SURABAYA| DutaIndonesia.com – Jumlah nabi ada 124.000 orang. Di antara jumlah tersebut, ada 313 yang juga diangkat sebagai Rasul. Dan dari jumlah Rasul tersebut, hanya 25 Rasul yang wajib kita hafalkan.
“Dari jumlah nabi yang banyak itu, Nabi Muhammad lah yang memiliki pengikut paling banyak.”
Hal ini dijelaskan oleh Prof DR KH Asep Saefuddin Chalim MA, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, saat Ngaji Subuh di Ponpes Siwalan Kerto, Wonocolo, Surabaya, Rabu (4/9/2024.)
“Ada nabi yang tak punya pengikut, ada yang pengikutnya cuma beberapa orang, ada yang puluhan, ratusan, ribuan dan ada yang jutaan hingga miliaran orang. Dan nabi yang juga Rasul, yakni Muhammad, adalah nabi yang pengikutnya paling banyak,” jelas Kiai Asep.
Nanti di akhirat, akan muncul di balik cakrawala, bergerombol-gerombol banyak orang. Apakah itu pengikutku ? Tanya Rasulullah yang dijawab bukan. Lalu muncul dari balik cakarawala yang lain, bergerombol, berjuta-juta bahkan bermiliar-miliar orang. “Itulah pengikutmu,” kata malaikat pada Rasulullah.
Dijelaskan, mereka adalah para sahabat Rasullullah, para tabiin, para ulama dan yang lahir dalam keadaan Islam dan menjadi muslim yang taat.
Ciri Pengikut Rasul
Pada kesempatan tersebut dijelaskan oleh Kiai Asep, ciri pengikut Rasulullah adalah memiliki akhlak yang mulia. Karena tugas utama Rasulullah adalah memperbaiki akhlak manusia.
Di antara akhlak yang terpuji adalah akhlak yang lemah lembut, penuh kasih sayang serta sopan santun pada sesama manusia. Sifat ini sebenarnya sifat fitrah manusia, adalam arti, manusia memiliki dan sangat senang dengan kelemah lembutan.
As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, “Dengan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala yang diberikan kepadamu dan kepada para sahabatmu, engkau dapat bersikap lemah lembut terhadap mereka, merendah di hadapan mereka, menyayangi mereka, serta kebagusan akhlakmu terhadap mereka. Sehingga mereka mau berkumpul di sisimu, mencintaimu, dan melaksanakan segala apa yang kamu perintahkan. Jika kamu memiliki akhlak yang jelek dan keras niscaya mereka akan menjauhimu, karena yang demikian itu akan menyebabkan mereka lari dan menjadikan mereka murka terhadap orang yang memiliki akhlak yang jelek tersebut.” (Moch. Nuruddin)