Muhammadiyah Usul Sidang Itsbat Ditiadakan, PBNU Mengaku Heran 

oleh
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf
JAKARTA| DutaIndonesia.com – Awal bulan Ramadan diperkirakan  berbeda. Muhammadiyah sudah memastikan puasa Ramadan mulai dilaksanakan Senin 11 Maret 224. Namun Nahdlatul Ulama (NU) meski memperkirakan awal Ramadan jatuh pada Selasa 12 Maret 2024, masih menunggu keputusan sidang Itsbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag). Yang menarik, Muhammadiyah justru usul sidang Itsbat dihapus saja.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) protes atas usulan Muhammadiyah itu. PBNU menegaskan bahwa sidang itsbat masih perlu diadakan sebab sudah menjadi rutinitas yang digelar oleh pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag).
“Pertama, sidang isbat sudah menjadi ketentuan pemerintah. Untuk menghapus itu butuh waktu panjang,” ujar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, dalam konferensi pers nya di Gedung PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/4/2024) dikutip dari detik.com.
Artinya, Gus Yahya menilai, meniadakan sidang itsbat itu tak mungkin terjadi. Kalau sidang itsbat sampai tidak ada, PBNU akan melakukan protes kepada Kemenag.
“Kalau kemenag meniadakan mungkin kami protes juga karena tiba-tiba. Sidang itsbat ini diadakan agar harmoni masyarakat terjaga,” tutur Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku  heran kenapa Muhammadiyah bisa punya usulan ingin menghapus sidang itsbat. Padahal sepengetahuannya, dulu yang mengusul pertama kali diadakannya sidang isbat dalam penentuan bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah adalah dari Muhammadiyah. Namun kini mereka kok justru  menentangnya.
“Setahu saya dulu yang usul Muhammadiyah,” jelas Gus Yahya.
Meskipun begitu, Nahdlatul Ulama (NU) tetap akan mengikuti pemerintah dalam penentuan awal Ramadan. Begitu pun dengan bulan Syawal, dan Zulhijjah.
“Tapi kami tetap berpegangan awal Ramadan menyandarkan diri kepada pemerintah. Karena ada aturan jangan mengumumkan waktu yang berbeda dari pemerintah, jadi kami menunggu hasil pemerintah,” tegas Gus Yahya.
Namun, NU memprediksi 1 Ramadan 1445 H itu jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), KH Sirril Wafa.
“Jadi langkah ikmal/istikmal Syaban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M,” ujar KH Sirril Wafa seperti diberitakan NU Online, Sabtu (24/2/2024).
NU mengacu pada hasil hisab posisi hilal tanggal 29 Syaban. Yaitu dengan kriteria acuannya adalah imkanur rukyat hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Penetapan pastinya menunggu pengamatan hilal sesuai sidang isbat Kemenag pada 10 Maret 2024. (det/wis)

No More Posts Available.

No more pages to load.