Varian Delta Mengganas di AS, tapi New York Menggeliat

oleh
Suasana di salah satu sudut Time Square New York yang semakin menggeliat. Tampak baliho menampilkan karya desainer diaspora Indonesia di Kota New York, Vanny Tousignant. (facebook Vanny Tousignant)

NEW YORK | DutaIndonesia.com – Amerika Serikat (AS) menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19. Kasus positif Covid-19 cenderung meningkat. Karena itu Pemerintah menyiapkan rumah sakit (RS) tambahan di negara-negara bagian yang mengalami lonjakan kasus infeksi virus Corona sebab RS yang ada kewalahan, khususnya di unit gawat darurat dan unit perawatan intensif (ICU).

Namun demikian tidak semua negara bagian mengalami lonjakan kasus Corona. Misalnya di New York. Kota yang disebut sebagai pintu dunia ini semakin menggeliat.

Mengutip Bloomberg, Kamis (29/7/2021), seorang pejabat kesehatan di negara bagian Mississippi mengatakan kepada rumah sakit di sana untuk menunda banyak operasi elektif mulai minggu depan dan membentuk komando pusat untuk membantu mencari tempat tidur ICU. Operasi elektif adalah operasi terencana yang tidak harus segera dilakukan karena tidak memiliki indikasi ancaman pada nyawa atau kecacatan pada pasien.

Jim Craig, wakil senior untuk Departemen Kesehatan Mississippi dalam briefing dengan wartawan, mengatakan, sampai Selasa (27/7) waktu setempat, 28 rumah sakit di Mississippi tidak lagi memiliki tempat tidur ICU yang kosong karena banyaknya pasien COVID-19 yang masuk, sementara rumah sakit tersebut juga sudah menangani keadaan darurat sehari-hari seperti stroke dan kecelakaan mobil.

Rumah sakit di Arkansas, Florida, dan Louisiana juga mulai kewalahan. Para staf sangat kelelahan selama lebih dari setahun akibat pandemi. Rumah sakit di negara bagian Missouri juga banyak yang penuh. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, negara-negara bagian itu, semuanya mencatat angka tertinggi di AS dari kasus COVID-19 per 100.000 orang.

Kecepatan dan intensitas lonjakan kasus di negeri Paman Sam dipicu oleh varian Delta yang sangat menular. Hal ini menunjukkan bahwa harapan baru-baru ini bahwa krisis Corona akan segera berakhir adalah prematur.
“Kami melihat peningkatan besar sekarang dan sekolah-sekolah baru saja dimulai,” kata Thomas Dobbs, petugas kesehatan negara bagian Mississippi.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky sebelumnya juga mengatakan varian Delta juga telah menyebabkan lonjakan kematian di seluruh Amerika Serikat.

“Ini menjadi pandemi bagi mereka yang tidak divaksinasi,” kata Walensky. Dia menambahkan bahwa 97 persen orang yang masuk rumah sakit di Amerika Serikat dengan COVID-19 diketahui tidak divaksinasi.

Walensky pun mendesak warga Amerika yang tidak divaksinasi untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Dia mengatakan vaksin Pfizer dan Moderna telah terbukti sangat efektif melawan varian Delta.

Koordinator respons COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients mengatakan, peningkatan paling mencolok dalam kasus COVID-19 terjadi di Arkansas, Florida, Louisiana, Missouri, dan Nevada. Semua negara bagian tersebut memiliki tingkat vaksinasi di bawah rata-rata.