MOJOKERTO|DutaIndonesia.com – Kualitas siswa atau santri, tergantung pada kualitas para guru di sekolahan yang bersangkutan.
Dan kualitas guru, tergantung pada kualitas kepala sekolah, yang menyeleksi, memotivasi, membina para guru.
Hal ini dikatakan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MAg, saat memberikan ceramah pada sekitar 70 kepala sekolah dan wakil kepala sekolah madrasah aliyah se-Indonesia, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Madrasah Aliyah (AMA) Indonesia, di Guest House Institute KH Abdul Chalim (IKHAC), Pacet, Mojokerto, Sabtu (1/10/22).
Acara ini merupakan program AMA Indonesia, dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar di madrasah aliyah.
Seminar ini bertemakan, “Inovasi Kurikulum Pada Layanan SKS guna Menjadikan Madrasah yang Mandiri dan Berprestasi”.
Menurut Kiai Asep, yang memangku Ponpes Amanatul Ummah ini, untuk itu diperlukan koordinasi tim guru yang baik dan kompak.
” Rapat guru bisa seminggu sekali – dua kali, ” kata Kiai Asep.
Namun agar para guru bisa hadir semua, perlu diberi insentif (dana transportasi) dan juga jamuan.
Untuk ini, diperlukan anggaran. Anggaran ini bisa didapat dengan sekolah membuka usaha.
Seperti kantin sekolah,.membuka depot atau restaurant di luar sekolah, dan usaha lainnya.
.
Dijelaskan Kiai Asep, guru yang baik itu harus memiliki kompetensi. Yakni tuntas muatan, dan tuntas keteladanan.
Selain itu, perlu adanya sistem yang baik.
Kepala sekolah bisa menekankan, pada guru, antara lain; “Guru jangan berhenti menjelaskan sampai murid mengerti semua. Demikian pula, murid jangan berhenti bertanya, sampai dia faham betul apa yang dijelaskan oleh guru.”
Pada kesempatan tersebut, Kiai Asep juga memberikan resep, agar kurikulum 6 semester harus dihabiskan. Namun dipadatkan, sehingga ada waktu luang pada akhir semester agar siswa bisa diberi try out.
“Dari hasil try out, bisa dilihat, hasil proses belajar mengajar itu berkualitas apa nggak,” katanya.
Seorang guru wanita peserta acara ini menanyakan bagaimana cara mempertahankan semangat belajar murid?
Kiai Asep menjelaskan, agar anak cerdas, setidaknya siswa / santri memahami lima hal.
1. Berkesungguhan dalam belajar.
2. Makan jangan sampai kenyang.
3. Selalu menjaga (punya) wudlu.
4. Tidak boleh maksiat.
5. Membaca Al Qur’an.
Sedang untuk menjaga semangat, siswa harus mengucapkan bersama-sama visi, misi, dan targetnya dalam belajar.
Sementara itu, Dr Achmad Barik MPd, Ketua AMA Indonesia, mengatakan bahwa, kurikulum dari tahun ke tahun selalu berubah. Sehingga para guru perlu up date.
Selain itu, perlu diadakan penyegaran dengan menggali ide dari nara sumber – nara sumber.
Semua itu akan diaplikasikan, untuk kemajuan madrasah aliyah di Indonesia. (Moch Nuruddin, Gatot Sutanto)