Ngaji Kitab Mukhtarol Hadist Bersama Kiai Asep: Berbaiklah Dengan Tetangga Dan Bantulah Semampunya

oleh

MOJOKERTO| DutaIndonesia.com- Sebuah ungkapan bijak yang sering kita dengar, “tetangga adalah saudara dekat”, tampaknya ada benarnya. Karena bila terjadi sesuatu pada keluarga kita, maka tetangga dululah yang akan menolong.

Begitu pentingnya kehidupan bertetangga, dan agar terjalin kehidupan di masyarakat yang harmonis, rukun, guyub, saling menghargai, saling menolong, maka adab bertetangga diajarkan oleh Islam. 

Bahkan Allah SWT bersabda dalam Al Qur’an, dan malaikat sering mengajarkan para nabi dan rosul, utamanya pada Muhammad Rosulullah, serta Rosulullah pun sering mengingatkan ummatnya.

Hal ini dituturkan oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, Pengasuh dan pendiri Ponpes Amanatul Ummah saat memberikan pengajian kitab Mukhtarul Hadist pada siswa Madrasah Aliyah Istimewa Amanatul Ummah, di halaman sekolah, Kamis (16/3/2023).

“Berbaik hatilah selalu pada tetangga kalian. Hargai dan ringan tanganlah untuk membantunya bila mereka memerlukan,” kata Kiai Asep.

“Semisal, bila anak tetangga ada yang diterima di sebuah perguruan tinggi, datang dan berilah ucapan selamat pada orang tua dan anaknya. Tanyakan, berapa biaya yang dibutuhkan. Bila kalian punya, bayar semua. 

Tapi bila terbatas kemampuan, ya bantu sebagian. Misalnya biayanya Rp 10 juta, ya bantulah Rp 1-5 juta. Betapa senangnya tetanggamu, bebannya menjadi berkurang. Dan betapa mulianya hatimu, maka Allah akan memberikan ganti yang lebih baik,” jelas Kiai Asep.

Namun bila kamu tak mampu, maka do’akan agar dia segera mendapatkan rezeqi. 

Allah SWT bahkan dalam Surah An-Nisa ayat 36 memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu berbuat baik kepada tetangga.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”

Begitu pula dengan Rasulullah dalam sabdanya:

“Malaikat Jibril tidak henti-hentinya berpesan kepadaku mengenai tetangga, sampai sampai aku menyangka tetangga akan dijadikan ahli waris.” (HR Abu Dawud)

Dalam sabda Nabi SAW yang lain juga dikatakan, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia memuliakan tetangganya.” (HR Bukhari & Muslim)

“Jadi bila tetanggamu mengalami kesusahan, ada anggota keluarganya yang meninggal misalnya, maka datanglah ta’ziah dan bantulah semampumu,” ingat Kiai Asep.

Dan janganlah sekali-kali menyakiti tetangga. Baik dalam ucapan mau pun perbuatan. Bila ada sedikit masalah, segera selesaikan dengan baik, usahakan tanpa harus bertengkar. Bila perlu kalau hal tersebut masalah yang sepele, maka mengalah-lah.

Dalam bersikap pun kita harus sopan. Jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang sengaja menyakiti hati mereka.

“Misalnya, kalau kalian nanti kaya, janganlah bangun rumah jangan tinggi-tinggi, nanti tetanggamu tak dapat sinar matahari langsung. Apalagi gedungnya mengepung rumah tetangga, hingga tetangga tertutup tak dapat aliran angin langsung,” jelas Kiai Asep.

Dalam memasak misalnya, jangan biarkan tetanggamu mencium bau masakanmu, tanpa kamu memberinya. Bila perlu, kalau bikin kuah misalnya, tambah air dan bumbunya, agar bisa berbagi dengan tetangga.

Demikian juga beli buah yang beraroma menggoda, seperti durian. Sementara tetanggamu hanya menelan ludah karena tak mampu beli durian. Apalagi kalau niatnya untuk menyakiti atau menyombongi tetangga, itu tidak baik dan berdosa.

Rasulullah juga mengajarkan untuk berbagi dengan tetangga, jika memiliki rezeki yang lebih. Sabda Nabi SAW kepada Abu Dzarr, “Wahai Abu Dzarr, apabila engkau memasak maraqah (sayur) maka perbanyaklah kuahnya dan bagikanlah kepada tetangga-tetanggamu.” (HR Muslim & Ad-Darimi)

Dijelaskan oleh Kiai Asep, sebaliknya, kita juga tidak boleh meremehkan pemberian tetangga. Walau pun kamu menilai itu barang murah, namun hargai atensinya. Ucapkan terimakasih pada tetanggamu dan kata-kata yang menyenangkan secara proporsional.

Dalam sabdanya Rasulullah mengingatkan wanita muslim di zamannya untuk tidak menyepelekan pemberian tetangga walau hanya berupa kaki kambing.

“Wahai para istri kaum Muslimin, jangan sampai seorang tetangga meremehkan (pemberian) tetangganya, meski hanya berupa kaki kambing.” (HR Bukhari & Muslim)

Apabila hendak menjual atau menyewakan bangunan yang menempel dengan rumah tetangga, hendaknya untuk menawarkan dan berkonsultasi kepada tetangga terlebih dahulu. Bila tetangga mampu membeli, maka utamakan agar dia yang membelinya. Itu haknya tetangga untuk ditawari lebih dulu dari yang lain.

Berdasarkan hadits Rasulullah, “Barangsiapa memiliki tetangga yang temboknya menempel dengan rumahnya atau yang satu rumah dengannya (memilikinya secara bersama), janganlah menjual rumah itu sebelum menawarkan kepadanya terlebih dahulu.” (HR Al-Hakim). (Moch. Nuruddin, Gatot Sutanto)

Keterangan Foto:

Kiai Asep setelah membaca kitab, menerangkan dan memberikan contoh-contoh konkret, agar para santri benar-benar paham.

No More Posts Available.

No more pages to load.