SURABAYA| DutaIndonesia.com – “Bila kalian mendapatkan masalah, atau mengharapkan sesuatu, maka mintalah hanya kepada Allah SWT. Jangan sekali-kali datang ke dukun (orang pintar)”.
Hal ini ditegaskan oleh Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim M.Ag (Kiai Asep), saat memberikan pengajian kitab kuning pada Senin subuh (12/8/2024) di Ponpes Amanatul Ummah Siwalan Kerto, Wonocolo, Surabaya. Kiai Asep mengingatkan, “Salah satu kekuatan umat muslim adalah do’a”.
Dalam berdo’a, lakukan terus menerus. Jangan berputus harapan, apalagi putus asa. Kalaian harus yakin, setiap do’a kepada Allah pasti dikabulkan. Karena ini janji Allah. Hanya saja terkabulnya do’a itu ada tiga macam; Pertama do’a mu sama Allah langsung dikabulkan. Kedua, doamu dikabulkan tapi ditunda. Ketiga, do’amu dikabulkan namun dalam bentuk yang lain. Karena Allah lebih tahu, apa yang terbaik buatmu.
Dalam Al Qur’an, surah Al Ghafir ayat 60, Allah bersabda; “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Ghafir: 60).
Selain surah Al Ghafir, kalian juga bisa mendapatkan firman Allah yang terkait dengan do’a, yakni dalam Al Qur’an Surah Al-A’raf: ayat 29 dan 55, QS Al Baqoroh 186, Surah Al Imron ayat 38, Surah An Anbiya ayat 87-88 dan Surah Nuh ayat 28. Sedang untuk hadistnya, cukup banyak.
Etika Dalam Berdo’a
Mengutip Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami, Sayyidil Abrar menyebutkan 10 adab berdoa. Hal ini menunjukkan betapa sakralitas ibadah doa.
Pertama, kita menantikan waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
Kedua, kita memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya.
Ketiga, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa.
Keempat, mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.
Kelima, menghindari kalimat bersajak dalam doa karena dikhawatirkan justru melewati batas dalam berdoa. Prinsipnya tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa.
Keenam, berdoa dengan penuh ketundukan, kekhusyukan, dan ketakutan kepada Allah SWT.
Ketujuh, mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa.
Sufyan bin Uyaynah mengatakan, sadar akan kondisi dirimu jangan sampai menghalangimu untuk berdoa kepada-Nya. Allah, kata Sufyan, tetap menerima permohonan Iblis yang tidak lain adalah makhluk-Nya yang paling buruk.
Kedelapan, meminta terus menerus dalam berdoa.
Kesembilan, membuka doa dengan lafal zikir. Kita dianjurkan untuk membuka doa dengan pujian dan shalawat. Demikian pula ketika mengakhiri doa.
Kesepuluh, tobat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah SWT dengan cara mematuhi segala aturan agama.
Ke sepuluh poin ini yang sangat penting. Artinya, “Pasal – pasal tersebut pasal terpenting dan cukup mendasar dalam pengabulan do’a, yaitu tobat, mengembalikan benda-benda kepada mereka yang teraniaya, dan “menghadap” Allah SWT”. (Moch. Nuruddin)