Pertarungan Kandidat Ketum PBNU Dinilai Tak Sehat Jelang Muktamar NU, Pengurus NU Diminta Tetap Jaga Persatuan

oleh
Abdul Hamid Rahayaan

JAKARTA|DutaIndonesia.com  – Tokoh muda NU Indonesia Timur Abdul Hamid Rahayaan menghimbau kepada seluruh pengurus NU di tingkatan Wilayah maupun Cabang se Indonesia untuk tidak ikut larut dalam intrik politik pemilihan Ketua Umum PBNU menjelang Muktamar NU di Lampung nanti. 

“Jadi, saya menghimbau kepada seluruh pengurus NU untuk tidak ikut-ikutan arus dan apalagi terprovokasi satu kelompok yang membuat panas suasana jelang Muktamar NU di Lampung nanti,” ujarnya kepada pers di Jakarta, Senin (25/10/2021).

Diketahui, bahwa Munas dan Konbes NU kemarin telah memutuskan Muktamar NU ke 34 akan digelar di Provinsi Lampung pada 23-25 Desember 2021. Atas keputusan itu, saat ini telah muncul beberapa tokoh NU yang akan maju menjadi calon Ketua Umum PBNU.

 Akibat pencalonan itulah suasana jelang Muktamar NU menjadi panas dan riuh.   Dikatakan Abdul Hamid Rahayaan, jika pengurus NU arus bawah ikutan terpengaruh dan terbawa arus, maka akan memperkeruh suasana Muktamar NU.

 “Untuk itulah, pengurus NU harus tetap solid dan tenang menghadapi semua tahapan menjelang Muktamar NU ini,” tegas penesehat pribadi Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ini.

Menurut Abdul Hamid Rahayaan, NU harus diselamatkan dari kepentingan individu. Jika majunya KH Said maupun Gus Yahya membawa madharat  untuk NU  akibat perpecahan yang tajam, maka sebaiknya para ulama NU serta pimpinan wilayah dan cabang seluruh Indonesia harus mencari solusi untuk melahirkan figur alternatif yang dapat mempersatukan seluruhnya. 

Ia melihat dua kubu yang lagi bersaing telah di susupi oleh kepentingan politik yang pada akhirnya NU akan dikendalikan oleh mereka dan sangat tidak menguntungkan NU dan warga NU itu sendiri jelang Muktamar NU. 

 pertarungan antar kandidat yang akan maju pada Muktamar NU sudah tidak sehat. Sudah tidak lagi mempedulikan amanat para pendiri NU untuk menjaga NU. 

“Nah, kalau para kandidat calon ketua umum bertarung sudah tidak sehat, berarti secara otomatis sudah merusak NU, sudah merusak martabat dan amanat para pendiri NU,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Abdul Hamid Rahayaan, dari pantauannya selama ini akan menunjukkan terjadi perpecahan yang cukup tajam antara dua kubu yang lagi bersaing dan hal ini sangat merugikan NU. Untuk itu, solusinya adalah dicarikan figur alternatif yang dapat mempersatukan kembali seluruh keluarga besar Nahdliyin, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh para kiai dan pimpinan wilayah dan pImpinan cabang NU seluruh Indonesia.

Abdul Hamid mengingatkan karena sebagai orang NU dan sebagai orang yang pernah dekat dengan Gus Dur selaku cucu pendiri NU tidak mau melihat terjadinya kehancuran dalam NU akibat ambisi orang per-orang. 

“Untuk itu, saya himbau kepada seluruh warga NU seluruh pimpinan wilayah NU seluru pimpinan cabang NU dan lebih khusus seluru Kiai dan Ulama NU, mari kita jaga dan selamatkan NU dari ambisi yang berlebihan dari para kandidat sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa menghiraukan norma dan akhlak yang merupakan tradisi kita sebagai warga NU,” ujarnya.

“Pernyataan dan sikap ini adalah bentuk kecintaan dan kepedulian saya kepada NU,” pungkas Abdul Hamid Bin KH Abdul Karim Bin KH Abbas (Leb Lor) Keturunan Imam Besar di Kepulauan Kei Provinsi Maluku. (hud)

No More Posts Available.

No more pages to load.