HONGKONG| DutaIndonesia.com – Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCI Muslimat NU) Hongkong-Macao menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW Minggu (15/9/2024). Kali ini panitianya dari Ibu-ibu Muslimat NU yang tinggal di distrik Wan Chai, sehingga acara diadakan di bawah Jembatan Wan Chai.
Seperti biasa, acara Maulidan Nabi kali ini berlangsung meriah. Selain acara puji-pujian kepada Nabi SAW dan sholawatan, juga ada pemotongan tumpeng yang dilakukan Ketua PCI Muslimat NU Hongkong- Macao Hj Siti Fatimah Angelia. Kemudian potongan tumpeng diberikan kepada tamu istimewa dari Chinese University Profesor Frankel.
Muslimat NU Hongkong- Macao Gelar Maulid Nabi, Dihadiri Tamu Istimewa Profesor Chinese University
“Iya hadir Prof Frankel dari Chinese University. Beliau joined pingin lihat mbak-mbak pekerja migran Indonesia atau PMI. Kebetulan beliau dari Amerika dan beragama Islam. Beliau tadi sebelum ke acara kami, mengisi ceramah Mauludan di Masjid Hongkong, bertemu saya dan minta ikut melihat acara kami ini. Saya baru kenal di acara makan bersama yang diadakan di mushollah chinese muslim,” kata Hajah Siti Fatimah Angelia kepada DutaIndonesia.com, Minggu siang.
Dalam kesempatan itu, Profesor Frankel memberi taushiyah di hadapan para PMI anggota Muslimat soal sosok Rasulullah SAW. Sang Profesor sangat suka dengan Rasulullah SAW. Dia juga suka dengan sholawatan.
“Nabi Muhammad SAW itu manusia sangat istimewa. Beliau bukan Tuhan
Tapi manusia yang mempunyai kharisma luar biasa. Beliau panutan umat di seluruh dunia,” katanya.
Prof Frankel tampak terharu saat mendengar lantunan sholawat yang syahdu. Ibu- ibu Muslimat NU secara bergiliran melantunkan sholawat Nabi. Lalu lalang orang-orang yang cukup ramai melintas di kawasan Wan Chai yang ramai ini sebagian menyempatkan berhenti melihat lagu-lagu sholawat yang asing di telinga mereka. Banyak di antara mereka mengabadikan momen itu dengan mengambil foto.
Yang mengejutkan, ada nenek nenek terlihat kesal melihat acara Mauludan itu. Nenek nenek warga setempat tersebut meminta ibu-ibu pindah ke tempat lain. Namun ibu ibu Muslimat menanggapi santai saja dan mendekatinya sambil menjelaskan soal acara Mauludan tersebut. Mereka akhirnya senang apalagi saat diberikan kue Maulid.
“Mereka nggak mau kita duduk di situ
Padahal kan milik umum. Tempat ini milik kita bersama. Terakhir kami kasih kue ke nenek nenek itu mereka tertawa dan suka,” katanya. (gas)