JAKARTA| DutaIndonesia.com – Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku telah menerima ucapan selamat dari beberapa pemimpin negara terkait hasil quick count di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang menunjukkan dirinya unggul dari dua capres lain: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono, mengatakan hal itu pada Kamis (15/2/2024).
“Sejauh ini sudah ada empat pemimpin dunia yang menyampaikan selamat secara langsung dari PM (Perdana Menteri) Lee dari Singapura, PM Anthony dari Australia, PM Anwar Ibrahim Malaysia, dan PM Petr Fiala dari Ceko,” kata Budisatrio dikutip dari Antara.
Budisatrio menyampaikan, ucapan selamat itu bisa menjadi tanda bahwa dunia internasional telah mengakui keberadaan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemimpin Indonesia. Hal tersebut juga dapat memperkuat hubungan internasional antara Indonesia dengan negara lain di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Meski begitu, ia mengatakan, walaupun Prabowo-Gibran sudah unggul sementara dalam perolehan hasil quick count di berbagai lembaga, Budi akan tetap menunggu hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bukan hanya pemimpin negara lain, sejumlah media asing juga mulai menyoroti pemerintahan Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Seperti dikutip dari kompas.com, media asing itu antara lain:
1. BBC
BBC melalui artikel berjudul Prabowo Subianto: What can Indonesia expect from its new strongman leader?, Kamis (15/2/2024), menggambarkan wajah Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden. Dalam artikel tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai ikut berperan dalam keunggulan suara sementara Prabowo-Gibran diwanti-wanti untuk lebih berhati-hati. Hal ini berkaca pada pemilihan presiden di Filipina yang dimenangi Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. Sama seperti Prabowo, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr juga menggandeng Sara sebagai wakil presidennya pada Pemilu 2022.
Sara adalah putri Rodrigo Duterte, mantan Presiden Filipina. Namun, dua tahun kemudian, keluarga yang dulu bersekutu tersebut akhirnya mengalami perselisihan. Duterte menyadari bahwa sebagai mantan presiden, dia hanya mempunyai pengaruh yang kecil pada pemerintahan. Hal itu dikhawatirkan juga terjadi di Indonesia. Prabowo yang menduduki kursi kepresidenan kemungkinan juga menyadari bahwa dia tidak lagi membutuhkan dukungan pendahulunya.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga perlu menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan Prabowo. Jika Jokowi dikenal bersuara lemah lembut maka Prabowo mempunyai reputasi sebagai orang yang suka meledak-ledak dan memberikan pendapat yang kasar. Dia kerap membanggakan karier panjangnya sebagai perwira di pasukan khusus Indonesia.
2. Reuters
Media yang berkantor pusat di London, Inggris, Reuters, menyoroti perpolitikan Indonesia melalui artikel bertajuk Prabowo Subianto: What to expect from Indonesia’s likely new president, Kamis (15/2/2024). Artikel itu mengupas tentang aliansi antara Prabowo dengan Jokowi pada Pilpres 2024. Pakar politik dari Australian National University (ANU) Liam Gammon mengatakan, aliansi keduanya diprediksi masih akan bertahan selama Prabowo menilai itu sesuai dengan kepentingannya.
“Jika tidak, aliansi itu akan putus dan Jokowi akan segera terpinggirkan,” kata Liam. Setelah dua kali kalah dari Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo semakin condong pada popularitas paham “Widodoisme”. Bahkan, secara kontroversial, dia menyebut putra presiden, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangannya dalam Pemilu 2024 untuk memerintah Indonesia. Meskipun pada masa kampanye Prabowo menjanjikan keberlanjutan kebijakan pemerintah sebelumnya, para analis mengatakan hal itu tidak bisa menjadi jaminan.
“Jangan salah, Presiden Prabowo akan menjadi presidennya sendiri,” kata Doug Ramage dari BowerGroupAsia. Namun, jutaan orang telah memperhitungkan bahwa Jokowi akan terus menggunakan pengaruhnya melalui putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden meski hanya mempunyai sedikit kekuasaan.
3. The Japan Times
Melalui artikel berjudul Prabowo could usher in a new era in Indonesian foreign policy, Kamis (15/2/2024), The Japan Times ikut meraba nasib Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Dalam artikel itu, pakar Asia Tenggara di Institut Perdamaian Amerika Serikat (USIP) Brian Harding menyampaikan, arah kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Prabowo diprediksi akan memberikan keuntungan ekonomi dan peningkatan peran Indonesia di tatanan internasional.
“Prabowo akan melanjutkan fokus Widodo pada diplomasi ekonomi, tetapi juga akan berusaha meningkatkan peran Indonesia di panggung global,” kata dia. Menurut analisisnya, sebagai mantan jenderal, Prabowo akan berupaya untuk melanggengkan pendirian Widodo dengan menjangkau berbagai pihak.
Dia juga diprediksi akan berupaya meningkatkan kekuatan Indonesia secara lebih besar di Asia dan panggung dunia. Di sinilah, Washington (Amerika) diperkirakan akan mencoba bekerja sama secara erat dengan Prabowo, mengingat peran Indonesia yang sangat penting dalam persaingan negara adidaya yang semakin meningkat di Indo-Pasifik. Kendati demikian, kemungkinan besar Prabowo tidak akan menyimpang, setidaknya untuk saat ini, dari kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menyeimbangkan hubungan antara Amerika dan China.
4. The New York Times
The New York Times mengunggah artikel berjudul Which Version of an Ex-General Did Indonesia Just Vote For?, Jumat (16/2/2024). Dalam artikel itu, mereka menyoroti nasib Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan Prabowo. Selama masa kampanye, Prabowo berulang kali berjanji bahwa ia akan melanjutkan jalur dan kebijakan yang dicanangkan oleh Jokowi. Namun, masih belum jelas akan seperti apa Prabowo dalam memimpin Indonesia. Penasihat senior wakil presiden Indonesia pada tahun 2000-an Dewi Fortuna Anwar mengatakan, Prabowo memiliki sikap dan perilaku yang tidak menentu.
“Dengan Prabowo, kami tidak memercayainya, sehingga ia akan diberi lebih sedikit ruang untuk bermanuver,” kata Dewi. Menurut Dewi, Prabowo mungkin akan menunjukkan kredibilitas demokrasinya. Masa depan Indonesia sangat penting di mata dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan mempunyai peran besar dalam geopolitik dan perubahan iklim di dunia. (kcm/wis)