Pemerintah Gelar OP Besar-Besaran dan Bazar Jelang Ramadhan, Soekam Direktur Paskomnas: Kuncinya Kontrol di Pasar Induk

oleh
Ir Soekam Parwadi
Ir Soekam Parwadi

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Pemerintah akan menggelar Operasi Pasar (OP) besar-besaran menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriyah /2025 Masehi. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga komoditas pangan yang sering terjadi di momen hari raya.

Namun saat ini, sejumlah daerah seperti Pamekasan, menggelar bazar untuk menyambut Ramadhan. Belum melakukan operasi pasar sembako (9 bahan pangan pokok) mengingat belum terjadi lonjakan harga salah satu komoditas pangan..

Pantauan di sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur sampai Selasa (18/2/2025), harga Beras Premium Rp 14.265/kg, Beras Medium Rp 12.309/kg, Gula Kristal putih Rp 17.161/kg, Minyak goreng curah Rp 18.774/kg.

Minyak goreng kemasan premium Rp 20.040/liter, Minyak goreng kemasan sederhana Rp 17.640/liter, Minyak goreng Minyakita Rp 16.728/liter, Daging sapi paha belakang Rp 119.676/kg, Daging ayam ras Rp 33.027/kg, Daging ayam kampung Rp 68.226/kg, Telur ayam ras Rp 26.592/kg, Telur ayam kampung Rp 45.968/kg. Cabe merah keriting Rp 39.563/kg, Cabe merah besar Rp 41.231/kg, Cabe rawit merah Rp 53.003/kg, Bawang merah Rp 27.433/kg, Bawang putih Rp 38.061/kg.

Sementara pantauan di Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) sampai 17 Februari 2025 harga Bawang Merah Rp 18.000/kg, Bawang Putih Rp 36.000/kg, Beras Medium 1 Rp 14.200/Kg, Beras Medium 2 Rp 13.100/Kg, Beras Premium Rp 15.100/Kg, Cabe Merah Besar Rp 35.000/Kg, Cabe Merah Keriting Rp 34.000/Kg, Cabe Rawit Merah Rp 58.000/Kg, Cabe Rawit Merah Ori Rp 62.000/Kg, Daging Ayam Karkas ukuran 1.0-1.09 kg Rp 35.500, MinyaKita 1 liter Rp 15.200/Kg, dan Telur Ayam Negeri Rp 26.300/Kg.

Ir Soekam Parwadi, Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia, menjelaskan, bahwa itu harga jual pedagang secara grosir. Pembelinya biasanya pengecer yang dijual di pasar-pasar eceran.

“Harga di tingkat konsumen relatif. Untuk barang-barang parisable atau yang mudah rusak, seperti sayur daging telur, dan sejenisnya, harga bisa ban adalah sekitar 20%. Karena risiko rusak dan tidak laku sebagian. Sedangkan barang pangan yang cukup tahan lama seperti beras, di eceran bertambah sekitar 5-10%,” kata Soekam kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (19/2/2025).

Soekam lalu menanggapi rencana Pemerintah yang hendak melakukan operasi pasar besar-besaran menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Menurut dia, pembentuk harga komoditas ada di pasar induk. Karena itu, bila ingin mempengaruhi harga di konsumen, maka harus mengatur pasokan komoditas tersebut di pasar induk.

“Setiap Pasar Induk, termasuk Paskomnas, punya data jumlah kebutuhan konsumen setiap hari. Misal untuk bawang merah, di pasar induk Paskomnas Tangerang, peluang pasarnya sekitar 100 ton perhari, harga jual grosiran akan terbentuk sekitar Rp 20.000 – Rp 25.000 per kg. Harga eceran ke konsumen akan terbentuk sekitar Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kg,” katanya.

Demikian juga untuk komoditi lain. Jadi, naik turunnya harga penyebabnya hanya satu, yakni jumlah pasokan ke pasar induk. Karena pada dasarnya kebutuhan konsumen itu cenderung stabil setiap hari.

“Operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah selama ini, melalui pengecer, dan tidak dilakukan sepanjang waktu. Sehingga tidak mampu mengubah harga yang dibentuk oleh pasar secara reguler atau alami. Di dalam Perpres No. 66 tahun 2021, untuk stabilisasi harga, dengan pernyataan ‘stabilisasi pasokan dan harga pangan’. Nah, pasokan yang dimaksud di sini adalah pasokan ke pasar induk,” katanya.

Paskomnas Indonesia sendiri merupakan grup perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan jaringan Pasar Induk. Sejak awal tahun 2000, Paskomnas terus membangun dan mengelola jalur distribusi nasional yang terintegrasi dalam rangka menghadirkan akses distribusi produk pangan yang lebih baik bagi para konsumen.

“Kami juga memasarkan produk secara daring/online untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Paskomnas punya ‘bahasa rindu’ di Palembang, Tangerang dan Surabaya,” ujarnya.

Bazar Serentak

Seperti diketahui, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, bahwa Pemerintah bakal melakukan operasi pasar demi menstabilkan harga bahan pokok. Pasalnya saat ini ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, misalnya minyak goreng.

“Tadi rapat persiapan harga bapok (bahan pokok) bulan suci, kita harap harga stabil, bila perlu harga lebih rendah dari tahun sebelumnya dan pemerintah akan operasi pasar besar-besaran, khusus minyak goreng, gula pasir,” kata Amran di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (17/2/2025).

Saat ini sejumlah daerah sudah menyambut Ramadhan dan Idul Fitri dengan mengadakan bazar. Misalnya Pamekasan. Hingga kini di Pamekasan belum melakukan operasi pasar. “Kalau bazar merata di seluruh kecamatan. Ada 13 kecamatan di Pamekasan,” kata Kepala Dinas Perindag Pamekasan Ahmad Basri Yuliyanto kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (19/2/2025).

Dia menegaskan bahwa operasai pasar hanya dilakukan jika ada lonjakan kenaikan harga tinggi komoditas tertentu. Sementara bazar dilakukan untuk menjual berbagai macam komoditas.

Merujuk pada ketika ada kenaikan harga komoditas tertentu kami akan melaksanakan operasi pasar. Contoh ada kenaikan harga beras, maka kami melakukan operasi pasar. Operasi pasar itu hanya 1 komoditas saja, yang mengalami fluktuasi harga tinggi. Biasanya dua pekan tidak turun maka ada operasi pasar, katanya.

Sementara bazar atau pasar murah merujuk pada penjualan komoditas dengan harga di bawah pasar. Komoditas tersebut merupakan barang pokok yang dikonsumsi masyarakat tiap hari seperti gula beras tepung minyak dan lainnnya.

Basri mengatakan, Disperindag Pamekasan melakukan bazar murah di Kecamatan Palengaan dengan komoditas, beras premium Bulog merek Slep Super Rp 70 ribu/ 5 kg, Beras medium harga Rp 62.500 dan MinyaKita dengan harga Rp 15 ribu dan gula dengan harga Rp 17.500 /kg.

Basri mengungkapkan kalau dari Kementerian biasanya diperintahkan bukan operasi pasar tapi bazar atau pasar murah karena tidak hanya satu komoditas saja. Kalau operasi pasar komoditas yang dijual hanya 1 dan itu biasanya dilaksanakan di pasar atau di kecamatan.

Harga melonjak itu apa sebabnya? Menjual dangan harga di bawah pasar sehingga nantinya diharapkan dengan adanya operasi pasar harganya menjadi stabil. Karena kebutuhan masyarakat itu tidak hanya 1 komoditas, jadi kita juga menyediakan komoditas lain yang digunakan masyarakat setiap hari di bawah harga pasar, paparnya.

Dia mengaku menjelang Ramadhan akan ada momentum bazar. Persiapan Ramadhan sudah dilakukan dari Januari 2025 lalu dengan mengadakan bazar.

“Februari ini dilaksanakan di kecamatan Palengaan, di Waru, Batumarmar. Nanti sebelum puasa akan dilaksanakan di Tlanakan, dengan komoditas seperti tadi beras gula dan minyak. Pada Maret saat puasa Ramadhan mulai berjalan juga akan ada jadwal bazar yang akan dilaksankan seminggu sekali, dibagi berbagai wilayah Pantura, kawasan tengah dan kawasan selatan Pamekasan. Pelaksanaannya di kecamatan maupun di kelurahan atau desa,” ujarnya.

Khusus bulan Ramadhan nanti, kata Basri, pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas ) memberikan stok ke pemda yang perlu mendapat bantuan. Namun, dilihat dulu perkembangan harganya. Ketika di suatu daerah harga stabil tidak menerima stok, tapi kalau ada di atas HET (harga eceran tertinggi), maka akan diturunkan stoknya.

Pada tanggal 24 mendatang Bapanas dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian akan adakan bazar murah serentak di seluruh Indonesia. Pelaksanaannya selain di kantor DKPP daerah juga akan dilaksanakan di kantor lainnya misalnya di kantor pos, pungkasnya. (gas/mas)

No More Posts Available.

No more pages to load.