Ngaji Bersama Kiai Asep: Kelembutan Menghasilkan Keindahan, Kekerasan Menghasilkan Kerusakan

oleh
Kiai Asep Ajarkan Lagu ’Sholat Malam’ ke Santri Baru Ponpes Amanatul Ummah
Kiai Asep Ajarkan Lagu ’Sholat Malam’ ke Santri Baru Ponpes Amanatul Ummah

 

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Kelembutan adalah sikap yang harus menjadi kepribadian setiap muslim. Karena sikap lembut, kasih sayang, akan menghasilkan keindahan. Sebaliknya, sikap yang keras, kasar dan kejam, akan menghasilkan kerusakan di muka bumi.

Hal ini dituturkan oleh Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim MA (Kiai Asep), pada pengajian Rabu pagi (15/11/2023), di Ponpes Amanatul Ummah, Siwalan Kerto, Wonocolo, Surabaya.

“Lembut itu, karena bisa mengendalikan emosi, bersabar dan tidak grusa-grusu, dan lembut karena pembawaan dan perilaku yang menghiasi kehidupannya,” kata Kiai Asep.

Dijelaskan Kiai Asep, bahwa agar bisa bersikap dan berbuat lemah-lembut, kasih – sayang, harus dilatih sejak muda. Dan yang terpenting memahami kenapa harus bersikap lemah-lembut dan kasih-sayang.

Hikmah dan manfaat orang bersikap lemah-lembut dan kasih-sayang itu akan menghasilkan segala sesuatunya itu lebih baik dan indah. Semua masalah akan terselesaikan dengan lebih baik.

Sebaliknya, bila seseorang lebih bersikap kasar, keras dan bahkan dzolim kepada sesama atau makhluk Allah lainnya, maka Allah akan mencabut keberkahan dan keindahan. Maka hasilnya adalah kerusakan untuk semua urusan.

Pada kesempatan itu, Kiai Asep juga mengingatkan kepada para santriwan – santriwatinya, agar tidak melaksanakan perbuatan, yang apabila diketahui orang lain, menjadi malu.

“Kalau kamu korupsi, dan ketika diketahui masyarakat akan malu, maka jangan lakukan korupsi. Demikian juga bila kamu pacaran melampaui batas, bila diketahui orang kamu malu, ya jangan pacaran. Jadi pikir dulu sebelum berbuat, akan bikin malu apa nggak,” tegas Kiai Asep.

Tiga Kelembutan

Pada sikap kelembutan, terbagi pada tiga sebab. Yaitu Al-hilm, Al-anah dan Ar-rifqu. Ketiganya mengandung makna berlemah lembut dalam kehidupan.

Al-hilm adalah kemampuan menguasai atau mengendalikan diri ketika marah atau emosi. Ketika seseorang dilanda amarah, ia bisa menguasai dirinya, tidak terbakar emosi, tidak melampiaskan kemarahan dengan semena-mena. Sifat Al-hilm menyebabkan seseorang berlaku lemah lembut.

Kedua, Al-anah adalah berhati-hati dalam menghadapi permasalahan dan tidak tergesa-gesa (grusa-grusu). Ketika menghadapi suatu permasalahan, tidak hanya melihat sisi permukaan, namun berusaha mendalami hakikat atau esensinya. Ia tidak dengan tergesa-gesa menghakimi / menuduh, sebelum memahami hakikat yang sesungguhnya. Sifat al-anah menyebabkan seseorang berlaku lemah lembut.

Ketiga adalah Ar-rifqu adalah berinteraksi dengan lemah lembut. Pribadi ar-rifqu selalu lemah lembut, baik dari sisi ucapan, sikap, perbuatan atau tingkah laku. Bahkan jika mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, ia membalas dengan kebaikan dan kelemahlembutan.

Kelembutan adalah pangkal kebaikan, dan faktor penting yang menghiasi pemiliknya. Nabi saw bersabda; “Sesungguhnya kelembutan tidaklah diberikan pada segala urusan melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan ditarik dari tiap urusan kecuali akan menjadikannya buruk“ (HR Muslim no 2594).

Arahan Rasulullah

Kelembutan juga menjadi pertanda bahwa Allah menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga. Nabi saw bersabda, “Wahai Aisyah lemah lembutlah. Sesungguhnya jika Allah menghendaki kebaikan pada sebuah keluarga, Allah akan menunjuki mereka menuju pintu kelembutan“ (HR Ahmad 41/255 no 24734).

Nabi saw mengarahkan umatnya agar selalu berlaku lembut dalam kehidupan keseharian. Beliau mengarahkan agar para pemimpin umat berlaku lembut kepada orang-orang yang dipimpinnya. Beliau tidak menghendaki ada pemimpin yang keras dan kejam.

Nabi saw bersabda, “Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi perkara umatku (jadi pemimpin mereka) kemudian dia menyusahkan mereka maka persulitlah urusannya. Dan barangsiapa yang mengurusi perkara umatku lalu dia berlemah lembut pada mereka maka sayangilah dirinya“ (HR Muslim no 1828).

Bahkan ketika sedang menyembelih hewan pun, Beliau memerintahkan agar dilakukan dengan kelembutan. Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan pada setiap perkara. Maka jika kalian membunuh berlaku lembutlah di dalam (cara) membunuhnya. Dan jika kalian menyembelih maka berlaku lembutlah di dalam menyembelihnya. Yaitu dengan menajamkan pisau kalian dan membuat binatang sembelihannya mereka nyaman“ (HR Muslim no: 1955).

Nabi saw menyatakan, bahwa orang yang terhalangi dari kelembutan sesungguhnya telah terhalangi untuk mendapatkan berbagai kebaikan. Beliau saw bersabda, “Barangsiapa terhalangi dari sifat kelembutan maka dirinya dihalangi untuk memperoleh kebaikan seluruhnya“ (HR. Muslim no 2592). (Moch. Nuruddin)

No More Posts Available.

No more pages to load.