BMKG Juanda Luruskan Isu ‘Suhu Panas Mendidih’, Masyarakat Jangan Panik

oleh
BMKG

 

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Juanda meluruskan berita yang berkembang melalui media sosial (medsos) yang menyebutkan bahwa puncak musim panas ditandai dengan indeks ultraviolet (UV) sinar matahari yang sangat tinggi hingga “panasnya mendidih”. Isu yang beredar lewat media WhatsApp Group itu menyertakan berita cnbcindonesia.com berjudul “Besok Wilayah RI Panas Mendidih, Ini Pesan BMKG!”.

Saat dikonfirmasi DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (11/10/2023), Prakirawan BMKG Juanda, Swasti Ayudia, menjelaskan, saat ini UV sinar matahari memang tinggi. Hanya saja karena terjadi di siang hari, kejadian itu masih kategori normal.

“Indeksnya memang tinggi, namun ini kejadian normal yang terjadi siang hari. Memang benar disarankan untuk tidak berada di luar ruangan dalam waktu lama. Selalu siap sedia tabir surya dan memakai pakaian tertutup agar terlindungi dari bahaya matahari karena indeks UV di siang hari yang tinggi tersebut,” katanya.

Swasti Ayudia mengatakan, saat ini menurut data pengamatan yang dihimpun BMKG, di Jawa Timur kondisi suhu udara masih terpantau tidak masuk dalam kategori ekstrem. Hanya saja pada bulan Oktober ini terjadi peningkatan suhu udara akibat minimnya tutupan awan sebagai dampak fenomena El Nino.

“Memang istilah ‘mendidih’ dalam berita itu mungkin terlalu berlebihan karena jika mendidih maka suhu akan mencapai 100 derajat celcius. Tanggal 8 Oktober 2023 berdasarkan data dari BMKG Klimatologi Jatim tercatat suhu 37.4 derajat celcius pada pengamatan di AWS Kediri,” katanya.

Karena itu, kata dia, masyarakat tidak perlu panik menyikapi berita puncak musim panas tersebut. Meski demikian, BMKG tetap berharap agar masyarakat waspada karena kondisi cuaca memang terik di siang hari.

“Selalu menggunakan pelindung tubuh, baik topi, kacamata hitam, sarung tangan, baju panjang dan tabir surya. Jangan lupa selalu minum air putih yang cukup. Jangan mudah percaya dengan berita hoax dan selalu update informasi cuaca di medsos dan website BMKG Juanda,” katanya.

Saat ini beredar isu di media sosial soal puncak musim panas dengan menyertakan berita dari cnbcindonesia.com. Dalam berita itu disebutkan belakangan ini cuaca di Indonesia sedang gerah. Ternyata, indeks ultraviolet (UV) sinar matahari memang sedang kencang-kencangnya.

Hal ini diutarakan BMKG melalui laman Instagram resminya. Diprediksi, paparan panas matahari masih akan terasa pada Minggu (9/4/2023). Pada pukul 07.00 WIB, wilayah timur Indonesia, mencakup Papua dan Maluku, akan mengalami paparan sinar ultraviolet yang ‘moderate’ dengan risiko bahaya sedang. Dianjurkan untuk berada di tempat teduh. Jika berada di luar ruangan, hendak memakai topi dan menerapkan tabir surya dengan SPF 30+.

Sinar ultraviolet mulai menggila pada pukup 09.00. Wilayah timur terpantau berstatus ‘extreme’ atau sangat bahaya. Di wilayah tengah hingga barat pun sudah mulai akan intens terkena ultraviolet. Untuk itu, disarankan tak berada di luar ruangan dalam waktu lama. Selalu siap sedia tabir surya dan memakai pakaian tertutup agar terlindungi dari bahaya matahari.

Puncak sinar ultraviolet akan terjadi cukup lama dari pukul 10.00 hingga 13.00. Secara bergantian, wilayah Indonesia bagian tengah, barat, dan timur, akan kebagian paparan sinar ultraviolet dengan status ekstrem.
Menurut pemaparan BMKG, jika berada di luar ruangan tanpa perlindungan, sinar ultraviolet ekstrem akan mengakibatkan kerusakan kulit dan mata. Kulit bisa terbakar dalam hitungan menit. Untuk itu, sebaiknya terus berada di dalam ruangan jika tak mendesak harus ke luar rumah. Sinar UV akan kembali normal pada pukul 16.00 WIB hingga malam hari. (gas)

 

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.