Pemudik Lebaran Idul Fitri Diminta Waspadai Varian Baru Covid-19 Arcturus

oleh
Dr dr Gatot Soegiarto SpPD, K-AI, FINASM

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Momen mudik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah/2023 M dibarengi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Apalagi varian baru Arcturus atau XBB.1.16 sudah masuk Indonesia. Selain itu kondisi Covid-19 di negeri jiran Singapura juga mengkhawatirkan lantaran disebut-sebut mengalami gelombang ke-10. Begitu pula kondisi di Malaysia. Para pemudik ke wilayah Jawa Timur banyak yang berasal dari dua negeri jiran tersebut.

Indonesia sendiri mencatat 725 kasus baru COVID-19 pada Senin (17/4/2023). Seiring itu, terdapat kasus sembuh sebanyak 736 dan 6 pasien COVID-19 meninggal dunia. Hingga kini, Indonesia telah mencatat total 6.758.170 kasus COVID-19 positif terkonfirmasi. Sedangkan kasus aktif COVID-19 tercatat ada sebanyak 9.024. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril mengatakan bahwa COVID Arcturus atau subvariant XBB.1.16 bertambah lima sehingga totalnya jadi tujuh kasus. “Arcturus ini menjadi tujuh orang, sekarang tambah lima,” ujar Syahril.

Sikap waspada itu penting mengingat saat mudik banyak orang lengah. Saat ini para pemudik sudah bergerak lebih awal meninggalkan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Seperti pantauan di stasiun KA Senen dan Gambir di Jakarta yang mulai dipadati pemudik. Begitu pula bandara, pelabuhan, maupun terminal di dua kota besar itu. Sementara dari luar negeri juga mulai berdatangan.

General Manager Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar, memprediksi puncak arus mudik melalui Bandara Juanda Surabaya diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran 2023. “Penambahan hari libur Lebaran, kami memprediksi animo masyarakat mudik tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Saat ini mayoritas masyarakat telah menerima vaksin booster sehingga moda transportasi udara banyak diminati sebagai pilihan perjalanan mudik,” katanya.

Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya Dokter Joni Wahyuhadi SpBS (K) menghimbau agar warga yang mudik tetap berhati-hati. Pihaknya terus memantau perkembangan Covid-19 termasuk adanya varian baru Arcturus di Jatim. Imbauan Pemerintah menyangkut Covid-19 terkait perayaan Idul Fitri 1444 Hijriyah juga tetap sama.

“Sampai saat ini kita tetap melakukan survailance. Ini upaya Jatim untuk terus memantau perkembangan Covid-19. Imbauan untuk PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional, Red.) juga tetap. Untuk pemudik jaga kebersihan, terutama cuci tangan, bila bergerombol atau ada yang flu pakailah masker. Bila sakit segera hubungi rumah sakit atau pusat layanan kesehatan,” kata dr Joni kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Selasa (18/4/2023) siang.

Pakar imunologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr dr Gatot Soegiarto SpPD, K-AI, FINASM, juga mengingatkan masyarakat agar tetap berhati-hati. “Tetap seperti semula. Patuhi anjuran untuk 3M. Setidaknya dengan pakai masker dan mencuci tangan serta menghindari kerumunan yang tidak perlu bisa dicegah penularan virus baru secara luas. Perlu diingat bahwa dua kasus yang terdeteksi itu (varian baru yang ditemukan di Jakarta) kemungkinan besar hanya puncak dari gunung es, karena banyak juga yang pulang dari luar negeri menunjukkan gejala flu dan lain-lain yang sebenarnya jika diperiksa ternyata positif juga,” kata Dr Gatot kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Selasa (18/4/2023) siang.

Menurut Dr Gatot, banyak pemudik dari luar negeri yang menunjukkan gejala tetapi tidak memeriksakan diri dengan berbagai alasan. Mereka kemudian menularkan virus kepada orang-orang di sekitarnya dan menimbulkan gejala seperti flu juga.

“Untungnya, varian virus yang baru ini walaupun lebih menular tetapi tingkat keparahan infeksinya tidak sampai menyebabkan keharusan perawatan rumah sakit. Hanya mereka yang punya penyakit komorbid berat yang akhirnya masuk RS dan perlu perawatan ICU dan beberapa akhirnya tidak tertolong,” katanya.

Dia menegaskan bahwa kemungkinan besar varian virus baru ini sudah banyak beredar di masyarakat kita tanpa terdeteksi. Hal itu pula yang ikut berkontribusi terhadap pelonjakan jumlah kasus baru di Indonesia hingga pada tanggal 14 April kemarin tembus di atas angka psikologis 1.000 kasus.

“Sekali lagi, untungnya virus ini tidak menyebabkan infeksi yang parah. Jadi mustinya masyarakat tidak perlu panik, cukup waspada dan mengambil langkah pencegahan yang mudah. Patuhi 3M, dan bagi yang sudah dipanggil untuk vaksin silakan jalani vaksin untuk meningkatkan kembali titer antibody yang biasanya sudah menurun setelah 6 bulan,” ujarnya.

Sementara itu Malaysia juga mencatatkan peningkatan angka penularan Covid-19 yang signifikan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Menurut data Kementerian Kesehatan Malaysia, jumlah penularan Covid-19 meningkat 87,5 persen hanya dalam 14 hari terhitung dari tanggal 8 April lalu.

Dikutip The Straits Times, dalam periode yang sama, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan pasien yang meninggal dunia juga meningkat 30,5 persen serta 25 persen. Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa menegaskan meski angka penularan Covid-19 kembali melonjak, rumah sakit masih beroperasi seperti biasa.

Dia mengatakan pasien Covid-19 di rumah sakit naik 17,6 persen pada awal April jika dibandingkan bulan sebelumnya. Mayoritas pasien merupakan kelompok risiko tinggi seperti lansia atau pasien dengan penyakit bawaan.

“Sebagian besar kasus memiliki gejala ringan dan stabil sehingga situasi Covid-19 tidak memprihatinkan,” ucap Zaliha seperti dikutip kantor berita Bernama.

Covid-19 juga kembali menyebar di Singapura. Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Jumat (14/4/2023) menyampaikan, gelombang ke-10 pandemi Covid-19 ini dipastikan sedang menerjang “Negeri Singa”. Gelombang pertama dalam setengah tahun terakhir ini muncul seiring melonjaknya angka harian kasus Covid-19 dari 1.400 bulan lalu menjadi 4.000 kasus sejak minggu lalu. Menteri Ong seperti dikutip media setempat melanjutkan, 30 persen kasus Covid-19 diidentifikasi sebagai infeksi kedua, lebih tinggi dari 20-25 persen pada gelombang sebelumnya.

Sama seperti gelombang yang melanda sejak awal 2022, kehidupan sehari-hari Singapura tidak berubah banyak, tetap normal seperti biasa. Menteri Ong menuturkan, sejauh ini tidak ada yang perlu dicemaskan dari meningkatnya kembali angka Covid-19 di Singapura. Walau jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit naik dari 80 bulan lalu menjadi saat ini 220, angkanya tidak mengkhawatirkan karena sangat rendah dibandingkan ketika puncak pandemi melanda pada 2021. Bahkan angka ini lebih kecil daripada jumlah pasien yang diopname karena penyakit yang tidak terkait dengan Covid-19.

Angka-angka itu menurut Ong hanya akan menjadi sekadar statistik, karena Singapura telah sukses hidup berdampingan dengan Covid-19 yang endemik sejak Maret 2022. Satu hal yang pasti adalah Covid-19 tidak akan hilang begitu saja dan tetap akan berseliweran di tengah populasi manusia sama seperti virus flu. Ketika tingkat kekebalan terhadap virus menurun dan imunitas vaksin memudar, maka wajar terjadi peningkatan jumlah penderita yang memicu gelombang baru.

Menteri berusia 53 tahun itu juga mengatakan, Singapura tetap fokus memantau kemunculan varian XBB.1.16. atau yang disebut Arcturus. Sejauh ini “Negeri Merlion” tidak mendeteksi varian Arcturus atau varian lain menyebabkan kondisi infeksi Covid-19 yang lebih parah.

Kemenkes Singapura tetap mengategorikan Covid-19 saat ini sebagai penyakit ringan yang tidak berbahaya. Singapura telah mengakhiri tiga tahun status siaga hingga darurat pandemi Covid-19 pada 13 Februari 2023. Protokol kesehatan dan pembatasan sosial terakhir yaitu aturan wajib bermasker di kendaraan umum dicabut pada hari yang sama. (fan/gas/det)

No More Posts Available.

No more pages to load.