit menegaskan, gelaran Jazz Gunung ini tidak semata-mata untuk mencari keuntungan. Melainkan dalam rangka menjadi contoh bagaimana konser musik digelar dengan protokol kesehatan secara ketat.

“Test swab antigen akan dilaksanakan di tempat acara, dan semua pihak, baik panitia, penonton, artis, vendor dan pihak-pihak lain yang terlibat secara langsung sudah mendapatkan vaksinasi Covid 19 dengan menunjukkan sertifikat melalui aplikasi Peduli Lindungi. Bahkan para pengisi acara dan panitia pun wajib melakukan PCR test,” jelas Sigit.

Menjadi Contoh

Penyelenggaraan ‘Jazz Gunung 2021’ kali ini, akan menghadirkan beberapa musisi Jazz Indonesia diantaranya Janapati (Dewa Budjana, Tohpati), Ring of Fire Project feat Fariz RM, The Jam’s (Yance Manusama & Otty Jamalus), Dua Empat dan Surabaya Pahlawan Jazz.

Dewa Bujana, sebagai salah satu pengisi Jazz Gunung 2021 mengaku optimis dengan acara tersebut. Sebab, semua telah dipersiapkan secara matang dengan protokol kesehatan ketat. “Semuanya berdasarkan dengan aturan. Karena di Jatim ini sudah level dua dan berjalan ke level 1. Sebagai musisi dari Jakarta, ya kami berangkat dengan kondisi dan aturan yang seperti itu,” ujar dia.

Gitaris Gigi tersebut berharap, gelaran ini dapat menjadi contoh dari event musik lainnya yang mengundang penonton. “Saya yakin selama dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat akan aman. Karena di sini yang biasanya digelar dua hari juga hanya satu hari. Kemudian kapasitas penonton yang semestinya dua ribu orang hanya diisi kurang dari 500 orang,” tutur Bujana. (DTC)

No More Posts Available.

No more pages to load.