SURABAYA| DutaIndonesia.com – Harga beras di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim) maupun provinsi lain mengalami kenaikan menjelang Imlek 2575/2024. Terutama kenaikan harga terjadi pada beras medium maupun premium.
Saat harga beras naik, pengusaha warung nasi atau restoran pun kebingungan sebab mereka tidak bisa menaikkan harga jual produk makanan dan minumannya. Pedagang berharap harga sembako bisa turun menjelang bulan Ramadhan nanti.
“Semula saya beli beras medium di grosir Rp 328.000 per sak isi 25 kg, sekarang harganya jadi Rp 355.000. Padahal, harga menu makanan di sini tidak naik. Naiknya sudah sekitar dua minggu lalu. Semoga nanti bisa turun saat menjelang Ramadhan,” kata Sri Janah, pemilik resto di Bukit Tlekung Kota Batu kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (7/2/2024).
Pantauan harga beras di Surabaya, harga naik karena stok berkurang. Aini, penjual sembako di daerah Kupang Indah Surabaya mengatakan, beras kemasan 5 kg harganya terus naik. Merek Pinpin kemasan 5 kg dua minggu dulu Rp 72 ribu, tapi sekarang naik menjadi Rp 80 ribu.
“Merek Sania Rp 72 ribu sekarang Rp 75 ribu. Stok berkurang di distributor, katanya buat bansos menjelang pemilu,” katanya kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (7/2/2024).
Harga beras di Kecamatan Madiun juga naik menjadi Rp 14.000/kg sampai Rp 16.000/kg. Hal ini karena harga gabah kering giling juga naik menjadi Rp 9.300/kg dari sebelumnya Rp 8.000-8.500/kg.
“Sedang gabah kering sawah Rp 7.000-7.500/kg. Pasokan beras dan gabah memang menurun sebab sekarang musim tanam sehingga harganya naik,” kata Joko Setiyono, Ketua Poktan Tani Maju Desa Betek Kecamatan Madiun kepada Global News, Rabu (7/2/2024).
Operasi Pasar
Pantauan harga beras di Pamekasan juga mengalami kenaikan. Hasil pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pamekasan atas harga bahan pokok di Pasar Kolpajung Pamekasan per tanggal 5 Feburari 2024, beras medium dengan sampel beras merek Lima Jaya harganya Rp 14.000 per kilogram. Tapi ada juga yang menjual harga Rp 13.500/kg.
Pemantauan dilakukan dengan sampel Pasar Kolpajung dan Pasar Waru. Harga ini relatif hampir sama. Beras premium, misalnya beras merek Ikan Paus harganya Rp 15.000/kg dan merek Empat Jaya harganya Rp 14.000/kg. Sementara harga beras SPHP atau beras produksi Bulog Rp 10.800.
Sementara itu harga beras kualitas premium di supermarket atau pertokoan jauh lebih tinggi lagi. Beras Premium merek Ikan Paus, misalnya, ada toko yang menjual dengan harga mencapai Rp 17.000 perkilogram, tapi ada juga yang harganya Rp 16.000/kg.
Sedangkan harga jagung diketahui Rp 10.000 perkilogram ada juga Rp 12.000/kg. Belakangan harga jagung memang sedang naik, biasanya Rp 10.000. Sekarang harga Rp 10.000 ini untuk menghabiskan stok lama. Naik Rp 12.000 mulai Januari 2024.
Kepala Disperindag Pamekasan, Achmad Basri Yuliyanto, kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (7/2/2024), mengatakan, pihaknya pernah mendapat info dari Kabupaten Magetan yang menghubungi Disperindag Pamekasan menanyakan stok jagung. Hal itu karena di Magetan harga jagung Rp 8.000/kg hingga Rp 9.000/kg namun stoknya tidak ada.
“Kalau di sini harga Rp 10.000 hingga Rp 12.000 namun stok seperti biasa tetap ada sekali pun tidak terlalu melimpah, karena produksi jagung sekarang tidak sebanyak dulu. Jadi harga naik dari Rp 10.000 ke Rp 12.000,” ungkapnya.
Beras dan jagung yang dikonsumi masyarakat Pamekasan ada yang diproduksi lokal Pamekasan sendiri, tapi tidak semuanya. “Kalau segi kualitas, pantauannya untuk jagung varietas apa, ketahanan pangan yang punya datanya. Kami cuma pantauan harga saja,” terangnya.
Secara umum, kata Basri, stok jagung dan beras di Pamekasan tidak ada masalah karena persediaan cukup. Apalagi sekarang sedang ada pasar murah yang digelar Pemprov Jatim yang sudah terjadwal.
“Hari ini pasar murah di Proppo. Selama 2024 masih dua kali lakukan operasi pasar, kalau operasi pasar beras yang dilakukan oleh Disperindag Pamekasan kerjasama dengan Bulog sudah tiga kali, tapi hanya beras saja,” tuturnya.
Tujuan operasi pasar itu, kata Basri, untuk menekan harga, untuk menyediakan beras dengan harga di bawah pasar, karena beras harganya lagi naik. Kalau harga yang dilepas dalam operasi pasar itu adalah Rp 10.800 perkilogram. Itu beras bagus.
“HET beras premium Rp 13.900 tapi di pasar sudah ada yang Rp 15.000 yang premium. Bulog itu jual kemarin Rp 10.800 jadi lebih murah. Kalau jagung tidak ada operasi, karena stok masih ada,” tandasnya.
Operasi pasar kerjasama dengan Bulog, kata Basri, dijadwalkan seminggu sekali, tapi tetap menyesuaikan jadwal Bulog. Kegiatan ini digelar rutin karena memang harga beras masih tinggi dilakukan untuk mengevaluasi. Dengan adanya pasar murah itu diharapkan berpengaruh positif pada harga.
“Kalau operasi pasar itu sering, jadi kita lihat dulu harga barang yang fluktuasi tinggi itu apa, komoditasnya apa, kalau sekarang itu masih beras, kalo cabe bawang itu kan fluktuasinya tergantung iklim cuaca. Jadi kita tidak bisa prediksi, beras itu kan kebutuhan primer, “ ungkapnya.
Meski demikian pemantauan atas harga bahan kebutuhan pokok tetap dilakukan merata. Misalnya, harga kedelai lokal masih belum ada perubahan Rp 13.800 perkilogram, kedelai impor Rp 15.000/kg, cabe keriting sekarang Rp 40.000/kg dan ada yang sangat bagus harganya mencapai Rp.65.000/kg.
Dampak El Nino
Sementara itu berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras premium per Senin (5/2/2024) sebesar 15.500/kg, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 15.020/kg.Sedangkan beras medium naik dari bulan lalu sebesar Rp 13.240/kg menjadi13.620/kg.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian(DKPP) Kota Bandung Jawa Barat mengungkapkan harga beras terus mengalami kenaikan. Penyebabnya, produksi menurun akibat belum panen serta faktor kondisi cuaca dan dampak El Nino.
“Untuk beras memang akhir-akhir ini terus naik karena secara produksi menurun, belum masuk panen, kemudian El Nino dan cuaca memengaruhi sisi produksi,” kata Ketua DKPP Kota Bandung Gin GinGinanjar.
Ia mengaku sempat mendatangi lokasi penggilingan beras dan mendapati stok gabah kosong. Apabila tersedia, ia mengatakan, harga gabah relatif mahal dibandingkan sebelumnya. “Jadi memang produksi rendah dan kecil, padahal permintaan besar, jadi harga naik. Mudah-mudahan dengan kita koordinasi ke pusat menjelang puasa, mudah-mudahan ada penurunan,” kata dia.
Gin Gin mengatakan, harga beras medium berkisar antara Rp 13 ribu hingga Rp 14 per kilogram sedangkan harga beras premium sebesar Rp 16 ribu per kilogram. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp 10.999 dan beras premium Rp 16 ribu per kg, “Iya (kenaikan Rp 3.000). Tadi saja dari harga gabah naiknya hampir dua pertiga,” kata dia.
Ia menuturkan produksi yang menurun disebabkan faktor cuaca dan El Nino. Termasuk rencana impor beras yang terhambat. “Stok Bulog yang pemerintah pusat akan impor, itu juga agak sedikit terlambat di luar perkiraan. Karena negara produsen ada yang membatasi produksi, bahkan ada yang menghentikan dulu impor seperti India dan beberapa negara,” kata dia.
Ia memperkirakan jelang bulan puasa Ramadhan harga sejumlah komoditas akan mengalami kenaikan mencapai 15 persen. Saat ini beberapa komoditas relatif stabil. “Kota Bandung tergantung dari luar (barang pokok) jadi memastikan bahwa distribusi itu lancar. Kemudian kita berkomunikasi dengan pedagang termasuk agen memastikan cadangan pangan cukup. Secara kuantitas tidak kekurangan, hanya harganya yang naik,” kata dia. (mas/her)