PMI Lumajang Meninggal di Hongkong, Tak Pernah Mengeluh Tiba-tiba Kena Serangan Jantung

oleh

LUMAJANG | DutaIndonesia.com  – Warga Kepuharjo Lumajang Jawa Timur, Sabtu 25 September 2021 malam, berduka. Salah seorang warganya, Sri Wahyuningsih, yang bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di Hongkong pulang kampung dalam keadaan meninggal dunia. 

Suasana haru terlihat saat proses penjemputan jenazah Bandara Juanda hingga pemakaman. Keluarga almarhumah tak kuasa menahan tangis saat jenazah Sri tiba di rumah duka, disalati, hingga dikubur di tempat pemakaman desa setempat tadi malam.

Keluarga mendoakan almarhumah agar husnul qotimah diterima di sisi Allah SWT. Yanti, salah seorang adik almarhumah, mengatakan, sang kakak berangkat sendiri ke Hongkong mengadu nasib sebagai PMI/TKI  untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 

Dia berangkat ke Hongkong sekitar tahun 2013 atau sekitar 8 tahun silam. Hasil jerih payahnya merantau ke negeri orang dia gunakan untuk membiayai kehidupan tiga anaknya. Satu anaknya kini sudah berkeluarga, dua lainnya masih kecil sekolah kelas 6  SD dan kelas 3 SMP.

“Awalnya kakak saya ikut suami tinggal di Malang. Dan karena saudara dan tetangganya di sana banyak yang ke Hongkong, jadi  beliau tertarik berangkat ke sana juga,” kata Yanti kepada DutaIndonesia.com Minggu 26 September 2021.

Namun Allah SWT berkehendak lain. Tahun lalu suami Sri meninggal dunia, sehingga tiga  anaknya diboyong semua oleh Yanti  ke Lumajang.

Tak Pernah Mengeluh Sakit

 Sri sempat mendapat cuti dua minggu untuk pulang. Tapi dia harus balik lagi ke Hongkong karena Sri masih terikat kontrak dengan agen untuk bekerja di Hongkong.

“Dan anak-anaknya juga masih butuh biaya untuk sekolah dan kebutuhan lain,” katanya.

Bekerja sebagai PMI di Hongkong membuat anak-anaknya tercukupi kebutuhannya. Namun Sri tetap bekerja dengan giat sehingga bisa menabung untuk masa depan anaknya.

“Alhamdulillah sejauh ini anak-anaknya tidak kekurangan apapun. Beliau selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dan juga keluarga,” kata Yanti.

Sampai datang kabar duka itu. Sri dikabarkan meninggal dunia diduga terkena serangan jantung.

“Info dari sana, Hongkong, beliau terkena serangan jantung, tapi selama ini beliau tidak pernah mengeluh sakit sama sekali kepada kami,” ujarnya.

Bisa jadi, Sri tidak menghiraukan sakitnya. Dia terus saja bekerja demi anak dan keluarganya. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami mengurus jenazah kakak saya,” katanya.

Seperti diberitakan DutaIndonesia.com sebelumnya kenazah  Sri Wahyuningsih–pekerja migran Indonesia (PMI–dulu dikenal sebagai TKW, Red.) yang meninggal dunia di Hongkong, langsung dimakamkan oleh keluarganya di pemakaman Kepuharjo Lumajang Jawa Timur, Sabtu 25 September 2021 malam. Jenazah Sri yang pemulasarannya dilakukan di Happy Valley Muslim Cemetery Hongkong Jumat pagi kemarin tiba di Bandara Juanda Sidoarjo Sabtu siang.

Pemulangan Lancar

Yanti adik almarhumah yang ikut menjemput jenazah kakaknya di Bandara Juanda mengaku senang sebab tidak ada kendala selama memproses pemulangan jenazah Sri. Mulai pihak KJRI Hongkong, agen, hingga imigrasi, semua lancar.

“Tidak ada kendala apa pun, alhamdulillah lancar semua, agensi dan pihak KJRI selalu memberikan informasi kepada kami. Saat ini masih dalam perjalanan dari Juanda ke Lumajang,” katanya saat dihubungi Sabtu sore.

Dia membenarkan jenazah kakaknya langsung dimakamkan Sabtu malam ini juga. “Iya langsung dimakam begitu tiba di kampung halamannya. Kakak saya meninggal karena sakit,” kata Yanti. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCI MNU) Hongkong – Macau, Hj Fatimah Angelia, kembali mendapat tugas memandikan jenazah pekerja migran Indonesia (PMI—dulu TKI/TKW, Red.), Jumat 24 September 2021.

Fatimah yang asal Surabaya dan kini menetap di Hongkong sedih setiap kali melihat PMI yang meninggal dunia di negeri orang dalam usia yang masih relatif muda. Apalagi PMI itu sama-sama berasal dari Jawa Timur.

Kali ini dia memandikan jenazah Sri Wahyuningsih yang pemulasarannya dilakukan di Happy Valley Muslim Cemetery Hongkong. Suasana sangat haru sebab prosesi pemulasarannya dilakukan dengan disaksikan langsung oleh anggota keluarganya di Tanah Air melalui video call.

Tampak ibu dan adik PMI yang meninggal dunia itu menangis sesenggukan melihat jenazah orang yang menjadi tumpuan keluarga pergi menghadap Sang Khaliq untuk selama-lamanya. 

Fatimah juga tidak tahu bagaimana keluarga almarhumah di Tanah Air mendapatkan nomor teleponnya sehingga meminta ikut menyaksikan proses memandikan jenazah tersebut via video call.

“Saya tidak tanya sebab ikut sedih melihatnya. Tadi ibu dan adiknya yang melihat proses pemulasaran jenazah,” katanya.

Setelah dimandikan dan dimasukkan ke dalam peti mati, jenazah Sri insya Allah diterbangkan dan sampai di Bandara Juanda Sidoarjo pada Sabtu 25 September 2021 besok untuk dimakamkan oleh keluarga di daerah asalnya.

“Mbak Sri ini berusia 48 tahun. Semoga husnul khotimah,” kata Hj Fatimah Angelia kepada DutaIndonesia.com.

 Sebelumnya, dalam sepekan ini, dia memandikan jenazah Istikomah dan Siti Sundari, yang jenazahnya dipulangkan ke tanah air. “Kamis malam, ada PMI dari Ponorogo tapi jenazah laki-laki dimandikan di sini oleh petugas pria,” katanya. (gas)

Baca Berita Terkait: Mengapa Banyak PMI di Hongkong Meninggal Dunia di Usia Muda?

No More Posts Available.

No more pages to load.