Prabowo, Koalisi Besar, dan Perjanjian Batu Tulis

oleh
Prabowo Subianto saat menghadiri open house Ponpes Ora Aji yang diasuh Gus Miftah (Foto: MPI/Erfan Erlin)

JAKARTA| DutaIndonesia.com  – Saat Presiden Jokowi menggalang koalisi besar bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan empat Ketum parpol lain, banyak kalangan khawatir Prabowo akan kembali kecewa sebab terancam dikhianati lagi. Sempat muncul isu Jokowi sengaja menggiring angin politik untuk menduetkan capres PDIP Ganjar Pranowo dengan cawapres Prabowo Subianto. 

Namun skenario ini sementara patah setelah Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa Gerindra sekarang sudah jadi partai yang kuat sehingga dia akan tetap mencalonkan diri sebagai capres. Bukan cawapres dari siapa pun. Banyak orang pun senang dengan sikap tegas Prabowo itu. 

Tapi justru karena Gerindra semakin kuat itu, banyak orang masih khawatir Prabowo tetap jadi target untuk dipedaya lagi agar gagal jadi presiden RI. Hal itu lebih menyakitkan bila yang mengkhianati atau mempedaya tersebut adalah rekan sesama koalisi besar yang dikomandani Jokowi. Salah satu siasatnya diduga Prabowo sebagai capres dicarikan pasangan cawapres yang elektabilitasnya rendah. Siapa bakal cawapresnya itu? Nah, publik bisa membaca dari gelagat politik yang dilakukan oleh ketua umum dan elite parpol akhir-akhir ini.

Perjanjian Batu Tulis

Yang jelas, sejarah Prabowo dikhianati dalam Perjanjian Batu Tulis masih jadi ingatan publik. Karena itu, publik cemas Prabowo akan terantuk dalam lubang jebakan yang sama menjelang Pilpres 2024 mendatang.

Saat ini, ketika Gerindra membuka peluang koalisi dengan PDIP di Pilpres 2024, ingatan publik pasti ditarik mundur ke Pilpres 2009 ketika duet Mega-Prabowo diusung kedua partai.

Kala itu ada sebuah perjanjian penting antara dua ketum partai di Batu Tulis, Bogor.

Perjanjian Batu Tulis berisi tujuh pasal dengan pasal pamungkas soal komitmen Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2014. Namun perjanjian tersebut kemudian tidak jadi nyata, sebab di Pilpres 2014 silam PDIP ternyata mengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Tujuh tahun berlalu setelah perjanjian tersebut diingkari dan bikin geger jelang Pemilu 2014, kini hubungan PDIP-Gerindra kembali hangat. Prabowo Subianto yang dua kali jadi kompetitor Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019 kini duduk sebagai menteri pembantu Jokowi. Prabowo menjabat Menhan.

Gerindra pun kini tak ragu mendorong wacana koalisi dengan PDIP di Pilpres 2024. Lalu apakah perjanjian Batu Tulis bakal terealisasi di 2024? Jawabnya jelas tidak sebab PDIP mengusung kadernya sendiri Ganjar Pranowo. Namun yang jelas, perjanjian Batu Tulis yang legendaris seperti di bawah ini sudah terpampang dalam prasasti digital.

Mengutip detik.com, erikut isi lengkap perjanjian Batu Tulis Megawati-Prabowo:

Kesepakatan bersama PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia 2009-2014. Megawati Soekarnoputri sebagai calon Presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon Wakil Presiden.

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.

2. Prabowo Subianto sebagai Wakil Presiden, jika terpilih mendapatkan penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan dalam produk hukum yang sesuai perundang-undangan yang berlaku.

3. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet berdasarkan pada penugasan butir 2 di atas. Prabowo Subianto menentukan nama-nama menteri yang terkait, menteri-menteri tersebut adalah: Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.

4. Pemerintah yang terbentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan 8 program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat.

5. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan prosentase 50% dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50% dari pihak Prabowo Subianto.

6. Tim sukses pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dibentuk bersama-sama melibatkan kader PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta unsur-unsur masyarakat.

7. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Jakarta 16 Mei 2009

Megawati Soekarnoputri (Tanda tangan di atas materai)

Prabowo Subianto (Tanda tangan di atas materai)

No More Posts Available.

No more pages to load.